Semua FTA generasi baru: Kesempatan dan tantangan

(VOVworld) – Apa yang dimaksud dengan perjanjian-perjanjian perdagangan bebas bilateral (FTA) generasi. Bagaimana agar badan-badan usaha di dalam negeri sungguh-sungguh mendapat keuntungan dari semua FTA ketika melakukan integrasi  dan apakah Vietnam bisa memanfaatkan semua prioritas tarif yang diberikan oleh semua FTA generasi baru? Inilah masalah-masalah yang sedang menjadi perhatian khusus dari pemerintah Vietnam, badan-badan fungsional, badan-badan usaha Vietnam, khususnya korps-korps diplomatik di luar negeri guna meningkatkan daya saing badan usaha Vietnam dalam lingkungan bisnis baru.



Semua FTA generasi baru: Kesempatan dan tantangan - ảnh 1
Ilustrasi
(Foto: laodong.com.vn)


Sampai sekarang, Vietnam telah ikut serta dan menyelesaikan perundingan tentang 12 FTA bilateral dan multilateral. Diantaranya, ada 8 FTA yang sudah menjadi efektif dan sedang dilaksanakan. Semua FTA generasi baru yang sudah mengakhiri perundingan terdiri dari FTA Vietnam-Uni Eropa dan Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP). Dengan perundingan dan penandatanganan seretetan FTA ini, Vietnam sedang memasuki ambang pintu integrasi secara intensif dan ekstensif dan mendapat penilaian yang sangat tinggi dari para mitra. Duta Besar Denmark di Vietnam. Ibu Charlotte Laursen, salah seorang anggota peserta perundingan FTA Vietnam-Uni Eropa mengatakan: “Saya sangat mengesankan  tekat Pemerintah Vietnam dalam mengakhiri perundingan FTA Vietnam-Uni Eropa. Dengan rencana-rencana kerjasama yang potensial, Vietnam akan mendapat banyak kepentingan dari perjanjian-perjanjian ini. Hal ini berarti bahwa Vietnam juga menghadapi tantangan-tantangan baru untuk bisa mendapat kepentingan-kepentingan bersama dari perjanjian-perjanjian perdagangan bebas ini”.

Apa yang berbeda dalam FTA generasi baru? Pertama, dari segi ekspor, semua FTA generasi baru menghapuskan mayoritas tarif terhadap komoditas Vietnam serta negara-negara mitra. Diantaranya ada para mitra sangat besar seperti Amerika Serikat (AS) atau Uni Eropa. Ini merupakan kesempatan luar biasa bagi Vietnam untuk memperkuat daya saing tentang harga. Menurut Duta Besar Vietnam di AS, Pham Quang Vinh, untuk bisa memanfaatkan semaksimal prioritas-prioritas tarif,  pertama-tama Vietnam harus memenuhi secara baik syarat-syarat tentang asal-usul produk, pagar rintangan teknik, sanitasi epidemiologi dari pasar-pasar impor. Duta Besar Pham Quang Vinh mengatakan: “Kalau Vietnam bisa memperkuat daya asing produknya, maka akan bisa menghindari lebih banyak masalah-masalah seperti pemungutan pajak yang tinggi dan persyaratan teknik. Vietnam mempunyai sangat banyak jenis komoditas unggulan seperti alas kaki, teksil dan produk tekstil dan perikanan terbanding dengan negara-negara lain yang juga memiliki jenis komoditas ini. Bahkan ketika TPP belum menjadi efektif, kalau Vietnam mulai mengawali proses persiapan maka sesuai dengan haluan pembaruan dan haluan integrasi, akan menciptakan daya tarik baru dari perekonomian Vietnam bagi para investor asing”.

Jelaslah bahwa, pagar-pagar rintangan teknis dan sistim sanitasi dan karantina tumbuhan yang dilakukan secara ketat bisa menjadi pagar-pagar rintangan bagi komoditas Vietnam untuk memasuki pasar negara-negara mitra FTA. Selain itu, dari sudut pembukaan pasar Vietnam terhadap komoditas dan jasa asal negara-negara mitra FTA, Vietnam tidak akan punya lagi “lapangan tuan rumah”. Tantangan yang dihadapi badan-badan usaha Vietnam justru adalah tekanan persaingan terhadap komoditas harga murah, jasa yang berkualitas tinggi dari negara-negara mitra di pasar domestik. Oleh karena itu, Pemerintah, berbagai kementerian, instansi dan badan-badan usaha Vietnam sedang memahami secara jelas tantangan ini untuk mengatasinya. Ibu Nguyen Anh Thu, Wakil Rektor Institut Ekonomi, Universitas Nasional Hanoi menganggap:  “Sekarang Vietnam sedang melaksanakan secara gigih usaha memperbaiki lingkungan bisnis dan menurut hemat saya, ini merupakan hal perlu dilakukan oleh Vietnam secara lebih gigih, tidak hanya tentang usaha mengurangi waktu pelaksanaan prosedur administrasi untuk badan usaha, melainkan juga perlu berfokus lebih mendalam pada masalah-masalah seperti infrasstruktur dan mekanisme. Kedua, badan-badan usaha sendiri juga harus berinisiatif lebih lanjut lagi. Pemerintah perlu berkoordinasi dengan berbagai asosiasi dan badan-badan usaha agar bisa menjalankan program-program yang lebih efektif supaya badan usaha bisa lebih mengerti dan bisa memanfaatkan kesempatan serta mengatasi tantangan dari proses integrasi”.

Sudah ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Vietnam akan merupakan negara yang mendapat paling banyak keuntungan diantara 12 negara peserta TPP. GDP akan meningkat sebesar 23,5 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2020, ekspor akan meningkat sebesar 68 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2025. Sama juga, berbagai FTA lainnya seperti FTA antara Vietnam dan Uni Eropa juga memberikan kesempatan-kesempatan ekspor besar bagi Vietnam ketika mendekati satu pasar yang lebih besar yang meliputi perekonomian-perekonomian papan atas. Vietnam dengan posisi yang kondusif tentang geoekonomi, geopolitik, sumber daya alam dan tenaga kerja diharapkan akan memberikan kesempatan kerjasama tentang modal, pola, cara pengelolaan baru yang modern dan lebih efektif bagi badan usaha Vietnam.

Setelah 10 tahun menjadi anggota WTO, tonggak menandai permulaan gelombang integrasi pertama dari Vietnam, sekarang ini, serentetan perjanjian perdagangan bebas generasi baru diharapkan akan menciptakan gelombang integrasi kedua yang kuat bagi Vietnam. FTA generasi baru juga bisa menjadi tenaga pendorong bagi satu gelombang reformasi mekanisme dan administrasi baru yang efektif dan berorientasi bagi Vietnam. Vietnam sudah dan sedang melakukan persiapan secara baik untuk menguasai kesempatan-kesempatan yang diberikan semua FTA ini. 

Komentar

Yang lain