TPP menciptakan landasan peluncur pertumbuhan kepada badan-badan usaha Vietnam

(VOVworld)- Perundingan mengenai Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP) yang dimana Vietnam merupakan satu anggota telah resmi selesai pada 5 Oktober 2015. Memanfaatkan kesempatan secara baik yang diberikan TPP, memprakirakan dan membatasi semua resiko yang mengeringnya akan menjadi titik balik bagi perekonomian Vietnam dalam  memasuki periode reformasi perkembangan dan menciptakan ancang-ancang bagi badan- badan usaha Vietnam untuk bisa mengejar laju pertumbuhan global.


TPP menciptakan landasan peluncur pertumbuhan kepada badan-badan usaha Vietnam - ảnh 1
Tekstil dan produk tekstil  Vietnam dianggap sebagai
yang paling banyak mendapat keuntungan dari TPP.
(Foto ilustrasi : baomoi.com)


Vietnam  dinilai sebagai salah satu diantara negara-negara anggota yang paling banyak mendapat kepentingan dari TPP. Menurut perhitungan, TPP akan membantu GDP Vietnam meningkat 23,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020 dan 33,5 miliar dolar AS pada tahun 2025. Hal yang patut diperhatikan yalah pasar-pasar besar, misalnya AS, Jepang dan Kanada  yang mengurangi tarif menjadi 0 persen akan menciptakan pemacu  besar terhadap aktivitas ekspor Vietnam. Pakar ekonomi Nguyen Tri Hieu memberitahukan: “TPP membuka kesempatan yang amat besar bagi Vietnam yaitu kesempatan berintegrasi pada perekonomian global, maka perekonomian Vietnam akan mengalami sangat banyak perubahan. Disamping dengan integrasi itu yalah perubahan hampir seluruh perekonomian Vietnam. Hal yang patut diperhatikan yalah semua komoditas Vietnam yang sedang mempunyai keunggulan dan nilai ekspor besar, misalnya tekstil dan produk tekstil, hasil pertanian, hasil perikanan akan mendapat  banyak keuntungan “

Negara-negara peserta TPP merupakan mitra ekspor penting bagi Vietnam, khususnya AS dan Jepang yang menduduki 40 persen nilai barang dagangan Vietnam  yang diekspor ke 11 negara dalam TPP. Dalam perundingan TPP, tekstil dan produk tekstil  Vietnam dianggap sebagai yang paling banyak mendapat keuntungan dari TPP. Akan tetapi untuk bisa memenuhi semua tuntutan TPP, semua badan usaha tekstil dan produk tekstil  harus berupaya keras, khususnya memenuhi  prinsip asal-usul dari perjajian, prinsip “dari benang sampai seterusnya - yanr forward”. Ngo Duc Hoa, Ketua Dewan Manajemen Perusahaan Persero Garment Thang Loi memberitahukan: “Sekarang ini, yang paling sulit  bagi badan-basan udaha yalah asal-usul  dari produk tekstil Vietnam, karena Vietnam belum bisa memenuhinya. Sedangkan, badan usaha  impor bahan mentah dari AS dan Jepang biaya produknya sangat tinggi”.

Selama ini, badan-badan usaha Vietnam pada umumnya dan badan usaha tekstil dan produk tekstil pada khususnya telah selangkah demi selangkah melakukan persiapan untuk melakukan integrasi.

Grup tekstil dan produk tekstil Vietnam telah  berinisiatif melakukan koordinasi dengan berbagai kementerian, instansi dan daerah untuk melakukan konektivitas dengan badan-badan usaha untuk membentuk zona bahan mentah, memperkuat desain model sendiri, memproduksi komoditas dan langsung menjual –nya kepada para konsumen. Vietnam sedang memiliki keunggulan tentang tekstil dan produk tekstil  dan  mempunyai lebih banyak keunggulan terbanding dengan negara-negara Asia tentang kejuruan dan pengalaman, oleh karena itu, melakukan integrasi pada TPP akan memberikan banyak kepentingan kepada cabang ini.

Vietnam sekarang ini juga merupakan salah satu diantara 15 negara yang melakukan ekspor  paling banyak hasil pertanian ke pasar AS dengan bermacam-macam produk, misalnya kopi, lada, beras dan teh. Jepang, salah satu diantara negara-negara yang sedang ikut melakukan perundingan TPP juga merupakan pasar yang besarnya no 3 bagi Vietnam yang mengimpor hasil pertanian, misalanya kopi, hortikultura dan lain-lain…Akan tetapi, disamping bermacam-macam komoditas unggulan, badan-badan usaha ladang tebu dan gula serta cabang farmasi  Vietnam juga menghadapi  dengan efek yang sebaliknya dari TPP. Ketika berpartisipasi pada TPP, Vietnam terpaksa  membuka pintu bagi bidang produksi tebu dan gula, menghapuskan semua kuota impor, oleh karena itu bidang ini diprakirakan akan menjumpai banyak kesulitan, karena ongkos produksi masih tinggi, harus bersaing dengan negara-negara peserta TPP dan lain- lain…

Tahu memanfaatkan kesempatan, membatasi resiko-resiko ketika Vietnam berpartisipasi pada TPP akan membantu badan-badan usaha Vietnam bisa menggeliat diri untuk berkembang dan mengejar dengan kecenderungan berintegerasi pada ekonomi internasional.

Komentar

Yang lain