Budaya sirih-pinang dalam kehidupan warga daerah Nam Bo

(VOVworld) – Walaupun adat makan sirih-pinang dan budaya siri dan pinang berasal dari zaman Raja Hung ketika mendirikan negara dan tersebar di semua provinsi dan kota, tapi setiap daerah mempunyai ciri khusus sendiri. Bagi warga daerah Nam Bo (Vietnam Selatan), adat makan sirih dan pinang pada pokoknya mempunyai persamaan-persamaan dengan daerah-daerah lain, tetapi juga mempunyai kekhususan dan menjadi ciri budaya yang mengaitkan perasaan manusia. 


Budaya sirih-pinang dalam kehidupan warga daerah Nam Bo - ảnh 1
Kalangan pemuda kota Can Tho mencari tahu
tentang adat makan sirih-pinang
(Foto: radiovietnam.vn)

Menurut hasil-hasil penelitian, di daerah Nam Bo pada awal abad ke-20, adat makan sirih-pinang menjadi poluler baik kalangan laki-laki maupun wanita. Cara makan sirih dan menyilakan tamu makan sirih telah menjadi ciri budaya yang indah dalam kehidupan warga.

Menurut peneliti kebudayaan Truong Ngoc Tuong dari provinsi Tien Giang (Vietnam Selatan), sirih-pinang telah memasuki kehidupan kultural warga daerah Nam Bo, bersamaan itu tercipta pula banyak prinsip perilaku dan mempunyai banyak arti. Semua benda untuk kebutuhan makan sirih-pinang juga menciptakan satu seni penciptaan dengan karya-karya artistik yang membawa langgam budaya setiap zaman. Hanya tepak kapur  juga ada bermacam-macam jenis, ada yang digunakan di istana yang dibuat dari mutiara, dari perunggu, dari gading gajah, porselen, ada juga yang diproduksi oleh Tiongkok dan Perancis. Ada yang diukir dengan gambar, motif dan simbol yang sangat halus dan ada yang sederhana tapi beranekaragam dan asing tentang model. Tepak sirih-pinang juga ada yang sederhana yang digunakan setiap hari dan ada yang lebih teliti dan santun.

Mengalami perjalanan waktu, kehidupan kontemporer dengan ritme hidup yang tergesa-gesa telah membuat adat makan sirih-pinang menjadi aus, tapi budaya makan sirih tetap ada di kalangan rakyat Vietnam dalam banyak aktivitas spiritualitas masyarakat. Yaitu tepak sirih- pinang sajian yang tidak bisa kurang dalam upacara pernikahan maupun perasaan yang baik dari anak-cucu dalam memuja leluhur, kakek dan nenek. Sekarang ini, di banyak daerah masih ada banyak orang yang mencari nafkah dengan kejuruan menggulung daun sirih untuk kebutuhan ritual spiritualitas. Ibu Ly Thi Thanh, warga kota Can Tho, 84 tahun adalah salah seorang yang melakukan pekerjaan ini. Walaupun pendapatannya tidak seberapa, tapi dia selalu merasa berbahagia.

Banyak dokumen penelitian dari museum-museum budaya menegaskan bahwa adat makan sirih-pinang sudah ada sejak lama dan ada hingga dewasa ini di banyak masyarakat kawasan Asia seperti Thailand, Kamboja, Tiongkok dan India. Di Vietnam, adat makan sirih-pinang dianggap sudah ada pada zaman Raja Hung dan menjadi bagian dari budaya yang khas dan  telah masuk ke dalam sastra rakyat. Sirih-pinang berkaitan dengan konsep dan hasrat kemanusiaan tentang kesetiaan, tentang perasaan keluarga dan menjadi kebiasaan yang bersifat komunitas. Sirih menjadi awal dari perbincangan. Di daerah Nam Bo, adat makan sirih-pinang dengan mengalami banyak periode sejarah telah memberikan perbedaan-perbedaan yang membawa banyak arti kemanusiaan kedalam  budaya sirih dan pinang seluruh Vietnam. Kongkritnya ialah tepak kapur dari warga etnis minoritas Khmer membawa bentuk menara seperti dari India. Penggunaan bahan bambu, kayu, tanah bakar, ukuran tepak kapur atau cara menggulung daun sirih juga berbeda-beda. Ibu Nguyen Thi Tham, Kepala Museum Wanita daerah Nam Bo memberitahukan bahwa sekarang ini, museumnya telah mempunyai perangkat koleksi dan penelitian dengan nama “Adat makan sirih-pinang dari orang Vietnam” dan diperkenalkan di provisi-provinsi daerah dataran rendah sungai Mekong, dimulai dari kota Can Tho untuk memberikan cara memandang yang jelas kepada semua orang mengenai budaya sirih-pinang dari daerah-daerah di Vietnam. “Menurut hasil penelitian, kami ketahui bahwa adat makan sirih-pinang berasal dari daerah Nam Bo Barat. Kami mengharapkan bahwa perangkat koleksi ini akan diperkenalkan oleh Museum Wanita Vietnam di semua provinsi dan kota. Dengan tugasnya, maka pada waktu mendatang, Museum kota Can Tho akan berkoordinasi dengan semua museum lain, kami akan melakukan penelitian secara lebih mendalam tentang adat makan sirih-pinang dari abad ke abad”.

Menurut waktu, walaupun adat makan sirih-pinang bisa hilang, tapi budaya sirih dan pinang tetap eksis, terkait dan menjadi satu ciri indah dalam kehidupan spiritualitas komunitas warga daerah Nam Bo. Diantaranya ada sangat banyak karya artistik yang bersangkutan untuk diperkenalkan kepada generasi muda Vietnam dewasa ini.  


Komentar

Yang lain