Buku lama turut mengembangkan budaya membaca

(VOVworld) – Kongres buku lama yang diadakan di kota Hanoi adalah ruang untuk mengkonektivitaskan semua pembaca yang menggemari buku lama dan para kolektor buku lama di seluruh negeri. Untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 2014, pada tahun ini, Kongres buku lama ke-3 baru saja berlangsung selama 2 hari dengan menyerap partisipasi dari banyak pembaca dan kalangan bisnis buku. 


Buku lama turut mengembangkan budaya membaca - ảnh 1
Banyak pembacara telah datang ke pameran
(Foto: vov.vn)

Pasar percetakan dan penerbitan buku semakin marak, memenuhi sebagian kebutuhan dan selera para pembaca. Bersama dengan pasar buku baru, maka buku lama juga punya daya tarik sendiri dan selalu berhasil mempertahankan satu jumlah pembaca yang stabil. Menurut saudara Le Van Hop, pemilik  toko buku yang bernama “Buku lama Ha Thanh”, pengunjung di kongres tersebut terdiri dari semua generasi dan unsur, dari mahasiswa sampai para peneliti, kalangan penggemar buku, tapi secara umum mereka adalah orang yang menggemari buku dan mengerti tentang buku. “Terbanding dengan buku baru, kongres-kongres buku lama lebih banyak pengunjungnya, ada lebih banyak gerai buku dan semua gerai penuh pengunjung.  Kalangan muda yang membeli buku juga banyak. Ada dari 70%  sampai 80% jumlah pemuda yang datang ke sini dengan maksud mencari buku baik baru maupun lama. Saya melihat bahwa daya beli baik. Saya juga melihat bahwa kalangan muda memperhatikan arus buku lama yang diterjemahkan oleh generasi pendahulu”.

Dilihat dari luar, banyak buku lama tidak menyenangkan di mata, bahkan sangat jelek. Secara pada pokoknya buku lama adalah arus buku yang dicetak dan diterbitan dari tahun-tahun 40-an sampai 90-an abad yang lalu. Kertasnya yang tidak putih dan sulit dibaca. Banyak buku menjadi kusut dan hilang kulitnya. Akan tetapi, tidak  begitu buku lama berkurang daya tariknya terhadap para pembaca ketika mengunjungi Kongres buku lama.

Buku-buku yang dicetak pada waktu itu, diterbitkan secara teliti, diterjemahkan secara baik dan cermat, teknik cetak dan redaksinya teliti sampai setiap rincian. Oleh karena itu, ketika membaca buku bisa mengerti nilai isi yang disajikan oleh buku dan juga melihat ketelitian dalam percetakan dan penerbitan dari satu periode subsidi negara yaitu cermat dan teliti. Hal ini membuat para pembaca lebih  percaya ketika ada banyak buku baru yang dicetak belakangan ini mengalami banyak kesalahan pada morasse, huruf dan redaksi semaunya sendiri dari para redaktor maupun balai penerbitan. Saudara Nguyen Dat Tung, mahasiswa Perguruan Tinggi Seni Rupa Vietnam, seorang penggemar buku lama memberitahukan: “Saya belajar tentang seni rupa, maka saya selalu mencari buku-buku dari para pelukis atau buku-buku sastra dari Rusia dan Perancis. Jenis buku ini sulit didapat. Hal yang saya sukai tapi buku-buku ini sudah tidak diterbitkan lagi, kedua ialah sudah tidak ada di jaringan internet lagi. Semua buku ini dicetak oleh balai-balai penerbitan yang berprestise, maka ia lebih memenuhi standar. Buku di jaringan internet berasal dari banyak sumber, maka tidak standar lagi. Lebih-lebih lagi, saya tidak suka membaca buku di jaringan internet, tapi membaca sambil memegang buku terasa tenang”.

Masalah jual-beli buku lama sudah ada dan sudah ada  sejak lama di kota Hanoi, tapi dulu hanyalah aktivitas bisnis biasa saja. Dengan Kongres buku lama, masalah jual-beli buku menjadi satu arena, satu cara aktivitas budaya buku untuk semua pembaca yang menggemari, satu kebiasaan dan tahu mempertahankan buku, tahu mengkristalisasi inti sari dari buku. Juga dari sini, arena buku-buku lama ini telah menjadi satu tenaga pendorong kepada banyak pemuda untuk  lebih banyak lagi datang kepada buku. Menurut saudari Phan Van Anh yang sedang bekerja di satu Institut penelitian arsitektur di kota Hanoi, arus buku lama yang dia cari ialah buku  penelitian arsitektur dan sejarah. Dia mengatakan: “Selain buku tentang arsitektur dan sejarah saya juga mencari buku tentang kebudayaan dan sosial. Toko-toko buku sangat beranekaragam. Setiap toko buku mempunyai keunggulan sendiri tentang jenis-jenis bukunya. Para penggemar buku senantiasa memilih buku-buku klasik yang bernilai. Orang-orang yang mencari buku lama tidak pasti mencari segi isinya, tapi nilai yang bersangkutan dengan memori”.

Buku adalah instrumen untuk mempersenjatai pengetahuan dan mencerminkan kesedaran tentang kehidupan sehari-hari. Buku-buku lama membawa satu selar dari satu masa yang sudah lewat jauh, mungkin dianggap sebagai peta-peta bagi kita untuk memasuki kehidupan dengan bekal-bekal pengetahuan yang akurat, berprestise dan sesuai dengan standar. Kongres buku lama telah dan sedang turut merangsang budaya membaca dan merupakan sumber suplai yang bernilai kepada orang-orang yang menggemari buku dan suka mengoleksi buku.  


Komentar

Yang lain