Hari Raya Tet-tahun ayam berbicara tentang ayam

(VOVworld) – Dalam kebudayaan rakyat Vietnam, ayam berkaitan dengan banyak legenda sejarah. Dari  unggas yang dekat dengan kaum tani, ayam berkaitan dengan adat ayam memanggil matahari dan menjadi benda sajian yang tidak bisa kurang dalam adat istiadat dan keyakinan orang Vietnam ketika Hari Rayat Tahun Baru Tradisional Imlek (Hari Raya Tet) dan musim semi tiba. Menurut konsep orang Vietnam, Tahun Ayam 2017 dianggap sebagai tahun yang menjanjikan banyak hal yang baru dan bersemarak pada tahun baru. 


Hari Raya Tet-tahun ayam berbicara tentang ayam - ảnh 1
Lukisan rakyat Dong Ho
(Foto: vietnamplus.vn)

Dalam hasil penelitian arkeologi, ayam adalah satu bekas dari peradaban dan budaya pertanian di Vietnam. Di pusaka nekara perunggu Dong Son, burung dan ayam adalah binatang yang banyak dimanifestasikan. Dalam adat Memuja Ibunda dan dewa, maka simbol ayam selalu muncul di balai desa, kuil dan pagoda. Pada ratusan tahun ini, ayam juga muncul secara hidup-hidup dalam lukisan rakyat desa Dong Ho atau dalam alat permainan rakyat seperti peluit  berbentuk ayam yang dibuat dari tanah liat dari etnis minoritas Nung.

Sejak dahulu kala, orang Vietnam senantiasa menggunakan ayam jantan sebagai sajian pemujaan pada malam alih tahun dengan keinginan untuk “memanggil matahari”. Para pendahulu menyatakan bahwa saat alih tahun adalah saat bumi menjadi paling gelap, adalah saat matahari tersembunyi paling dalam. Ayam jantan yang dipilih sebagai sajian pemujaan yang suci pada malam alih tahun, karena menurut pola pikir orang Vietnam, ayam jantan adalah jembatan penghubung antara dunia manusia dengan dunia dewa. Ayam jantan adalah simbol budaya yang berkaitan dengan keyakinan memuja dewa matahari dari kaum tani, kemudian berangsur-angsur menjadi adat istiadat orang Vietnam ketika Hari Raya Tet dan musim semi tiba. Dewasa ini, adat istiadat ini tetap ada seutuhnya. Rakyat selalu memilih ayam jantan yang besar, sehat dan paling indah sebagai sajian. Menurut tradisi lama, banyak keluarga memilih jenis ayam Dong Tao, satu jenis ayam yang bernilai dalam sejarah. Yaitu jenis ayam yang punya kaki besar, sehat dan gagah berani untuk digunakan sebagai benda pujaan pada malam alih tahun. Kakek Nguyen Xuan Viet, warga desa Dong Tao, kabupaten Khoai Chau, provinsi Hung Yen memberitahukan: “Seperti yang ditinggalkan oleh para pendahulu, ayam Dong Tao mengandung semangat spiritualitas, ia bisa berkokok memanggil matahari untuk memberikan sinaran kepada umat manusia di bola bumi. Dari situ, orang menggunakannya untuk pemujaan pada malam alih tahun, karena pada tanggal 30 malam ketika  langita gelap orang menggunakan ayam untuk memuja sypaya sinaran matahari kembali. Ayam Dong Tao adalah jenis ayam bernilai yang dulu hanya untuk dipersembahkan kepada raja, maka kalau ada jenis ayam ini untuk memuja nenek moyang semakin bernilai”.

Dalam legenda dewa Son Tinh (dewa Gunung) dan dewa Thuy Tinh (dewa Air) yang ada sejak masa mendirikan Tanah Air, ayam  bertaji sembilan disebut sebagai salah satu di antara uang sembah dari  Raja Hung untuk menikahkan anak perempuannya yaitu My Nuong yang terdiri dari  gajah bergading sembilan, ayam bertaji sembilan dan kuda berbulu  sembilan. Ayam yang bertaji sembilan tampaknya hanya ada dalam sejarah lisan rakyat, tapi sebenarnya mengherankan, pada beberapa tahun belakangan ini ada banyak orang yang telah berhasil membeli ayam yang bertaji sembilan untuk pemujaan pada malam alih tahun. Dari satu jenis ayam alami yang ditemukan dalam hutan Xuan Son, provinsi Phu Tho, kampung halaman dari  legenda Son Tinh-Thuy Tinh, satu badan usaha telah berhasil membastarkan jenis  ayam yang bernilai ini. Pada tahun ini, ayam bertaji sembilan adalah produk yang paling khas pada Tahun Ayam 2017 ini. Bapak Nguyen Nhu So, pemilik basis produksi bibit ayam bertaji sembilan memberitahukan: “Kalau berhasil memelihara ayam yang khas seperti ini untuk hari pemujaan, Hari Raya Tet, terutama bagi para lelaki yang ingin melamar istri, maka upacara unjuk muka di depan orang tua bakal istri dengan ayam bertaji sembilan  adalah sangat bernilai”.

Ayam juga berkaitan dengan kehidupan  kultural dan spirituil dari banyak etnis dalam komunitas berbagai etnis di Vietnam. Warga etnis minoritas Tay dan Nung mempunyai pemikiran bahwa pada malam alih tahun, kalau ayam milik keluarga pertama berkokok, maka keluarganya akan mendapat kemujuran dan kebahagiaan pada tahun baru. Bagi para lelaki, ketika melamar istri,  yang paling penting ialah harus ada dua ekor ayam. Bagi warga etnis minoritas Mong, ayam jantan adalah ternak penghubung dengan dunia dewa, sedangkan bagi warga etnis minoritas Co Tu, ayam merupakan manifestasi penghidupan, berkaitan dengan cahaya, matahari dan lain-lain. Oleh karena itu, ayam kebiri adalah sajian yang tidak bisa kurang dalam semua protokol seperti upacara pembentukan dukuh, upacara masuk ke rumah baru, upacara menyambut padi baru, upacara menyambut nasi baru dan lain-lain.

Bagi banyak keluarga orang Vietnam, berhasil membeli seekor ayam yang mereka gemari untuk dipuja pada malam alih tahun atau membelai berbagai lukisan, kartu pos, bingkisan Hari Raya Tet yang berbentuk ayam adalah adat indah ketika Hari Raya Tet dan musim semi tiba. Semua citra dan bingkisan ini memanifestasikan harapan menyerap rezeki dan mempertahankan posisi yang mantap dalam pekerjaan dan kehidupan yang penuh kemujuran pada Tahun Ayam 2017. 


Komentar

Yang lain