Kembali ke pagoda Doi untuk mendengarkan konser instrumen musik tradisional etnis minoritas Khmer

(VOVworld) – Warga etnis minoritas Khmer mempunyai kehidupan seni-budaya sangat beranekaragam dan variatif  yang dimanifestasikan secara jelas melalui pesta-pesta, misalnya pesta Dolta, pesta Ok-om-boc, lomba sampan Ngo dan lain-lain. Untuk bisa ada pesta-pesta yang bergelora dan kental dengan identitas kebudayaan itu tidak bisa kurang ansambel musik Ngu Am (artinya lima nada) dengan instrumen-instrumen musik tradisional dari warga etnis minoritas Khmer. Pagoda Doi, satu pagoda kuno di provinsi Soc Trang tidak hanya merupakan situs wisata yang terkenal, tapi juga adalah tempat pertunjukan musik tradisional dari warga etnis minoritas Khmer. 

Kembali ke pagoda Doi untuk mendengarkan konser instrumen musik tradisional etnis minoritas Khmer - ảnh 1
Ansambel musik tradisional etnis minoritas Khmer di pagoda Doi
Foto: tuyengiao.soctrang.gov.vn

Suara-suara dalam konser instrumen-instrumen musik tradisional etnis minoritas Khmer di pagoda Doi selalu menyerap perhatian wisatawan yang berwisata di sini. Pagoda Doi adalah satu situs peninggalan sejarah budaya nasional yang berusia lebih dari 400 tahun. Akan tetapi, ketika datang ke sini, semua orang juga menyediakan waktu untuk mendengarkan dan menikmati suara dari instrumen-instrumen musik  yang khas dari warga etnis minoritas Khmer. Banyak wisatawan juga merasa senang tentang instrumen-instrumen musik asing yang khas dilihat seperti Tro So, Khum atau Chapay-don-veng dan lain-lain. Bapak Phua Suong, kepala ansambel musik ini memberitahukan bahwa ansambel musiknya dibentuk pada tahun 2009. Ansambel musik ini beranggotakan 9 orang dan semuanya adalah orang lansia, setiap orang datang dari satu dukuh sendiri, tapi mempunyai kegandrungan bersama terhadap musik. Sejak waktu itu hingga sekarang, saban hari, para anggota ansambel musik berkumpul di pekarangan pagoda Doi untuk melakukan pertunjukkan bagi wisatawan. Dia memberitahukan: “Di provinsi Soc Trang juga ada beberapa daerah yang membentuk ansambel musik tradisional ini, tapi tidak berkesinambungan. Mereka hanya melakukan pertunjukan pada sesuatu kesempatan pesta atau ketika diundang, setiap tahun hanya melakukan 1 atau 2 pertunjukan saja. Sedangkan, kami melakukan pertunjukan pada setiap hari  dari pukul 7.30 sampai pukul 16.00 sampai tidak ada wisatawan lagi”.


Kembali ke pagoda Doi untuk mendengarkan konser instrumen musik tradisional etnis minoritas Khmer - ảnh 2
Pertunjukan instrumen musik tradisional
etnis minoritas Khmer di pagoda Doi
Foto: kvn.vn

Bapak Tra Vinh, 87 tahun, anggota paling tua dalam ansambel musik berasal dari kecamatan Tham Don, kabupaten My Xuyen pernah adalah anggota satu ansambel kesenian massa rakyat. Ketika sudah lanjut usia, dia selalu ingin memainkan instrumen-instrumen musik tradisional warga etnis minoritas Khmer. Oleh karena itu, ketika diundang masuk ansambel musik ini untuk melayani wisatawan di pagoda Doi, dia segera menerima undangan. Dia mengatakan: “Saya sudah lanjut usia, tapi masih bisa memainkan instrumen musik karena itu saya menerima undangan itu. Tradisi warga etnis minoritas Khmer tidak mudah ada, generasi muda kemudian juga tidak mau belajar, hanya generasi tua seperti saya saja. Instrumen musik tradisional etnis minoritas Khmer ada sejak  generasi pendahulu. Saya datang ke sini untuk memainkan instrumen musik dan mengajar cara memainkannya kepada para anggota baru yang belum fasih agar tradisi ini tidak hilang”.

Bukan hanya bapak Tra Vinh  saja, tapi banyak anggota lain dalam ansambel musik ini juga pernah menjadi anggota dari rombongan-rombongan kesenian massa rakyat. Dan banyak orang harus menempuh penggalan jalan yang panjang untuk  datang ke pagoda Doi ini guna memainkan instrumen musik. Kami melihat kegembiraan dan kebanggaan di wajah-wajah mereka karena pertunjukan instrumen musik yang mereka lakukan telah berhasil menyerap perhatian banyak orang. Kebahagiaan paling besar bagi mereka tidak hanya bisa memainkan berbagai macam instrumen musik tradisional etnisnya. Yang pokok ialah mereka dapat memanifestasikan  dan mempertahankan kecintaan mereka terhadap musik. Mereka ingin memberikan sebagai tenaganya untuk menjaga ciri budaya tradisional yang khas dari etnisnya. Bapak Phua Suong memberitahukan: “Saya mau mempertahankan tradisi warga etnis minoritas Khmer. Oleh karena itu, saya berusaha mempertahankan ansambel musik ini, bersamaan itu akan mendidik lagi orang-orang yang menggemari instrumen musik ini”.

Setelah 7 tahun dibentuk, sedikit banyak ansambel musik ini telah menimbulkan gema di daerah-daerah pemukiman warga etnis minoritas. Sekarang ini, selain pertunjukan untuk melayani wisatawan di pagoda, ansambel musik tradisional di pagoda Doi, provinsi Soc Trang juga diundang untuk melakukan pertunjukan pada pesta tradisional atau upacara pernikahan, melalui itu turut memenuhi kebutuhan menikmati kebudayaan dari warga etnis minoritas Khmer di sini. 


Komentar

Yang lain