Kecenderungan perkembangan badan usaha start-up di Thailand

(VOVworld) – Kecenderungan menegakkan usaha (atau start-up) di kalangan pemuda yang baru tamat dari perguruan tinggi atau orang-orang yang sedang bekerja di berbagai perusahaan dan kantor pada beberapa tahun ini semakin menjadi populer di Thailand. Terhitung sampai Maret 2016, di Thailand ada kira-kira 2.000 perusahaan start-up, nilai brand-nya ditetapkan sebanyak 10 miliar Bath. Semua badan usaha start-up pada pokoknya menggunakan teknologi informasi, mengeluarkan ide kreasi untuk menciptakan terobosan mengenai pengembangan bisnis dan mengusahakan sumber modal dari semua Dana Investasi Petualangan  atau para investor bebas. 


Kecenderungan perkembangan badan usaha start-up di Thailand - ảnh 1
Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chanocha di depan event tersebut.
(Foto: Phuket Gazette)

Pemuda yang bernama Trai Sasatavadhana, 28 tahun sudah dua tahun ini melakukan usaha sebagai pengacara independen dan pengelola Dana Amal untuk orang-orang yang malang nasib-nya. Dana tersebut dibentuk oleh Putri Bajakitiyabha - cucu perempuan Raja Bhumibol Adulyadej untuk memberikan bantuan lapangan kerja kepada nara pidana yang keluar dari penjara untuk bisa berbaur pada masyarakat. Dalam proses kerja, Trai Sasatavadhana melihat bahwa warga menjumpai beberapa masalah dalam mencari informasi mengenai undang-undang, jasa konsultasi mengenai bermacam-macam kontrak atau semua gugatan dan lain-lain…Dari situ, Trai mempunyai ide membuka jasa konsultasi dan melakukan konektivitas antara kaum pengacara dengan orang-orang yang memerlukan. Pada enam bulan lalu, Perusahaan Lawender pimpinan Trai dan empat orang teman-nya telah dibentuk Saudara Trai Sasatavadhana memberitahukan: “Menurut rencana, kami akan meluncurkan website: lawender.com pada akhir bulan ini atau awal bulan depan. Para pelanggan sekarang ini bisa mengirim permintaan melalui berbagai kanal, misal-nya E-mail, SMS atau langsung menelepon kami. Kami mempunyai sistem arsip data para pelanggan dan pengacara. Setelah itu, kami akan meneliti dan menganalisis semua ciri-ciri khusus dari setiap kelompok obyek untuk mengkonektivitaskan pelanggan dengan pengacara supaya sesuai ”.

Lawender pada Agustus lalu telah secara menonjol melampaui  kira-kira 1.000 lawan yang lain untuk merebut hadiah ketiga dalam Kontes penyampaian orasi START-UP THAILAND BY GSP yang diselenggarakan oleh Dana Tabungan Nasional (E.Government Savings Bank) dan telah mendapat jumlah uang bonus sebanyak 200.000 Bath. Lebih-lebih lagi, Lawender telah lolos ke dalam daftar peringkat 20 badan usaha start-up papan atas di Thailand tahun 2016 yang dipilih oleh Dtac, pemasok jasa telekomunikasi papan atas Thailand.

Menurut laporan Perusahaan Tech Soft, terhitung sampai akhir triwulan II 2016, di Thailand ada kira-kira 70 badan usaha start-up yang beraktivitas secara berhasil-guna dan mencapai modal investasi sebanyak kira-kira 4 miliar Bath. Menurut hasil jajak pendapat terhadap 30 badan usaha start-up tentang masalah-masalah yang mereka jumpai yang diselenggarakan Asosiasi Investasi Petualangan Thailand (Thai Venture Capital Assosiation) pada Agustus menunjukan bahwa  kira-kira 77% badan usaha start-up menjumpai halangan mengenai masalah personalia, 40% tentang infrastruktur dan kira-kira 33% kurang modal. Bapak Chatchai Payuhanaveechai, Direktur Dana Tabungan Nasional. Kementerian Keuangan Thailand memberitahukan: “Kami membuat paket-paket kredit untuk badan usaha start-up. Setiap badan usaha startup boleh meminjam modal sebanyak kira-kira 10 juta Bath, suku bunga-nya hanya 0%. Kalau melakukan usaha secara berhasil-guna, modal pinjaman itu akan berubah menjadi modal saham”.

Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Kementerian Teknologi Informasi Thaland melakukan koordinasi dengan badan- badan yang bersangkutan dan kalangan swasta menyelenggarakan Festival Start-up Thailand & Digital Thailand 2016 di Bangkok, Ibukota Thailand dan di tiga bagian dari seluruh negeri, yaitu Thailand Utara, Thailand Timur Laut dan Thailand Selatan. Festival tersebut bertujuan menyosialisasikan semua badan usaha startup, menciptakan konektivitas antara badan usaha startup dengan dana-dana investasi. Doktor Pichet Durongkaveroj, Menteri Ilmu Pengetahuan Thailand memberitahukan: “Setelah dibentuk, Komite Start-up Nasional bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan infrastruktur, memangkas tarif untuk mendorong badan usaha, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi badan-badan usaha start-up. Haluan dari Perdana Menteri Thailand yalah tidak membiarkan start-up manapun yang terbelakang. Oleh karena itu, kami  pada dua bulan ini telah mengadakan konferensi start-up di seluruh negeri untuk membantu semua startup di daerah  mendapat kesempatan berkembang seperti semua start-up di  kota Bangkok”.

Tentang orientasi perkembangan start-up, Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha berkomitmen bahwa Pemerintah akan menciptakan jaringan konektivitas antara semua unsur ekonomi menurut pengarahan “Negara dan rakyat bekerjasama” untuk memanfaatkan semua sumber daya di masyarakat.


Komentar

Yang lain