Ekonomi Tiongkok menurunkan target pertumbuhan tahun 2017

(VOVworld) – Pemerintah Tiongkok merekomendasikan penurunan target pertumbuhan tahun 2017 pada latar belakang perekonomian yang besarnya nomor dua di dunia ini sedang mendorong reformasi-reformasi untuk mengatasi kesulitan intern. Menurut kalangan pimpinan Tiongkok, target ini adalah realis dan akan membantu mengarahkan dan merealisasikan semua harapan yang ditetapkan. 


Ekonomi Tiongkok menurunkan target pertumbuhan tahun 2017 - ảnh 1
Panorama Persidangan ke-5 Kongres Rakyat Nasional Tiongkok
(Foto: vov.vn)

Dalam pidatonya di depan persidangan tahunan Kongres Rakyat Nasional Tiongkok, Perdana Menteri (PM) Tiongkok, Li Keqiang memberitahukan bahwa Tiongkok menargetkan pertumbuhan GDP sebanyak 6,5% pada tahun ini, target yang paling rendah selama 25 tahun ini. Akan tetapi, taraf pertumbuhan ini masih cukup untuk mencapai target yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Tiongkok yaitu meningkatkan dua kali lipat skala perekonomian Tanah Air pada tahun 2020 terbanding dengan tahun 2010. Pada tahun lalu,  Tiongkok telah mencapai laju pertumbuhan sebanyak 6,7%, taraf yang paling rendah sejak tahun 2010.


Target yang realis

Penurunan target pertumbuhan ekonomi diạukan pada latar belakang Tiongkok dewasa ini sedang berupaya keras untuk berganti dari pertumbuhan “kuda terbang” yang berdasarkan pada ekspor dan investasi ke pola pertumbuhan berkesinambungan yang berdasarkan pada konsumsi. Akan tetapi, proses pemindahan ini sedang berlangsung secara rumit karena akan membuat pertumbuhan menjadi lambat dan menurunkan nilai mata uangnya, bersamaan itu, diikuti oleh kecemasan-kecemasan tentang bahaya “gelembung” tentang properti dan krisis utang bermasalah. Pemimpin Pemerintah Tiongkok, Li Keqiang juga mengakui bahwa justru perkembangan-perkembangan di dalam dan luar negeri itu telah membuat Tiongkok harus menghadapi situasi yang lebih rumit dan sulit. Dia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia masih melambat pada saat proteksionisme dan kecenderungan bertentangan dengan globalisasi sedang meningkat. Di dalam negeri, karena selama ini, Beijing  melakukan gerak-gerik untuk menurunkan demam harga perumahan, mengontrol pertumbuhan kredit dan memangkas investasi publik, maka pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun ini akan harus banyak bergantung pada konsumsi domestik dan investasi dari sektor swasta. Seperti halnya dengan tahun lalu, Tiongkok tidak menargetkan tujuan ekspor untuk tahun 2017. Hal ini memperlihatkan ketidak-stabilan dalam perspektif pertumbuhan global.

Pada latar belakang itu, para ekonom menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebanyak 6,5% untuk tahun 2017 yang diajukan oleh Pemerintah Tiongkok adalah target yang rasional. Perdana Menteri Li Keqiang juga menyatakan bahwa target pertumbuhan tahun ini sesuai dengan hukum ekonomi dan kenyataan obyektif, menguntungkan pengarahan, kestabilan dan deregulasi struktur, bersamaan itu bisa berkonektivitas dengan tujuan membangun masyarakat yang berkecukupan secara menyeluruh, target pertumbuhan yang stabil bermaksud menciptakan lapangan kerja dan memberikan kepentingan kepada kehidupan rakyat.



Solusi titik berat.

Untuk melaksanakan target pertumbuhan sebanyak 6,5% pada tahun ini, Pemerintah Tiongkok akan terus melaksanakan kebijakan fiskal yang berinisiatif dan memangkas pajak kira-kira 350 miliar Yun, sama dengan kira-kira 51 miliar dolar Amerika Serikat untuk badan-badan usaha. Selain itu, Tiongkok akan terus mengikuti kebijakan moneter secara hati-hati dan netral. Menurut Perdana Menteri Li Keqiang, pada saat sekarang, risiko  sistimatis dalam keuangan Tiongkok sedang berhasil dikontrol, tapi Tiongkok perlu sangat waspada dan membangun satu “tembok api” untuk mencegah risiko-risiko keuangan. Menurut itu, Tiongkok akan menerapkan serentetan instrumen kebijakan moneter, menjaga kestabilan likuidasi, mempertahankan suku bunga pasar di tarap rasional dan memperbaiki mekanisme konduksi kebijakan moneter. Reformasi badan usaha milik Negara juga adalah salah satu diantara prioritas-prioritas yang dijalankan oleh Pemerintah Tiongkok. Perdana Menteri Tiongkok juga memberitahukan: Soal terus mendorong reformasi hak kepemilikan di lebih dari 100 badan usaha milik Negara di bawah pengelolaan Pusat akan selesai pada akhir tahun ini. Tiongkok akan melakukan secara lebih keras penutupan badan-badan usaha dan perusahaan-perusahaan yang kurang memberikan hasil. Salah satu diantara faktor-faktor yang menimbulkan rintangan terhadap ekonomi Tiongkok ialah situasi berlebihan produksi industri berat. Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan akan menyingkirkan faktor ini ketika memberitahukan akan mengurangi 50 juta ton baja dan 150 ton batu bara. Tiongkok juga akan menghentikan aktivitas beberapa pabrik termolistrik atau menunda proyek  pembangunan baru.

Meski target pertumbuhan ekonomi tahun 2017 ditetapkan oleh Tiongkok  paling rendah selama 25 tahun ini, tapi target ini sesuai dengan latar belakang sekarang di negara ini. Target ini membolehkan Pemerintah Tiongkok berinisiatif dan luwes menyelenggarakan solusi-solusi agar supaya tetap mempertahankan ancang-ancang pertumbuhan perekonomian yang besarnya nomor dua  di dunia pada tahun 2017



Komentar

Yang lain