Perkembangan perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel

(VOVworld) -  Perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel sedang berangsur-angsur direalisasikan pada hari- hari ini, kedua fihak menjalankan langkah - langkah kongkrit, penuh dengan iktikat baik untuk menciptakan prasyarat yang kondusif bagi perundingan. Opini umum meskipun memperhatikan gerak-gerik ini, tetapi juga masih wawas menghadapi kemungkinan berhasilnya perundingan  mendatang antara Palestina dan Israel di Washington DC. Hal ini ada dasarnya ketika kedua fihak masih mengalami sengketa yang mendalam tentang banyak masalah kunci. 


 Dalam  perundingan-perundingan sementara yang berlangsung di Washington DC, Menteri Hukum Tzipi Livni dan Penasehat Perdana Menteri Yakov Molcho akan mewakili Israel, sementara itu wakil dari fihak Palestina adalah perunding senior Saeb Erekat. Israel dan Palestina juga telah  menerima mantan Duta Besar Amerika Serikat di Israel Martin Indyk sebagai mediator dalam semua perundingan perdamaian mendatang di Washington DC. Semua perundingan akan berfokus mencapai satu perjanjian perdamaian sementara untuk membentuk satu Negara Palestina di kawasan-kawasan luas di tepian barat sungai Joordan setelah Israel menarik diri, akan tetapi tidak memutuskan garis-garis perbatasan terakhir. Kawasan - kawasan ini akan memerlukan kebulatan pendapat untuk pengaturan - pengaturan keamanan  trilateral (Amerika Serikat, Israel dan Palestina) dan menghapuskan beberapa daerah pemukiman  Yahudi.
Perkembangan perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel - ảnh 1
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memimpin sidang kabinet mingguan di Jerussalam
(Foto: baomoi.com)

 Menjelang perundingan, satu langkah yang dinilai sebagai ik
tikat baik dari Israel  pada  Senin (22 Juli), seorang pejabat negara ini memberitahukan bahwa Israel akan membebaskan kira- kira 80 tahanan Palestina yang sedang dikenai hukuman lama. Pembebasan tahanan akan berlangsung kekika perundingan perdamaian dimulai dan akan dilaksanakan secara bertahap. Pemimpin senior Israel juga mengajukan penilain positif ketika perundingan belum dimulai. Presiden Shimon Peres menekankan bahwa pemulihan perundingan perdamaian  antara Israel dan Paletsina akan menjadi kesempatan luar biasa untuk kedua fihak. PM Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan: pemulihan kembali perundingan dengan Palestina merupakan kepentingan hidup-mati dari Israel dan juga memberitahukan: Israel memasuki perundingan secara menyeluruh dan jujur. 

Komunitas internasional juga mengeluarkan pernyataan positif tentang pemulihan kembali perundingan antara Palestina dan Israel. Sekretaris Jenderal  (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon mengatakan bahwa para pemimpin Israel dan Palestina harus memanifestasikan semangat berani dan bertanggung jawab  untuk mempertahankan  perundingan-perundingan damai yang baru  dijalankan kembali.  Wakil senior  urusan kebijakan  keamanan dan hubungan luar negeri  Uni Eropa,  Cathenrine Ashton  beranggapan bahwa  akhirnya bisa dilihat  perkembangan  yang menuju ke tujuan: perdamaian, keamanan dan harkat bagi warga  Israel dan Palestina. Kementerian Luar Negeri Rusia percaya bahwa pada pertemuan antara delegasi perunding Israel dan Palestina  mendatang, dua pihak akan mencapai satu permufakatan  tentang mendorong perdamaian di Timur Tengah. 

Begitulah hasil yang cenderung menggembirakan, tapi semua pihak mengerti jelas bahwa sepakat mengadakan kembali perundingan adalah satu masalah, hasil perundingan ini adalah masalah  yang sama sekali berbeda.  Hal ini  adalah  wajar karena antara Palestina dan Israel selama ini tetap  ada perselisihan-perselisihan yang mendalam. Bahkan Presiden Israel, Shimon Peres juga mengakui bahwa semua perundingan akan mengalami kesulitan. Hal ini segera dibuktikan ketika para pejabat Palestina memberitahukan bahwa mereka tetap mempertahankan tuntutan kunci ialah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu harus sepakat menganggap garis perbatasan  yang sudah ada pada tahun 1967 adalah titik permulaan untuk menetapkan garis perbatasan  bagi Negara Palestina dalam masa depan. Sementara itu, para sekutu sayap kanan dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan keras  beranggapan bahwa  Israel akan tidak berubah. Bahkan, Deputi Menteri Pertahanan  Danny Danon menyatakan  bahwa sungguh -sungguh  salah jika  berpartisipasi pada  perundingan-perundingan   dengan berdasarkan pada tuntutan-tuntutan  Palestina.

Hasil  perundingan perdamaian  juga akan menjumpai kesukaran ketika wakil Gerakan Islam Hamas yang sedang mengontrol jalur Gaza menyatakan bahwa kembalinya ke perundingan dari pemerintah Palestina dengan para pelaku pendudukan adalah bertentangan dengan kesepakatan nasional. Bahkan, Gerakan Islam Hamas juga beranggapan bahwa Presiden Palestina, Mahmoud Abbas tidak punya hak  yang sah untuk  melakukan perundingan atas nama rakyat Paletsina.

Tercapainya permufakatan untuk memulihkan perundingan antara Israel dan Palestina yang pernah terputus pada September 2010 dinilai sebagai kesempatan bernilai dalam mengadakan kembali proses perdamaian di Timur Tengah. Akan tetapi, untuk menggunakan secara sukses kesempatan ini, dituntut agar semua fihak harus bersama-sama menerima memberikan konsesi kunci tentang semua sengketa yang masih ada. Kemungkinan ini tampaknya sulit terjadi dan kalau begitu, Timur Tengah ajab tetap berliku-liku  dalam pusaran bentrokan dan  instabilitas./. 

Komentar

Yang lain