Perundingan nuklir Iran: Sulit ada langkah mundur

(VOVworld) – Hari Selasa (31 Maret), batas waktu terakhir bagi Barat  dan Iran untuk harus mencapai satu permufakatan kerangka tentang program nuklir Iran yang kontroversial. Perundingan antara Iran dan Kelompok P5 plus 1 (yang meliputi lima negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa  yaitu  Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, Tiongkok plus Jerman) sedang memasuki tahapan yang penuh dengan tantangan, akan tetapi juga mencatat kemajuan-kemajuan yang berarti, karena kalau ditinjau dari banyak sudut, satu permufakatan kerangka bisa menmberikan kepentingan kepada semua fihak pada saat ini. 

Perundingan nuklir Iran: Sulit ada  langkah mundur - ảnh 1
Iran dan Barat. (Ilustrasi).
(Foto:www.voatiengviet.com).

Kalau putaran perundingan kali ini di Swiss mencapai sukses maka semua fihak akan menandatangani satu permufakatan kerangka, membuka jalan bagi 90 hari perundingan selanjutnya untuk menuju ke satu permufakatan komprehensif yang bisa menutup krisis nuklir Iran yang sudah berkepanjangan dalam waktu 12 tahun ini.

Upaya keras menerobos kemacetan

Terhitung sejak menandatangani perjanjian kerangka di Jenewa pada November tahun 2013, berbagai fihak telah menempuh satu penggalan jalan yang panjang, akan tetapi tetap belum mencapai tujuan. Kunci masalahnya tetap disekitar perselisihan tentang batas dalam mengayakan uranium dari Teheran dan apakah gudang bahan bakar nuklir Iran harus dipindahkan ke luar negeri atau tidak. Bersamaan dengan itu yalah peta jalan menghapuskan semua sanksi terhadap perekonomian Iran.

Sebelum batas waktu terakhir bagi satu permufakatan politik dasar untuk memecahkan naskah dokumen nuklir Iran, perundingan antara negara-negara adi kuasa dalam Kelompok P5+1 terus berlangsung dalam suasana yang giat. Dalam satu indikasi yang menunjukkan bahwa perundingan tentang masalah nuklir  Iran akan  harus menuju ke detik terakhir. Menteri Luar Negeri  Amerika Serikat, John Kerry pada  Senin (30 Maret) telah membatalkan rencana menghadiri satu peristiwa penting di kota Boston untuk terus melakukan perundingan tentang program nuklir Iran di Swiss. Para perunding Barat juga sangat  merasa optimis akan satu permufakatan nuklir dengan Iran, sementara itu perunding papan atas Iran, Abbas Araqchi dalam keterangannya kepada kalangan pers  telah menegaskan bahwa perundingan nuklir antara Iran dan Kelompok P5+1 adalah “implementatif” dan hanya tinggal “dua atau tiga” masalah saja yang perlu ditangani.

Tekakan dan rintangan

Akan tetapi, jalan menuju ke permufakatan kerangka tentang program nuklir Iran tetapi masih menjumpai beberapa rintangan. Di Amerika Serikat, Pemerintah pimpinan Presiden Barack Obama sedang mengalami situasi yang amat sulit karena menghadapi gerak-gerik keras dari lembaga bikameral, Kongres yang dikontrol oleh faksi Partai Republik untuk mencegah penandatanganan permufakatan nuklir dengan Iran. Para anggota parlemen dan senator Amerika Serikat telah mengirim rurat terbuka kepada Gedung Putih untuk memuntut ada pandangan yang lebih keras dalam semua permufakatan dengan Iran, bersamaan itu ada rencana melakukan pemungutan suara mengenai satu rancangan undang-undang baru yang bersangkutan dengan negara ini.

Bahkan, satu kelompok Senator Partai Republik juga mengirim surat terbuka kepada para pemimpin Iran untuk memperingatkan bahwa tercapai-nya sebarang permufakatan nuklir yang dicapai bisa disesuaikan atau ditarik kembali apa bila masa bakti dari Presiden Amerika Serikat, Barack Obama   beakhir pada akhir tahun 2017.

Di Iran, faksi konservatif juga selalu mencari cara untuk menimbulkan kesulitan terhadap Pemerintah pimpinan Presiden Hassan Rowhani dalam semua perundingan nuklir dengan 6 negara adi kuasa di dunia. Selain mencela cara pendekatan yang dilakukan Presiden Hassan Rowhani dalam semua perundingan nuklir, Parlemen Iran dengan mayoritas legislator dari faksi konservatif meminta kepada Barat supaya segera menghapuskan semua sanksi ketika dua fihak berhasil mencapai permufakatan nuklir, tuntutan yang dianggap sulit dipenuhi.

Sulit ada langkah mundur

Meskipun tetap masih terbentur dengan  banyak rintangan, akan tetapi para analis menilai bahwa kesempatan mencapai permufakatan untuk menghentikan krisis sekarang ini lebih besar terbanding dengan masa yang lalu. Semua tekanan dan rintangan tersebut akan membuat Amerika Serikat dan Iran bertekat mengusahakan permufakatan kerangka sebelum batas waktu terakhir. Kalau ditinjau pada latar belakang sekarang ini, satu permufakatan kerangka yang ditandatangani tepat pada batas waktu terakhir akan memberikan kepentingan kepada semua fihak.

Bagi Iran, permufakatan ini tidak hanya membolehkan Iran melaksanakan aktivitas-aktivitas nuklir sipil secara normal, sesuai dengan butir-butir dari Traktat non proliferasi senjata nuklir, dan Barat akan berangsur-angsur menghapuskan semua sanksi ekonomi yang telah dan sedang berpengaruh berat terhadap kehidupan warga negeri ini. Bagi Barat, perpanjangan sanksi terhadap Iran juga mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak kecil. Kalangan investor dan industri Barat masih sampai sekarang ini tetap tidak bisa memasuki pasar  yang potensial dengan sumber daya alam dan bahan bakar dari Teheran. Bagi Amerika Serikat, penandatanganan permufakatan dengan Iran akan menghentikan masa yang tegang dengan Iran, dari situ  ada prospek untuk membuka satu masa kerjasama baru dengan dunia Islam. Dalam perang melawan organisasi yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS), adanya bantuan Iran akan menciptakan syarat yang sangat kondusif kepada Amerika Serikat dan pasukan aliansi.

Semua perkembangan masa kini menunjukkan bahwa masalah nuklir Iran sulit diperpanjang lagi untuk satu batas waktu lagi. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tidak mempunyai banyak waktu untuk perundingan ketika hasil-nya akan langsung berpengaruh terhadap pemilu Presiden pada akhir tahun 2016 dan ketika masalah ini juga berpengaruh terhadap posisi Amerika Serikat  di Timur Tengah dan dunia. Sementara itu, Iran juga tidak ingin melewatkan kesempatan melakukan integrasi internasional kembali untuk berkembang. Satu permufakatan yang tidak berhasil  bisa mengakibatkan satu perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah dan membuat situasi di kawasan ini lebih mengalami instabilitas. Ini merupakan hal yang tidak diinginkan baik oleh Amerika Serikat maupun oleh Barat. Oleh karena itu, kemungkinan putaran perundingan nuklir kali ini di Swis diduga akan berakhir pada batas waktu terakhir dengan kompromi  tertentu dari semua fihak./.


Komentar

Yang lain