Skotlandia memisahkan diri dari Inggeris: kesempatan perkembangan atau nasionalisme yang negatif?

(VOVworld) – Pada Kamis (18 September), kira-kira 4 juta pemilih Skotlandia akan memberikan suara dalam referendum tentang masa depan Tanah Air. Jika hasil referendum ini mencapai prosentase suara pro lebih dari 50%, maka akan muncullah satu negara merkeda dengan jumlah penduduk sebanyak 5,3 juta jiwa. Apakah Skotlandia bisa menjadi satu negara yang sejahtera pasca kemerdekaan atau tidak merupakan masalah yang belum ada yang berani membahas, tapi satu hal yang pasti ialah keputusan Skotlandia memisahkan diri dari Inggeris akan menimbulkan efek-efek tertentu. 


Skotlandia memisahkan diri dari Inggeris: kesempatan perkembangan atau nasionalisme yang negatif? - ảnh 1
Masa depan Skotlandia bergantung pada pilihan mereka sendiri
(Foto: congly.com.vn)

Skotlandia terletak di sebelah utara Inggeris, membentang luas di areal seluas kira-kira 79.000 Km2 (menduduki kira-kira 1/3 luas daratan di Inggeris) dengan jumlah penduduk kira-kira 5,3 juta jiwa, diantaranya warga Skotlandia menduduki 80% jumlah penduduk. Ekonomi pokok Skotlandia merupakan sumber pendapatan dari minyak dan gas bakar di daerah laut utara dan selama ini, Skotlandia tetap dianggap sebagai sumber cadangan yang kaya akan minyak tambang. Skotlandia sekarang menyumbangkan kira-kira 10% GDP seluruh perekonomian Kerajaan Inggeris.


Keterikatan sejarah dan sebab-musabab pemisahan

Dari abad ke-17, baik Inggeris maupun Skotlandia mempertahankan independensi di segi politik. Akan tetapi sampai tahun 1707, hubungan antara Skotlandia dan Kerajaan Inggeris dikaitkan oleh satu Traktat, sehingga terbentuk Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara (Britania Raya). Akan tetapi, tidak seluruh warga Skotlandia merasa puas dengan penyatuan ini. Selama bertahun-tahun ini, sudah lebih dari sekali Skotlandia ingin memisahkan diri dari Britania Raya, khususnya setelah krisis keuangan di Eropa pada 1999, Skotlandia telah membentuk parlemen sendiri, tapi semua keputusan tentang masalah ekonomi tetap dipimpin dan dikontrol langsung oleh Kerajaan Britania Raya. Sampai 2011, pada saat Partai Nasional Skotlandia (SNP) dengan gerakan menuntut kemerdekaan memegang kontrol terhadap parlemen, kecenderungan baru yang menuntut kemerdekaan bangkit secara kuat dan satu referendum telah ditetapkan antara Perdana Menteri (PM) Inggeris, David Cameron dan Gubernur Skotlandia, Alex Salmond pada Oktober 2012, setelah waktu panjang mengalami perbedaan pendapat.

Sekarang, menurut semua jajak pendapat, prosentase pemilih yang mendukung dan tidak mendukung kemerdekaan sedang hampir sama, sehingga referendum di Skotlandia tidak hanya menjadi panas di Inggeris saja, tapi juga di seluruh Eropa. Pada saat kelompok pendukung berpendapat bahwa pemisahan dari Inggeris akan membantu Skotlandia menjadi mandiri dalam hal ekonomi dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan minyak tambang, tanpa berbagi hasil dengan London, sedangkan kelompok yang mengatakan “tidak” terhadap kemerdekaan berpendapat bahwa usaha memisahkan diri dari London akan menjadi ancaman bagi ekonomi Skotlandia.


Pengaruh negatif terhadap proses penyatuan Eropa

Jika hasilnya sebanyak 50% plus 1 pemilih yang memberikan suara pro, maka Skotlandia akan resmi memisahkan diri dari Kerajaan Britania Raya dan menyatakan kemerdekaannya pada 24 Maret 2016. Dan dengan demikian, dua pihak akan punya waktu kira-kira lebih dari setahun untuk berbahas tentang serentetan masalah bersama “yang teramat sulit” seperti utang publik, penggunaan mata uang bersama, kontrol terhadap perbatasan, dll. Pemerintah Skotlandia juga harus menyusun Undang-Undang Dasar sendiri. Bersamaan itu harus melakukan perundingan untuk masuk NATO dan Uni Eropa.

Banyak analis berpendapat bahwa keputusan merdeka dari Skotlandia mungkin akan harus dibayar dengan harga yang amat mahal. Di segi ekonomi, Skotlandia akan harus menghadapi banyak instabilitas dalam hal suku bunga, perpajakan, perlindungan investor, penstabilan keuangan dan kebijakan moneter. Defisit keuangan Skotlandia diprakirakan akan mencapai taraf sedikit-dikitnya 6,4% GDP. Usaha separatis ini akan membuat Skotlandia tidak bisa mempertahankan poundsterling sebagai mata uang peredaran karena hal ini menghadapi tentangan dari partai-partai politik di Inggeris. Tidak ada sekutu moneter, maka penggunaan mata uang poundsterling ini akan bertentangan dengan Hukum Uni Eropa. PM David Cameron bahkan memperingatkan bahwa keputusan merdeka dari Skotlandia ini bukanlah perpisahan eksperimen saja, tapi merupakan perpecahan yang menyakitkan, karena tidak ada jalan kembali dan keberadaaan Britania Raya untuk selama-lamanya akan berakhir setelah eksis lebih dari 300 tahun.

Namun hal yang lebih mencemaskan ialah jika kecenderungan separatis menang, maka hal ini akan berpengaruh langsung terhadap keamanan dan kesejahteraan bersama Uni Eropa. Pemisahaan diri Skotlandia dari Inggeris juga akan melemahkan pengaruh Inggeris di tengah-tengah kedua-puluh delapan negara anggota Uni Eropa, khususnya pada latar belakang kawasan ini baru saja pulih pasca krisis ekonomi dan Inggeris, Jerman dan Perancis sedang memainkan peranan poros dalam hal perdagangan untuk mengembalikan Uni Eropa ke orbit pertumbuhannya.


Resiko-resiko yang diperingatkan sebelumnya

Sekarang, walaupun belum ada hasil pemungutan suara terakhir, tapi di pasar sudah mulai muncul reaksi-reaksi negatif. Nilai mata uang Inggeris “Poundsterling” pada pekan lalu turun secara berarti terbanding dengan mata uang dolar Amerika Serikat, jatuh pada taraf yang paling rendah dalam waktu 10 bulan ini. Pada saat itu, harga saham dua bank besar di Skotlandia juga turun secara drastis di bursa efek Eropa. Dua grup bank besar yaitu Royal Bank of Scotland dan Lloyds mengancam memindahkan kantornya dari Skotlandia jika wilayah ini memisahkan diri dari Inggeris. Di seluruh Skotlandia pada hari-hari ini, para pendukung dan penentang kemerdekaan wilayah ini turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan pandangannya.

Sekarang, semua perhatian sedang menanti-nantikan hasil pemungutan suara terakhir. Apa jadinya Skotlandia pasca merdeka, lebih makmur atau lebih merosot? Jawabannya belum ada, tapi peristiwa ini pasti akan berpengaruh kuat terhadap pasar global dan mendatangkan gerakan-gerakan separatis dalam komunitas Uni Eropa seperti yang sudah mau timbul seperti di Spanyol dan Belgia. Lebih dari pada siapapun, rakyat Skotlandia harus sangat sedar dan berhati-hati dengan keputusan tentang masa depan Tanah Air, karena kartu suara mereka sendiri bisa memojokkan wilayah ini haris dibayar dengan harga yang mahal./. 

Komentar

Yang lain