Mahasiswa relawan provinsi Phu Yen berkiblat ke daerah pedesaan

(VOVworld) – Senyuman-senyuman manis dan perilaku yang berkemanusiaan adalah citra dan  simpati rakyat kecamatan pegunungan Xuan Lanh, kabupaten Dong Xuan, provinsi Phu Yen (Vietnam Tengah) terhadap grup mahasiswa relawan Sekolah Tinggi Keguruan provinsi Phu Yen. Mereka adalah para pemuda-pemudia yang berusia dari 18 sampai 20 tahun yang masih tampak kekanak-kanakan  seperti itu, tapi ketika mulai menjalankan pekerjaan, semuanya serius dan berusaha keras. Pada musim panas ini, para calon guru  ini menempuh satu penggalan jalan yang menyenangkan di kecamatan tersebut. 

Mahasiswa relawan provinsi Phu Yen berkiblat ke daerah pedesaan - ảnh 1

Melakukan temu pergaulan dengan anak-anal
(Foto: vovworld)

Diantara lebih dari 20 mahasiswa  yang datang di kecamatan Xuan Lanh pada musim panas ini ada banyak  yang baru untuk pertama kalinya ikut serta dalam gerakan sukarela. Mereka merasa bingung, asing dan kadang-kadang merasa khawatir tidak tahu apakah bisa menjalankan pekerjaan yang diajukan secara baik atau tidak. Banyak pertanyaan telah diajukan, tapi, ketika datang ke sini, sikap akrab dan baik hati dari rakyat telah membantu mereka bisa cepat berbaur pada kehidupan. Ho Sy Hao, mahasiswa tahun ke-4 memberitahukan: “Kami merasa gembira karena dapat mengenakan pakaian relawan yang berwarna biru untuk membantu rakyat di sini. Pekerjaan-pekerjaan pokok ialah membangun 120 meter jalan beton pedesaan. Mengorganisasi wajib belajar untuk anak-anak. Khususnya ialah melakukan sosialisasi tentang masalah menjamin kebersihan lingkungan hidup, membimbing rakyat mengumpulkan sampah dan membersihkan jalan-jalan desa”.

Begitulah rencana yang diajukan, tapi, pekerjaan pokok yang dilakukan oleh para mahasiswa ini ialah menambah pengetahuan kepada anak-anak di kecamatan Xuan Lanh dari tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah dasar. Trinh Phuong Loan, mahasiswi tahun ke-4 memberitahukan: “Melalui pekerjaan-pekerjaan sukarela ini, kami  ingin membantu anak-anak di daerah pedalaman dan daerah pelosok mendapat tenaga pendorong untuk berusaha, mereka sangat gembira dan belajar secara sangat baik. Anak-anak ini juga mengantarkan kami mengunjungi dan mencari tahu tentang kehidupan  manusia untuk membantu kami memperluas pengetahuan dan langgam hidup untuk diterapkandalam kehidupan masyarakat di kemudian hari”.

Setiap hari, para mahasiswa mengajar pada pagi dan sore hari, pada malam harinya mereka mengadakan aktivitas temu pergaulan kesenian dengan anak-anak. Pada permulaannya, anak-anak ini masih merasa kikuk dan takut-takut, tapi, setelah beberapa kali temu pergaulan, mereka telah  bernyanyi bersama dengan para mahasiswa.

Mahasiswa relawan provinsi Phu Yen berkiblat ke daerah pedesaan - ảnh 2
Melakukan temu pergaulan dengan anak-anak
(Foto: vovworld)

Dalam pada itu, Huynh Thanh Truc, mahasiswi  tahun ke-3 merasa sangat khawatir karena ini untuk pertama kalinya dia ikut serta dalam gerakan sukarela. Di rumah keluarganya, dia hanya tahu belajar, tidak harus melaksanakan  pekerjaan yang berat-berat, tapi, ketika ikut serta dalam gerakan sukarela ini, dia harus berbaur dan menjalankan pekerjaan seperti orang-orang lain. Ketika datang ke daerah pedesaan ini, dia merasa benar-benar merasa sayang kepada rakyat dan sayang kepada anak-anak yang tidak dapat bersekolah. Dia bersama dengan para mahasiswa lain datang ke setiap keluarga untuk menggerakkan anak-anak datang ke sekolah. Kunjungan seperti ini telah membantu dia banyak tumbuh mendewasa. Dia mengatakan: “Pelajaran pertama bagi saya ialah kemandirian, semangat persatuan dan membuat saya lebih sabar. Di kemudian hari, saya harus mengajar anak-anak, maka sekarang ini, ketika dapat berkenalan dengan anak-anak ini akan membantu saya lebih percaya diri ketika nanti saya harus mengajar”.

Ketika datang di kecamatan Xuan Lanh, kelompok mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan Phu Yen juga menggerakkan pemerintahan dan rakyat untuk memberikan sumbangan biaya guna membuat proyek-proyek yang kecil tapi bermanfaat. Mahasiswi Trinh Thi Phuong Loan memberitahukan: “Material tidak ada, tapi, kami membawa spirituil untuk membantu rakyat membangun jalan-jalan. Kami juga sedang meminta biaya dari semua orang untuk membangun pintu sekolah dasar dan membeton jalan di depan sekolah ini supaya jalan yang dilalui anak-anak bersih, tidah harus berjalan di jalan yang becek”.

Ketika mengakhiri program sukarela ini, kedua tangan dari saudari Loan atau Truc sudah kapalan, kulitnya lebih hitam, tapi semuanya merasa lebih dewasa. Ikut serta pada program musim panas sukarela barulah bisa merasakan semua kasih sayang rakyat, merasakan kebahagiaan, kecintaan dan persatuan yang bukan demi kepentingan pribadi, tapi demi kepentingan komunitas. Ketika kembali ke kota, kembali ke sekolahnan, para mahasiswa Sekolah Tinggi Tinggi Keguruan Phu Yen akan tidak bisa lupa akan satu musim panas yang penuh arti./.  

Komentar

Yang lain