Etnis minoritas Ba Na di daerah Tay Nguyen

(VOVworld) – Etnis minoritas Ba Na merupakan etnis yang punya jumlah penduduk yang banyak diantara komunitas etnis minoritas yang tinggal di daerah pegunungan Vietnam Tengah. Mereka juga merupakan tuan dari berbagai ragam kebudayaan yang unik dan khas dari para warga penduduk di daerah Tay Nguyen yang penuh dengan cahaya matahari dan angin. 

Etnis minoritas Ba Na di daerah Tay Nguyen - ảnh 1
Etnis minoritas Bana
(Foto: dantocviet.vn)

Warga etnis minoritas Ba Na juga punya nama sebutan lain seperti: Bo Nam, Roh, Kon Kde, Ala Kong dan Kpang Kong. Bahasa yang mereka gunakan termasuk kelompok bahasa Mon-Khmer (rumpun bahasa Austronesia).

Dengan jumlah penduduk kira-kira 227.000 jiwa (menurut sensus kependudukan tahun 2009), warga etnis minoritas Ba Na dikelompokkan sesuai dengan daerah tempat tinggal mereka seperti: Ro Ngao, Ro Long, To Lo, Go Lar Krem, dll. Tempat tinggal mereka membentang luas di provinsi-provinsi seperti: Gia Lai, Kon Tum dan bagian Barat provinsi-provinsi Binh Dinh, Phu Yen dan Khanh Hoa. Warga etnis minoritas Ba Na melakukan cocok tanam padi huma. Sejak awal abad ke-20, mereka telah melakukan cocok tanam padi sawah dan cara cocok tanam ini sekarang berkembang di banyak tempat.

Etnis minoritas Ba Na memiliki banyak cabang kerajinan tangan seperti: anyam-anyaman, pertenunan, kejuruan porselain, pande besi, dll. Warga etnis minoritas Ba Na hidup dekat dengan lingkungan alam, gunung dan hutan, oleh karena itu, dukuh-dukuh mereka biasanya berhimpun di dekat sungai dan anak sungai.

Etnis minoritas Ba Na di daerah Tay Nguyen - ảnh 2
Rumah gadang etnis minoritas Bana
(Foto: dantocviet.vn)

Dalam kehidupan masyarakat, sistim matriarkal tetap termanifestasikan secara jelas dalam hubungan keluarga, marga dan pernikahan. Di setiap desa Ba Na biasanya ada satu rumah publik yaitu rumah gadang yang besar dan indah di jantungnya desa. Ini adalah rumah utama desa, merupakan tempat dimana para sesepuh desa berkumpul membahas urusan desa, tempat berhimpun, tempat penyelenggaraan ritual-ritual adat istiadat komunitas, dll.

Rumah warga etnis minoritas Ba Na termasuk ragam rumah panggung. Dulu, dalam setiap rumah biasanya ada banyak generasi yang tinggal bersama, maka di daerah tempat tinggal warga etnis ini biasanya ada rumah yang panjangnya sampai ratusan meter. Akan tetapi pada masa kini, pola keluarga-keluarga kecil dengan rumah-rumah panggung kecil muncul semakin banyak. Sebagai satu etnis yang jujur, rajin, trampil dan punya kehidupan spiritual yang kaya raya, warga etnis minoritas punya budaya kerakyatan yang khas, diantaranya musik gong dan bonang yang berkaitan erat dengan semua aktivitas pesta adat tradisional. Bagi etnis minoritas Ba Na, gong dan bonang tidak hanya sebagai simbol yang suci dalam pemujaan saja, tapi juga merupakan aset yang bernilai dalam kehidupan materiil. Suara gema gong dan bonang merupakan hal yang tak bisa kurang dalam semua pesta adat komunitas warga etnis ini.

Dinh Srum, seorang warga etnis minoritas Ba Na yang tinggal di provinsi Dac Lac, memberitahukan: “Desa dan dukuh warga etnis minoritas Ba Na punya tradisi memainkan gong dan bonang sudah sejak lama. Ketika Hari Raya Tahun Baru atau pesta, festival tiba, maka harus memainkan gong dan bonang untuk menambah semangat. Warga etnis kami mendengarkan suara gong dan bonang akan merasa gembira. Suaranya membuat semua orang tambah bersemangat”.

Etnis minoritas Ba Na di daerah Tay Nguyen - ảnh 3
Warga etnis minoritas Bana melestarikan kerajinan menenun kain ikat
(Foto: dulichbinhdinh.com.vn)

Etnis minoritas Ba Na punya permusikan yang sangat kaya raya. Instrumen musik warga etnis ini juga sangat beraneka-ragam. Sedangkan tari kerakyatan Ba Na terdiri dari tarian dalam acara ritual dan tarian dalam pesta. Wiracarita dan cerita kuno etnis minoritas Ba Na juga merupakan karya-karya kerakyatan tradisional yang khas dan bernilai dalam khasanah kesusastraan Vietnam. Bagi warga etnis minoritas Ba Na, ketrampilan menenun kain ikat merupakan satu ciri budaya yang unik dan sudah berumur lama. Seni dekorasi mereka juga kaya raya dan unik yang termanifestasikan melalui berbagai motif yang hidup-hidup pada pakaian dan barang anyaman. Ibu La Lan Thi Minh, seorang artisan penenun kain ikat dari warga etnis minoritas Ba Na memberitahukan: “Sejak baru berusia dari 14 sampai 15 tahun saya sudah menenun banyak barang. Tradisi kami tidak boleh hilang. Dulu nenek saya sudah menenun, kemudian kaum lansia sekarang mengikutinya dan membuka kursus dan mengajarkannya. Sekarang anak-anak sangat pandai menenun dan juga mengembangkan kejuruan kerajinan ini”.

Warga etnis minoritas Ba Na punya banyak pesta adat seperti upacara berterima kasih kepada orang tua, upacara menohok kerbau, upacara pemakaman, upacara syukur kepada Dewa padi. Semua pesta adat ini tidak hanya menjadi kesempatan bagi warga etnis ini berterima kasih kepada langit dan bumi yang memberkahi musim panenan yang berlimpah-limpah saja, tapi juga merupakan kesempatan untuk bermain, memainkan gong dan bonang, meminum arak sedotan, dll, sekaligus merupakan kesempatan bagi warga etnis minoritas Ba Na untuk memanifestasikan talenta mereka dalam mengolah berbagai masakan yang sangat unik. Dapat mencicipi masakan-masakan yang enak di samping dapur api, di samping guci arak sedotan yang harum sambil mendengarkan kaum lansia menceritakan asal usul setiap jenis masakan yang akan menjadi pengalaman-pengalaman yang menarik bagi setiap orang./. 

Komentar

Yang lain