Pesta menyambut nasi baru dari warga etnis minoritas Gie Trieng

(VOVworld) - Pesta menyambut nasi baru (atau disebut pesta menyambut padi baru) merupakan satu adat istiadat yang sudah ada sejak lama dari warga etnis-etnis minoritas yang hidup di daerah barisan pegunungan Truong Son. Terhadap warga etnis minoritas Gie Trieng, pesta menyambut nasi baru merupakan salah satu di antara pesta-pesta tipikal, membawa selar kebudayaan tradisional warga etnis setempat. 

Pesta menyambut nasi baru dari warga etnis minoritas Gie Trieng - ảnh 1
Upacara menyambut nasi baru dari warga etnis minoritas
Gie Trieng di daerah Tay Nguyen.
(Foto: vov5)

Warga etnis Gie Trieng masih melestarikan banyak pesta, di antara-nya ada pesta menyambut nasi baru. Seperti hal-nya dengan banyak etnis lain di daerah Tay Nguyen, pesta menyambut nasi baru dari warga etnis Gie Trieng selalu diadakan pada pasca musim panenan pada akhir tahun. Pesta menyambut padi baru mempunyai arti memuliakan beras yang diberikan oleh Giang (arti-nya Langit) kepada warga desa dan adat kebiasaan memuja Giang, memuja para Dewa, seperti memuja langit, dewa-dewa, seperti Dewa Air, Dewa Gunung, Dewa Hujan, Dewa Guntur, Dewa Musim Panenan untuk memohon datangnya cuaca baik, panenan baik dan masyarakat yang cukup sandang-cukup pangan.

Pesta menyambut nasi baru berlangsung baik dalam rangka komunitas seperti kegembiraan bersama untuk seluruh warga dukuh mauun dalam setiap keluarga. Menurut kebiasaan, setelah memuja Giang dan melakukan pesta menyambut nasi baru di rumah, semua keluarga membawa nasi, daging, tabung ikan panggang  ke rumah gadang) untuk mempersembahkan bagian nasi baru yang dimiliki semua keluarga masing-masing  kepada Giang. Duduk disamping talam sajian memuja Giang, artisan Y Loan, di kabupaten Ngoc Hoi, propinsi Kon Tum memperkenalkan masakan-masakan untuk memuja Giang dalam pesta menyambut padi baru: Ini merupakan paku sayur yang dimasak bersama dengan ikan dan direbus dalam tabung buluh. Dan ini merupakan nasi lemang  yang dipersembahkan untuk pesta seperti pesta besar ini. Ini adalah ikan yang direndam dengan bumbu dan dibungkus dengan daun pisang, kemudian dipanggang menjadi cukup matang, sedangkan itu  yalah daging babi rebus yang dicincang bersama dengan daun singkong asaman, semua-nya dipersembahkan kepada Giang”.

Hoang Huy Quyen, petugas urusan pekerjaan pembangunan kehidupan berbudaya di basis, kabupaten Ngoc Hoi, propinsi Kon Tum memberitahukan bahwa pesta menyambut nasi baru dari warga etnis Gie Trieng dianggap sebagai pesta  yang lahir paling dini dan paling lama usianya, membawa selar dari satu kebudayaan padi huma dan musim panenan. Pesta menyambut nasi baru dari warga etnis Gie Trieng mempunyai kesamaan dan sekaligus kelainan terbanding dengan etnis-etnis minoriatas yang lain di daerah Tay Nguyen. Selain cara menghias talam sajian, cara menghias rumah gadang dengan bermacam-macam warna yang memanifestasikan segala makhluk di sekitarnya hidup berkembang biak. Sesepuh Desa juga menjalankan upacara melemparkan butir beras yang suci. Semua beras ini dikumpulkan dari semua keluarga di dukuh dengan arti menghormati dan memuliakan beras-mutiara pemberian Giang. Bapak Hoang Huy Quyen, petugas urusan pekerjaan pembangunan kehidupan berbudaya di basis, kabupaten Ngoc Hoi, propinsi Kon Tum memberitahukan: Ketika sesepuh desa melemparkan beras ke ketinggian, semua orang berusaha menangkapnya dengan tangan. Menurut konsep fikiran warga etnis Gie Trieng, siapa yang bisa menangkap 2,4,6 atau 8 butir  beras, orang itu akan mendapat kemujuran. Ini merupakan ciri khas dalam upacara menyambut nasi baru dari warga etnis Gie Trieng  yang tidak ada  di etnis-etnis yang lain”.

Setelah Upacara pemujaan, bonang dan genderang dipukul  sehingga suasana menjadi bergelora, kaum wanita dan pemuda menari dalam suasana  gembira. Suara gong dan bonang, menarik-nari berkeliling  dan suara pekikan  menciptakan  suasana bergelora dan antusias. Wajah-wajah yang gembira, penuh dengan harapan akan satu panenan yang baik dan cukup sandang-cukup pangan.

Warga etnis Gie Trieng mempunyai konsep fikiran bahwa aktivitas kerja dan produksi yang dilakukan manusia dan siklus kehidupan pohon biasanya memakan waktu 9 bulan, waktu sisanya sepanjang tahun adalah untuk berlibur dan berpesta. Oleh karena itu, aktivitas menari dan menyany selalu berlangsung selama berhari-hari. Dulu, pesta menyambut nasi baru berlangsung secara besar-besaran dan megah, para warga etnis Gie Trieng melakukan upacara sangat besar untuk menyatakan terimakasihnya kepada Dewa Padi, semua keluarga memiliki guci-guci yang penuh dengan beras, daging binatang hutan dan lain-lain…Tapi, sekarang ini, bersama dengan perubahan sosial-ekonomi, semua pesta pada umumnya, pesta menyambut nasi baru pada khususnya dari semua dukuh warga etnis Gie Trieng juga mengalami perubahan, menurut kecenderungan menjadi lebih sederhana. Banyak daerah tidak mengadakan pesta-pesta tradisional lagi, melainkan diganti dengan ritual-ritual agama  baru.

Etnis Gie Trieng adalah salah satu di antara etnis-etnis yang mempunyai kebudayaan khas dan kaya raya dengan identitas etnis-nya. Pusaka budaya tradisional dari warga etnis Gie Trieng  membawa selar dari warga daerah Tay Nguyen, sekaligus membawa kental identitas barisan pegunungan Truong Son. Oleh karena itu, pekerjaan mengkonservasikan dan mengembangkan bermacam-macam  budaya bendawi dan nonbendawi, melestarikan adat kebiasaan yang khas dari warga etnis Gie Trieng telah dan sedang mendapat perhatian khusus, turut lestarikan nilai budaya yang khas dari warga etnis-etnis di Vietnam.


Komentar

Yang lain