Aktivitas-aktivitas Presiden Vietnam Truong Tan Sang di sela-sela KTT Asia-Afrika - 2015 yang berlangsung di Indonesia

(VOVworld) - Pada Kamis sore (23 April), Presiden Truong Tan Sang terus menghadiri sidang pleno ke-6 dan acara penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afika-2015 yang sedang berlangsung di Indonesia. Di sela-sela KTT ini, Presiden mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para pemimpin dan wakil negara-negara peserta  KTT tersebut.

Ketika menerima  Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Presiden Truong Tan Sang  berbahas tentang langlah-langkah untuk memperdalam lebih lanjut lagi hubungan kemitraan strategis yang ekstensif dan intensif Vietnam-Jepang yang diantaranya menekankan arti pentingnya usaha mepertahankan secara permanen kunjungan dan pertemuan tingkat tinggi. Presiden Truong Tan Sang meminta kepada kedua pihak supaya berkoordinasi  erat, menggelarkan secara efektif  permufakatan-permufakatan yang dicapai, memperkuat kerjasama  di bidang-bidang industri penunjang, pertanian.

Sedangkan, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menegaskan: Jepang terus  mempertahankan modal ODA untuk Vietnam pada taraf tinggi, membantu Vietnam berkembang secara berkesinambungan, meningkatkan daya saing, memacu badan-badan usaha Jepang  memperkuat investasi, melakukan transfer teknologi  ke Vietnam. Dua pihak sepakat  memperkuat kerjasama  di semua forum regional dan internasional.


Aktivitas-aktivitas Presiden Vietnam Truong Tan Sang  di sela-sela KTT Asia-Afrika - 2015 yang berlangsung di Indonesia - ảnh 1
Presiden  Vietnam, Truong Tan Sang dan Presiden Indonesia, Joko Widodo
(Foto: Kantor Berita Vietnam)


Ketika menerima Presiden Indonesia, Joko Widodo, Presiden Truong Tan Sang mengatakan bahwa dua pjhak bersama-sama mengatasi problematik, berupaya  mencapai nilai perdagangan 10 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2018. Presiden Truong Tan Sang juga meminta kepada pihak Indonesia supaya memberikan perlakuan terhadap para nelayan Vietnam yang ditangkap di atas dasar semangat kemanusiaan dan hubungan persahabatan tradisional, kemitraan strategis  antara dua negara. Bersamaan itu, Vietnam juga memperhebat pendidikan, mengingatkan agar para nelayan Vietnam  menghormati wilayah laut  Indonesia.

Tentang masalah Laut Timur, dua pemimpin menegaskan arti pentingnya  menjamin perdamaian, kestabilan, keamanan, keselamatan dan kebebasan maritim di Laut Timur,  menangani sengketa-sengketa secara damai di atas dasar hukum internasional, diantaranya ada UNCLOS-1982, melaksanakan Pernyataan DOC secara serius, tidak menggunakan kekerasan atau mengancam menggunakan kekerasan, tidak mengubah status quo, tidak melakukan tindakan yang meningkatkan ketegangan, cepat menyelesaikan COC.

Ketika menerima Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mahlab, Presiden Truong Tan Sang menegaskan: Mesir merupakan mitra penting bagi Vietnam di Afrika dan Vietnam ingin memperhebat lebih lanjut lagi hubungan kerjasama dengan Mesir di bidang-bidang perdagangan, promosi investasi, telekomunikasi, permigasan, perikanan, pertanian, kesehatan dan lain-lain, berusaha mencapai nilai perdagangan bilateral sebesar 1 miliar dolar Amerika Serikat. Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mahlab  berharap supaya dua pihak   memperkuat pertukaran  delegasi tingkat tinggi dan badan-badan usaha untuk  mendorong hubungan kerjasama.

 Ketika melakukan perbahasan dengan Deputi PM Republik Korea, Hwang Woo Yea, Presiden Truong Tan Sang beranggapan bahwa dua fihak perlu cepat menyelesaikan prosedur-prosedur yang perlu untuk menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Vietnam-Republik Korea, setelah itu aktif menggelarkannya secara baik supaya dua negara menjadi mitra dagang papan atas satu sama lain, turut mengembangkan sosial-ekonomi masing-masing negara. Beliau menegaskan bahwa Negara dan Pemerintah Vietnam menciptakan syarat bagi komunitas Republik Korea di Vietnam untuk tinggal dan melakukan bisnis, memberikan sumbangan pada perkembangan Vietnam; bersamaan itu meminta kepada fihak Republik Korea supaya memperhatikan dan menciptakan syarat kondusif bagi komunitas orang Vietnam di Republik Korea. 

Ketika menerima Menlu Maroko, Mubacca Buaida, Presiden Truong Tan Sang memberitahukan bahwa Vietnam menghargai hubungan tradisional dengan Maroko, meminta kepada kedua negara supaya memperkuat pertukaran delegasi berbagai tingkat dan temu pergaulan rakyat. Menlu Maroko, Mubacca Buaida menegaskan bahwa Maroko ingin membina hubungan kemitraan dan perkembangan dengan Vietnam. Dua negara bisa memainkan peranan aktif dalam mengkonektivitaskan kawasan Afrika Utara dan ASEAN. Vietnam dan Maroko perlu terus melakukan kerjasama erat lebih lanjut lagi di forum-forum internasional dan regional. Pada hari yang sama, Presiden Truong Tan Sang melakukan pertemuan dengan PM Singapura, Lee Hshien Loong, melakukan temu kerja dengan PM Palestina, Rami Hamdallah; PM Kamboja, Samdech Hun Sen dan menerima Deputi PM, Menlu Laos, Thoonglun Xixulit. 

Pada semua kontak tersebut, Presiden Truong Tan Sang meminta kepada negara-negara supaya mendukung Vietnam mencalonkan diri menjadi anggota Dewan eksekusi UNESCO (2015-2019), Dewan Sosial-Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (2016-2018) dan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (2020-2021)./.

 

 

 


Komentar

Yang lain