Hubungan AS-Turki meningkatkan ketegangan

(VOVWORLD) - Presiden Turki, Tayyip Erdogan, pada Sabtu (11/8), telah memberitahukan berencana mulai menggunakan mata uang Lira bukan USD dalam transaksi dagang dengan para mitra dagang kunci negara ini, di antara-nya ada Rusia, Tiongkok,  Iran dan Ukraina. 

Pernyataan tersebut dikeluarkan sehari segera setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump membolehkan meningkatkan dua kali lipat tarif terhadap aluminium dan baja yang diimpor dari Turki, yaitu 50% terhadap baja dan 20% terhadap aluminium. Dengan gerak-gerik ini, mata uang Lira dari Turki telah kehilangan 20% nilai terbanding USD, mencapai tarap rendah rekor. Presiden Tayyip Erdogan bersamaan itu menegaskan bahwa siap mengunakan mata uang Euro dalam transaksi dengan negara-negara Eropa kalau negara ini bersedia.

Dalam satu grak-gerik yang lain pada hari yang sama, Ketua Parlemen Turki, Binali Yildirim mengatakan bahwa pandangan permusuhan AS terhadap Rusia dan Turki adalah tidak layak. Hubungan AS-Turki menjadi tegang setelah kasus pendeta orang AS, Andrew Brunson yang ditangkap oleh Pemerintaha Ankara karena dicurigai punya hubungan dengan satu kelompok yang dianggap oleh pemerintahan Ankara sebagai teroris.

Komentar

Yang lain