Kunjungan tersebut tidak hanya merupakan peluang yang baik dua pihak untuk memperkokoh kembali hubungan bilateral, terutama pada saat memperingati HUT ke-70 penggalangan hubungan diplomatik, melainkan juga bisa membantu menetapkan kembali hubungan Amerika Serikat (AS) – Tiongkok. Kunjungan ini berlangsung pada latar belakang yang sangat istimewa: perundingan bilateral AS – RDRK tidak mencapai hasil-guna, perang dagang AS-Tiongkok mengalami eskalasi dan kunjungan ini berlangsung menjelang pertemuan puncak AS-Tiongkok di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Jepang pada akhir bulan ini.

Menurut kalangan analis, di satu segi, kunjungan tersebut bisa memulihkan perundingan-perundingan tentang masalah nuklir RDRK. Tapi, di segi lain, yang paling penting ialah menggunakan masalah nuklir RDRK untuk memecahkan masalah perang dagang.

Pada latar belakang perang dagang AS-Tiongkok sedang mengalami eskalasi, perihal Tiongkok bisa menjadi mediator dalam mengadakan kembali perundingan nuklir akan merupakan “cindera mata” yang tidak bisa lebih baik lagi untuk diganti dengan deeskalasi AS terhadap Tiongkok dalam perang dagang sekarang ini.

Pada sore hari itu juga, Presiden Tiiongkok, Xi Jinping telah melakukan pembicaraan dengan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un.