PM Nguyen Xuan Phuc mengakhiri dengan baik kunjungan resmi di Thailand

(VOVWORLD) - PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc Sabtu sore (19/8) meninggalkan Nakhon Phathom, pulang kembaoi ke Kota Hanoi, mengakhiri dengan baik kunjungan resmi di Thailand dari 17 - 19/8, atas undangan PM Kerajnaan Thailand,  Prayut Chan-ocha. Sebelum meninggalkan Nakhon Phathom, PM Nguyen Xuan Phuc telah menyapa dan memberikan bingkisan kepada kolektif guru dan pelajar di Pusat Kebudayaan Persahabatan  Nakhon Phathom - Hanoi.

PM Nguyen Xuan Phuc mengakhiri dengan baik kunjungan resmi di Thailand - ảnh 1PM Nguyen Xuan Phuc melakukan pertemuan dengan wirausaha diaspora Vietnam di Thailand  (Foto: VGP) 

Sebelumnya, dalam rangka kunjungan resmi di Thailand, Sabtu pagi (19 Agustus), di provinsi Nakhon Phanom, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc melakukan pertemuan dengan para wirausaha diaspora Vietnam di Thailand.

Pada pertemuan ini, para wirausaha diaspora Vietnam di Thailand menilai tinggi semua prestasi sosial-ekonomi yang dicapai Tanah Air selama ini dan ingin melakukan kerjasama dan investasi di kampung halaman di banyak bidang seperti pengolahan hasil pertanian, kerjasama ekspor barang dagangan. Untuk mendapat syarat yang lebih kondusif dalam kerjasama dan perdagangan, para wirausaha tersebut meminta kepada pimpinan dua negara supaya mendorong jalan-jalan darat dan penerbangan yang mengkonektivitaskan dua negara, membuka missi penerbangan antara Kota Hanoi dan provinsi Nakhon Phanom, menciptakan kerangka untuk mendorong kerjasama ketenaga-kerjaan antara dua negara, di antaranya ada masalah membawa pekerja Vietnam untuk bekerja di Thailand. Di depan pertemuan ini, PM Nguyen Xuan Phuc memberitahukan bahwa sampai tahun 2020, Vietnam dan Thailand menargetkan akan mencapai nilai perdagangan bilateral sebanyak 20 miliar USD, mendorong pengembangan pariwisata, melakukan kerjaama investasi yang lebih kuat lagi. PM Nguyen Xuan Phuc menginginkan agar wirusaha diaspora Vietnam memberikan sumbangan terhadap target-target ini dan menjadi jembatan penghubung mendorong kerjasama antara dua negara. Dia menginginkan agar para wirausaha diaspora menjadi perantara promosi dagang antara dua negara, membawa barang dagangan Vietnam masuk ke dalam sistim perdagangan dan toko serba ada  Thailand, menjadi agen pemasaran barangan dagangan Vietnam dan Thailand. Juga pada pagi hari itu, PM Nguyen Xuan Phuc telah membakar hio untuk mengenangkan Presiden Ho Chi Minh di Zona Peringatan Presiden Ho Chi Minh di provinsi Nakhon Phanom dan menemui kaum diaspora.

Sebelumnya, pada Jumat malam (18 Agustus), PM Nguyen Xuan Phuc telah melakukan temu kerja dengan Walikota Nakhon Phanom, Somchai Vitdumrong.

Sehubungan dengan kunjungan resmi PM Nguyen Xuan Phuc di Kerajaan Thailand , dua pihak telah mengeluarkan Pernyataan Bersama. Pernyataan Bersama yang isinya  menekankan bahwa kedua PM sepakat memperluas bidang-bidang kerjasama untuk mendorong hubungan kemitraan strategis antara dua negara. Menurut itu, dua pihak berkomitmen memperkuat kerjasama pertahanan, pertukaran informasi intelijen dan membantu pelatihan, sepakat melakukan perundingan tentang Perjanjian Ekstradisi dan Perjanjian Bantuan Hukum tentang Pidana. Dua pihak melakukan komitmen lagi tidak mengizinkan perseorangan dan organisasi manapun menggunakan wilayah negeri ini untuk melakukan tindakan sabotase terhadap negeri yang lain. Dua PM menegaskan akan mendorong kerjasama lebih lanjut lagi untuk mencapai nilai perdagangan bilateral sebanyak 20 miliar USD pada tahun 2020. Thailand menegaskan terus membantu badan-badan usaha swasta melakukan investasi di Vietnam, khususnya di bidang-bidang utama yang perlu bagi pertumbuhan ekonomi Vietnam. Dua PM menyatakan tekad memperkuat kerjasama dalam mendorong semua konektivitas transportasi multi cara, melipuati di transportasi darat, laut dan penerbangan antara dua negara dan dalam subkawasan sungai Mekong, sepakat mendorong jalur bis yang menyambungkan Thailand-Laos-Vietnam serta jalur transportasi tepi aluat antara Thailand-Kamboja-Vietnam. Dua pemimpin menegaskan kembali arti penting masalah menjaga perdamaian, keamanan dan kestabilan serta keselamatan dan kebebasan maritim di Laut Timur. Dua PM menekankan bahwa semua pihak perlu menjamin pelaksanaan DOC  secara lengkap dan efektif, menegaskan kembali mendukung ASEAN dan Tiongkok supaya cepat mencapai COC dan  menyetujui bhawa tujuan terakhir bagi masalah Laut timur haruslah menjadi kawasan laut yang damai, stabil dan berkembang secara berkesinambungan.

Komentar

Yang lain