Presiden Filipina menegaskan “tidak melakukan perundingan dengan kaum teroris”

(VOVWORLD) - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, pada Rabu (31 Mei), menyatakan bahwa dia akan tidak melakukan perundingan dengan para anasir Islam yang sedang melawan tentara negara ini dan mengontrol daerah-daerah di kota Marawi Selatan, bersamaan itu menegaskan tekad menendang organisasi yang menamakan diri  “Negara Islam” (IS) keluar dari Filipina.
Presiden Filipina menegaskan “tidak melakukan perundingan dengan kaum teroris” - ảnh 1 Ilustrasi (Foto: Kantor Berita Vietnam)

Dia telah mengatakan hal tersebut di depan para serdadu tentara di kota Davao yang dianggap memanifestasikan perubahan dalam pendirian dari pemimpin Filipina ini ketika pada pekan lalu dia telah menyerukan kepada kelompok pembangkang Maute yang sedang berbaku tembak dengan tentara di Marawi supaya melakukan perundingan. Pada hari yang sama, tentara Filipina memberitahukan bahwa baku tembak yang memakan waktu selama pekan ini di Marawi terus terjadi lagi karena kaum pembangkang telah mencuri senjata dan amunisi serta membebaskan beberapa nara pidana, sementara itu tentara tetap sedang menyerang kaum pambangkang di darat maupun di udara. Ernesto Abella, juru bicara Presiden Filipina memberitahukan  bahwa jumlah orang yang tewas dalam baku tembak ini mencapai 129 orang. Menurut itu, sedikitnya ada 89 militan yang telah dibasmi dalam baku-baku tembak dengan pasukan Pemerintah, sementara itu ada 21 serdadu dan 19 penduduk sipil yang tewas.  

Komentar

Yang lain