RDRK menegaskan uji coba peluncuran rudal balistik interkontinental

(VOVWORLD) - Kantor Berita  Sentral Korea (KCNAS), pada Sabtu (29 Juli), menegaskan informasi tentang uji coba peluncuran rudal balistik interkontinental (ICBM) dari negara ini. Pernyataan KCNA  menegaskan  uji coba ke-2  peluncuran rudal ICBM Hwasong-14 telah mencapai sukses. 
RDRK menegaskan uji coba peluncuran rudal balistik interkontinental - ảnh 1Rudal ICBM Hwasong-14 diluncurkan oleh RDRK di satu tempat rahasia, pada 4/7. (Foto: Yonhap/Kantor Berita Vietnam)

Menurut pemberitahuan KCNA, rudal ini telah terbang selama 47 menit 12 detik, di ketinggian lebih dari 3 700Km dan mencapai jarak hampir 1000 Km dan menembak tepat pada  sasaran di laut. KCNA juga memberitahukan: Uji coba peluncuran rudal ini  dilakukan menurut perintah pemimpin Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK), Kim Jong-un. Pemimpin Kim Jon-un menegaskan: Program pengembanan senjata RDRK adalah satu aset yang tak ternilaikan harganya yang tidak diganti atau ditarik kembali.  Dia menekankan uji coba rudal terkini adalah satu “peringatan keras” terhadap Amerika Serikat (AS). Menurut Kim Jon-un, uji coba ini menunjukkan seluruh wilayah negeri AS berada dalam jarak tembak rudal RDRK.

Sementara itu, Pentagon, pada Jumat (28 Juli), memberitahukan kalangan pejabat primer Amerika Serikat (AS) dan Republik Korea sudah membahas “opsi-opsi reaksi militer” setelah RDRK melakukan uji coba peluncuran rudal ICBM pada hari itu.  Pada pembicaraan telepon antara Ketua Gabungan Kepala Staf Tentara AS, Joseph Dunford dengan Panglima Komando Pasifik, Laksamana Harry Harris dan Ketua Gabungan Kepala Staf Tentara Republik Korea, Jenderal Lee Sun-jin, Joseph Dunford dan Harris telah menyatakan komitmen yang tidak berubah kepada pasukan koalisi AS-Republik Korea. Tiga pejabat militer ini  juga berbahas tentang  “opsi-opsi reaksi militer”.

Di Republik Korea, Presiden Mon Jae-in, pada Sabtu pagi (29 Juli), memimpin sidang Dewan Keamanan Nasional (NSC) dan mengutuk uji coba peluncuran rudal terkini yang dilakukan RDRK. Tindakan ini melanggar Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan “mengancam keamanan dan perdamaian internasional”.  Dari Tokyo, Perdana Menteri Shinzo Abe juga mengecam uji coba perluncuran rudal RDRK pada Kamis (28 Juli), menganggapnya sebagai “ancaman serius dan sekarang benar-benar ada” terhadap keamanan Jepang. Dalam pernyataannya  pada Jumat malam (28 Juli), Uni Eropa menamakan uji coba peluncuran rudal terkini yang dilakukan RDRK sebagai pelanggaran terhadap kewjiban-kewajiban Pyong Yang kepada komitmen-komimen internasional dan resolusi-resolusi PBB. Uni Eropa mendesak RDRK supaya mengekang tindakan-tindakan yang bisa meningkatkan ketegangan di kawasan dan di seluruh dunia.

Komentar

Yang lain