Situasi instabilitas politik di Mesir

(VOVworld) – Sehari setelah upacara pelantikan Presiden sementara Republik Arab Mesir, pada Jumat (5 Juli), Presiden Adli Mansour telah mengeluarkan dekrit pembubaran Dewan Penasehat Nasional (Majelis Tinggi), badan kekuasaan yang mayoritas anggotanya adalah anggota Gerakan Ikhwanul Muslimin. Sebelumnya, Presiden sementara Mesir, Adli Mansour juga mengeluarkan dekrit-dekrit yang mengangkat Direktur Badan Intelijen Internasional, mengangkat 2 penasehat senior Presiden urusan masalah politik dan Undang-Undang Dasar. Pada hari yang sama, Front Penyelamatan Tanah Air, kekuatan poros dari pihak oposisi di Mesir mengumumkan keputusan yang menominasi Mohammed Al Baradei, salah seorang diantara pemimpin-pemimpin senior Front ini pada jabatan Perdana Menteri dalam Pemerintah sementara Mesir.

Situasi instabilitas politik di Mesir - ảnh 1
Presiden sementara Mesir, Adli Mansour
(Foto: baomoi.com)

Sementara itu, Kantor Berita MENA memberitahukan bahwa Wakil Pemimpin Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, Kha Khairat El-Shater telah ditangkap pada Jumat (5 Juli) di ibukota Kairo dengan tuduhan menghasut kekerasan. Sedangkan sumber berita intelijen Israel memberitahukan bahwa gerakan “Ikhwanul Muslimin” Mesir telah membentuk satu “Dewan Perang” Sinai untuk melakukan pemberontakan untuk melawan dan membalas dendam terhadap tentara yang memecat Presiden Morsi. Menurut sumber-sumber berita ini, Organisasi “Ikhwanul Muslimin” telah berkoordinasi dengan gerakan Hamas dan gerakan Mujahidin Islam Palestina serta kelompok-kelompok Salafi di Jalur Gaza dan semenanjung Sinai untuk membentuk pangkalan di semenanjung Sinai. Dewan Perang Sinai telah mengumumkan satu video klip yang mengancam akan menyerang semua sasaran militer dan polisi di Sinai untuk membalas kudeta militer tersebut. Untuk menghadapi gerak-gerik ini, Menteri Pertahanan Mesir, Abdel Fattah al-Sisi dalam sidang darurat pada Jumat (5 Juli) menyatakan bahwa tentara “akan menggunakan kekerasan untuk mencegah pembentukan satu wilayah Islam terpisah di Sinai”.

Dalam satu gerak-gerik yang bersangkutan, pada Jumat (5 Juli), Dewan Keamanan dan Perdamaian (PSC) dari Uni Afrika (AU) telah menghentikan sementara martabat keanggotaan Mesir setelah tentara negara ini menggulingkan presiden yang dipilih rakyat yaitu Mohamed Morsi. Keputusan ini dikeluarkan dalam sidang ke-384 AU-PSC di markas AU di Etiopia untuk membahas situasi di Mesir sekarang. Dalam satu komunike resmi, PSC memberitahukan akan menghentikan sementara semua partisipasi Mesir pada aktivitas-aktivitas AU sampai saat ketertiban Undang-Undang Dasar di negara Afrika Utara ini pulih./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain