Uni Eropa, Rusia, Tiongkok dan Iran setuju mempertahankan permufakatan nuklir 2015

(VOVWORLD) - Para Menteri Luar Negeri (Menlu) Perancis, Jerman, Inggeris, Tiongkok, Rusia dan Iran, pada Jumat (6 Juli) di Wina, Ibukota Austria, telah setuju akan terus melaksanakan Rencana Aksi Menyeluruh Bersama (JCPOA) atau disebut Permufakatan Nuklir Iran yang telah ditandatangani pada tahun 2015 setelah Amerika Serikat (AS) secara sepihak  menyatakan   menarik diri dari  pada bulan Mei lalu. 
Uni Eropa, Rusia, Tiongkok dan Iran setuju mempertahankan permufakatan nuklir 2015 - ảnh 1Preiden AS, DOnald Trump dan  Permufakatan Nuklir  tahun 2015. (Foto:AFP)

Uni Eropa telah mengusulkan satu paket ekonomi untuk menjamin kepentingan Iran dalam menghadapi dampak dari sanksi yang dikenakan lagi oleh AS  terhadap negara ini.

Pada pertemuan selama dua jam, para mitra dari Iran berkomitmen  akan mempertahankan, mendorong hubungan-hubungan ekonomi, keuangan yang lebih luas dengan Iran, mendukung Iran terus mengekspor minyak tambang dan hubungan-hubungan transportasi jalan darat,  jalan kereta api,  jalan laut dan jalan udara dengan negara ini.  Negara-negara juga mendukung badan-badan usaha, khususnya badan-badan usaha kecil dan menengah melakukan  usaha  kerjasama dan investasi dengan Iran, bersamaan itu membela mereka  lepas dari pengaruh di luar  wilayah  yang bertolak dari sanksi-sanksi yang dikenakan oleh AS. Wakil senior Uni Eropa urusan kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri Ibu Federica Mogherini memberitahukan: “Semua pihak peserta  menegaskan lagi komitmen-nya dalam melaksanakan secara lengkap dan berhasil-guna  permufakatan  nuklir. Mereka beranggapan bahwa  permufakatan ini  merupakan satu  komponen penting  dalam proses  non-proliferisasi  nuklir global  dan merupakan prestasi penting dari diplomatik  multilateral dalam Resolusi 2231 yang telah diesahkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa”.

 Ketika memberikan reaksi  tentang hasil pertemuan ini, Menlu Iran, Javad  Zarif mendorong Uni Eropa  supaya bisa  menunjukkan komitmennya  sebelum sanksi AS terhadap Iran yang kembali pada hampir pertengahan bulan Agustus dan bulan November mendatang.

Komentar

Yang lain