Viet Nam bisa menjadi “pelopor” dalam menerapkan inteligensi artifisial pada dekodenisasi gen manusia

(VOVWORLD) - Lokakarya ilmiah dengan tema: “Kombinasi dekodenisasi gen dan inteligensi artifisial-satu pendekatan baru dalam merawat kesehatan” telah diadakan pada  Selasa (28 Mei) di Kota Ha Noi.  
Viet Nam bisa menjadi “pelopor” dalam menerapkan inteligensi artifisial pada  dekodenisasi gen manusia - ảnh 1 Lokakarya ilmiah dengan tema: “Kombinasi dekodenisasi gen dan inteligensi artifisial-satu pendekatan baru dalam merawat kesehatan” (Foto: VGP)

Lokakarya ini berada dalam rangka penggelaran Program nasional titik berat tentang Revolusi Industri 4.0 dengan tema: “Membantu meneliti, mengembangkan dan menerapkan teknologi dari industri 4.0” yang dilimpahkan oleh Perdana Menteri Pemerintah kepada Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam untuk dilaksanakan.

Pada lokakarya ini, para pakar menekankan: Penerapan dekodenisasi gen dalam diagnosa  penyakit memainkan peranan yang sangat penting seperti mencari secara tepat dokter spesialis tentang masalah kesehatan yang sedang dihadapi,menunjukkan cara menggunakan obat-obatan dan membuat rencana pengobatan, memperbaiki arah pengobatan untuk pasien, mengurangi biaya perawatan kesehatan. Menurut hemat Doktor Cao Anh Tuan, Pendiri bersama, merangkap  Direktor Pelaksana Genettica Viet Nam dan Amerika Serikat (satuan yang sedang mengembangkan teknologi-teknologi dekodenisasi gen dengan inteligensi artifisial), Viet Nam memiliki potensi-potensi dalam menerapkan inteligensi artifisial pada dekodenisasi gen.

Bapak David Strohm, dari  Dana Investasi Greylock memberitahukan: Untuk menetapkan secara akurat sistim gen orang Viet Nam dan mengindividualisi  proses  pengobatan untuk orang Viet Nam, maka Viet Nam supaya meninjau pembentukan Pusat Dekodenisasi  Gen. Juga menurut hemat David Strohm, kalau ada peta gen orang Viet Nam maka  penggunaan dan penjagaan rahasianya akan menjadi lebih aman karena ada ketentuan-ketentuan  nasional. Ini merupakan peluang bagi Viet Nam untuk menjadi “pelopor”  dalam Revolusi Industri 4.0.

Juga pada lokakarya ini, banyak peserta mengatakan: Asia Tenggara sedang dianggap  sebagai “daerah cekung” dalam teknologi dekodenisasi gen, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam mendekati teknologi-teknologi dan penelitian ilmu kedokteran mutakhir. Orang Viet Nam pada khususnya dan orang Asia pada umumnya  perlu mempunyai proyek-proyek penelitian untuk bangsa-nya sendiri.

Komentar

Yang lain