Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong melakukan perancangan ulang untuk beradaptasi dengan perubahan iklim

(VOVWORLD) - Setelah dua tahun melaksanakan Resolusi Pemerintah nomor 120 tentang beradaptasi dengan perubahan iklim, beberapa mekanisme dan kebijakan telah diperiksa, di lengkapi dan dirancang secara global untuk mengembangkan Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong secara berkesinambungan sedang giat dibuat. Ini merupakan dasar bagi berbagai kementerian, instansi dan daerah untuk bersinergi mengembangkan Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong secara berkesinambungan.
Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong melakukan perancangan ulang untuk beradaptasi dengan perubahan iklim - ảnh 1 Ilustrasi (Foto: VOV)

Menurut Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, selama dua tahun melaksanakan Resolusi Pemerintah nomor 120, pertumbuhan GDP tahun 2018 Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong mencapai tingkat yang mengesankan sebesar 7,8% - taraf yang paling tinggi selama 4 tahun ini. Nilai ekspor seluruh daerah ini untuk pertama kalinya mencapai 15,7 miliar USD. Di antaranya yang patut diperhatikan ialah penggelaran berbagai tugas dan solusi mengembangkan Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong secara berkesinambungan telah mencapai beberapa hasil yang penting. Semua provinsi  di Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong telah mengubah kira-kira 40.000 Hektar tanah yang kurang berhasil-guna ke penanaman pohon buah-buahan, palawija budiaya perikanan unggas dan ternak besar. Yang memelopori dalam gerakan tersebut ialah Provinsi Tien Giang –yang telah memindahkan secara kuat struktur cocok tanam-peternakan sesuai dengan situasi khusus dari tiga daerah yang terpisah. Tran Van Hong, di dukuh  Giong Lanh 2, Kecamatan Tang Hoa, Kabupaten Go Cong Dong, Provinsi Tien Giang- seorang tipikal dalam pola beternak kambing sebagai pengganti pohon padi memberitahukan bahwa pola ini sangat sesuai dengan daerah yang kering di pinggir laut ini. Dengan pola tersebut pendapatan yang dia peroleh  kira-kira 300-400 juta VND pertahun, kehidupan keluarga-nya menjadi berkecukupan. Dia memberitahukan:

“Ketika gagal dalam beternak kambing, saya telah mencari tahu dan belajar kepada pendahulu, membeli banyak buku spesialis tentang peternakan kambing, cara mencegah penyakit dan mengganda-luaskan bibit kambing. Sekarang ini, saya telah memilih peternakan kambing karena itu merupakan profesi yang berkembang secara berkelanjutan dan memberikan pendapatan yang lebih tinggi. Setiap tahun saya juga meningkatkan jumlah kambing dari 100-200 ekor, pada pokoknya melakukan pembasteran bibit kambing perah untuk memanfaatkan susunya.”

Berdasarkan pada situasi khusus di setiap provinsi, maka pemindahan pola-pola produksi di provinsi-provinsi di Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong mengalami perbedaan. Seperti misalnya di Provinsi Ben Tre ada tiga kabupaten pesisir yang menderita dampak yang tidak kondusif dari perubahan iklim, terutama kenaikan air laut. Untuk melaksanakan Resolusi Pemerintah tersebut, selama 2 tahun ini, provinsi tersebut terus menyempurnakan sistem irigasi menurut arah “terbuka”, memanfaatkan sumber air asin untuk membudidayakan perikanan dengan kira-kira 36.000 Hektar budidaya udang laut, mengurangi kira-kira 10.000 Ha penanaman padi dan pembuatan garam di Kabupaten Ba Tri, Binh Dai dan Thanh Phu untuk meningkatkan area penanaman pohon kelapa pohon, buah-buahan, membudidayakan perikanan dan beternak  sapi menurut standar VietGAP.

Pola beternak  udang yang ditumpangsarikan dengan pohon padi sedang menjadi keunggulan di Provinsi Ca Mau, sesuai dengan situasi penestrasi keasinan. Dulu, di Kecamatan Tan Bang, Kabupaben Thoi Binh, pohon tebu merupakan pohon dominan, tapi sampai sekarang telah berpindah ke pembudidayaan udang – padi dengan kira-kira 3.600 Hektar, menduduki lebih dari 90% tanah produksi di provinsi ini. Bapak Le Hoang Phuong, Ketua Komite  Rakyat Kecamatan Tan Bang memberitahukan bahwa pola tumpang sari tersebut memberikan laba  lebih dari 100 juta VND perhektar pertahun, jauh lebih terbanding dengan penanaman pohon padi atau pohon tebu. Dia mengatakan:

“Pola tumpang sari pohon padi-udang bisa dianggap sebagai pola mengembangkan ekonomi secara berkesinambungan. Panenan padi memberikan pendapatan kepada rakyat sambil menjamin ketahanan pangan di provinsi ini. Bersamaan itu, menciptakan lingkungan yang potensial dengan banyak pakan bagi udang. Kenyataan telah membuktikan bahwa ketika panenan padi memberikan produktivitas yang tinggi maka panenan udang lanjutan akan mencapai hasil-guna yang tinggi. Pola tersebut bisa beradaptasi dengan situasi cuaca yang tidak kondusif”.

Daerah dataran rendah Sungai Me Kong masih ada banyak pola produksi pertanian, kerajinan tangan artistik dan perikanan yang sangat kreatif. Meskipun mengalami banyak kesulitan, tantangan dan dampak yang tidak kondusif dari perubahan iklim, tapi warga daerah dataran rendah Sungai Mekong yang rajin dan tekun dalam pekerjaan dan produksi-nya, sedang selangkah demi selangkah “membuat bahaya menjadi potensi perkembangan yang kondusif untuk menggeliat diri dan mencapai kesejahteraan.

Komentar

Yang lain