Harapan “mewarisi suara bonang” di Dukuh M’Duk

(VOVWORLD) - Dalam menghadapi kenyataan ruang pagaleran resital gong dan bonang semakin menyempit dan terkikis, maka perihal tim-tim bonang muda di dukuh-dukuh di Provinsi Dak Lak yang benar-benar gandrung pada jenis instrumen musik tradisional merupakan hal yang patut dihargai. Bagi para pemuda dan anak-anak di Dukuh M’Duk, Kecamatan Ea Tam, Kota Buon Ma Thuot, kegandrungan ini membantu mereka datang kepada suara bonang dan telah mencapai hasil-hasil permulaan, menggandakan harapan melanjutkan suara bonang di dukuh untuk generasi di kemudian hari.
Harapan “mewarisi suara bonang” di Dukuh M’Duk - ảnh 1Tim bonang muda dukuh M'Duk   (Foto: H'Xiu-vov.vn) 

Ketika suara bonang bergema, rasa enggan dari para anggota tim bonang Dukuh M’Duk yang untuk pertama kalinya melakukan pertunjukan di panggung cepat hilang. Walaupun masih muda, tapi pertunjukan yang mereka lakukan mendapat penilaian tinggi dari para artisan, tidak kalah terbanding dengan para artisan yang berpengalaman dan punya teknik pertunjukan sudah lama. Acara pertunjukan ini telah memperoleh penghargaan ketiga dalam lomba tingkat gugus pemukiman dan dipilih untuk ikut serta dalam babak final di Festival Kebudayaan dan Olahraga Etnis-Etnis di Kota Buon Ma Thuot yang berlangsung pada tanggal 10 Maret lalu. Y Wan E’Ban, seorang anggota tim bonang ini memberitahukan bahwa dapat melakukan pertunjukan di panggung, bersaing dengan para artisan yang sudah berpengalaman di dukuh-dukuh lain, maka kegandrungan mereka terhadap suara bonang nampaknya menjadi berlipat-ganda. “Saya dan beberapa anak lain juga banyak bingung karena masih muda dan untuk pertama kalinya mewakili dukuh untuk ikut serta dalam lomba. Saya juga merasa gembira dan bangga ketika melampaui wakil dari dukuh-dukuh lain untuk ikut serta dalam festival ini. Saya berharap agar pada masa depan, tim bonang ini akan berkembang untuk menjaga kebudayaan etnis minoritas E De”.

Dibentuk pada kira-kira 3 tahun ini, tim bonang muda Dukuh M’Duk sekarang ini punya 12 orang anak yang berusia dari 9 sampai 17 tahun yang ikut berlatih dan melakukan pertunjukan pada pesta-pesta. Setiap pekan, para anggota tim bonang ini menyediakan waktu  dari 2 sampai 3 malam untuk  berlatih memainkan acara-acara musik  bonang sampai fasih.

Artisan Y Hiu Nie Kdam, orang yang langsung memberikan pengajaran kepada tim bonang muda Dukuh M’Duk bercurhat bahwa dia merasa sangat gembira karena para muridnya semakin tumbuh mendewasa dan mencintai jenis instrumen musik tradisional etnisnya. Bagi dia, suara bonang bagaikan roh warga etnis E De, maka dia sangat mencintai dan ingin mewariskannya lebih banyak lagi  kepada generasi penerus.

Selama 10 tahun ini, telah ada puluhan tim bonang muda etnis E De di dukuh-dukuh yang diajar oleh dari artisan Y Hiu Nie Kdam, mereka bisa melakukan pertunjukan acara musik bonang secara fasih dan ikut melakukan pertunjukan di banyak daerah di dalam dan luar provinsi. Khususnya, di Dukuh M’Duk, kampung halamannya, dari tahun 2004 hingga sekarang, banyak tim bonang muda telah  mencapai prestasi-prestasi dalam lomba berbagai tingkat dan hal itu nampaknya menambahkan kekuatan dan ilham bagi dia untuk terus menjaga jiwa bonang daerah Tay Nguyen. “Pada permulaannya, generasi muda melihat bahwa ini juga merupakan ciri budaya etnisnya sendiri dan khususnya ialah pada tahun ini, ada banyak orang tua murid tetangga yang mendaftarkan nama  anak mereka untuk ikut belajar, maka saya baru berhasil mempertahankan jumlah anggota yang semakin banyak”.

Di Dukuh M’Duk dewasa ini, kegandrungan memainkan bonang dan melestarikan gong dan bonang telah disebar-luaskan ke banyak generasi. Tidak hanya kaum pemuda dan anak-anak yang menggemari dan belajar cara memainkan bonang, tapi ayah-ibu mereka juga sangat memperhatikan dan mendukung anak-anak mereka untuk ikut belajar dan memberikan dorongan semangat ketika mereka ikut melakukan pertunjukan. Saudara Y Ninh E’Ban yang punya anaknya ikut serta dalam tim bonang memberitahukan bahwa ketika anaknya melakukan pertunjukan, dia senantiasa menyediakan waktu untuk menyemangati tim ini, hal itu menciptakan tali konektivitas antara ayah dan anak dan mengingatkan anaknya lebih mencintai nilai-nilai tradisional. “Kami adalah orang tua murid, kami merasa sangat gembira ketika pak guru Y Hiu menerima dan mengajar secara hangat cara memainkan gong dan bonang kepada anak-anak. Sekarang ini, kami juga merasa sangat gembira ikut serta bersama dengan anak-anak untuk menyemangati mereka dan turut bergembira dengan seluruh tim”.

Dari mencintai dan belajar secara serius, generasi pemain bonang muda di Dukuh M’Duk sedang berangsur-angsur mewarisi nilai-nilai tradisional yang ditinggalkan oleh generasi pendahulu melalui lagu-lagu bonang. Mereka akan merupakan generasi penerus agar ritme bonang etnis E De terus bergema di daerah pegunungan Tay Nguyen yang meluas.

Komentar

Yang lain