Membarui aktivitas perpustakaan pada zaman teknologi 4.0

(VOVWORLD) -  Sudah sejak lama, masalah pergi ke perpustakaan untuk membaca buku telah menjadi kebiasaan banyak orang untuk menambahkan pengetahuan untuk kebutuhan usaha dan kehidupan spirituil. Selama ini, sain dan teknologi berkembang kuat, kebiasaan dari pengguna perpustakaan juga mengalami banyak perubahan. Kenyataan telah mengajukan beberapa tantangan terhadap sistim perpustakaan di Viet Nam.
Membarui aktivitas perpustakaan pada zaman teknologi 4.0 - ảnh 1Ilustrasi  (Foto: daidoanket.vn) 

Penerapan kemajuan-kemajuan sains dan teknologi selama ini telah mengubah cara aktivitas perpustakaan. Perpustakaan-perpustakaan Viet Nam telah dan sedang  bergeser dari pola perpustakaan tradisional menjadi perpustakaan elektronik dan perpustakaan digital modern. Perpustakaan telah dan sedang membawa peluang-peluang kepada para pembaca untuk mendekati informasi dan pengetahuan terbuka. Sumber daya informasi yang dibina dan dikembangkan oleh perpustakaan telah menciptakan kemampuan mendekati  kepada para pembaca  sehingga melampui skala perpustakaan. Bersama dengan mengumpulkan koleksi bahan-bahan cetakan, dokumen multi-media, banyak perpustakaan telah berinisiatif mengumpulkan data-data dan dokumen digital, menyusun kebijakan-kebijakan untuk mengakses, berbagi dan menggunakan kembali data-data. Bersamaan itu, menangani, mengarsif, mengkonservasikan dan mengelola data-data, melakukan sosialisasi dan pengorganisasian untuk digunakan oleh semua pembaca.

Akan tetapi, Revolusi Industri 4.0 di samping menciptakan banyak peluang juga  mengajukan tidak sedikit tantangan terhadap perpustakaan. Kalau tidak membarui cara aktivitas, semua perpustakaan harus menghadapi  bahaya ketertinggalan di belakang dan  meningkatkan kesenjangan terbanding dengan komunitas perpustakaan dunia. Sejarawan Duong Trung Quoc memberitahukan: “Sekarang ini,  kami adalah orang yang memanfaatkan beberapa perpustakaan asing. Hal yang paling penting dan penilaian yang paling tinggi ialah bagaimana mereka telah mendigitalisasi aset mereka. Sekarang ini, kami sedang membuat sejarah kontemporer Viet Nam periode modern awal  dan sangat berkaitan dengan khazanah arsif dari Perpustakaan Nasional Perancis. Dengan demikian, kamai bisa duduk di Kota Ha Noi untuk memecahkan serentetan masalah  tentang pembacaan buku, tetapi tetap adalah buku dari Perpustakaan Nasional Perancis”.

Untuk memperjelas peranan perpustakaan dalam kehidupan modern, pola perpustakaan pada masa depan, cara manajemen dan pengoperasian untuk membarui aktivitas, memenuhi missi terhadap perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan sosial-ekonomi juga mendapat banyak perhatian dari para petugas perpustakaan.

Bisa dikatakan, perpustakaan tidak hanya merupakan tempat  menyimpan warisan buku dari bahan-bahan dari bangsa, tetapi juga mengumpulkan, memanfaatkan dan memberikan informasi. Perpustakaan juga merupakan tempat melakukan aktivitas kebudayaan, ruang belajar bagi masyarakat, satu institusi kebudayaan-ilmu pengetahuan-pendidikan di luar sekolahan yang tidak bisa kurang. Beberapa perpustakaan telah memperhatikan aspek ruang budaya membaca untuk anak-anak seperti Perpustakaan Ilmu Pengetahuan Terpadu Kota Ho Chi Minh. Vinh Quoc Bao, Wakil Kepala Perpustakaan tersebut menunjukkan: “Perpustakaan Ilmu Pengetahuan Terpadu Kota Ho Chi Minh baru saja meluncurkan satu ruang kesenian  sesuai dengan kebutuhan belajar, mencari tahu dan mempraktekkan ilmu pengetahuan untuk  anak-anak kota. Proyek ini diupgrade dari perpustakaan anak-anak dulu”.

Bagi beberapa provinsi pegunungan yang syaratnya sulit, maka semua perpustakaan juga harus mencari cara aktivitas sesuai dengan kekhususan sendiri. Tran Van Thanh, kader dari Dinas Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Lao Cai (Viet Nam Utara) memberitahukan: “Kami berfokus pada pola-pola perpustakaan seperti perustakaan multi-fungsi, perpustakaan di udara luar atau disebut perpustakaan hijau dan lain-lain. Kami senantiasa mengaturnya di sekolahan-sekolahan pusat, karena kami menghormati perbedaan dari anak-anak, berfokus pada anak difabel, anak tuna netra dan lain-lain untuk menciptakan ruang membaca buku bagi anak-anak tuna netra”.

Kebutuhan membaca buku dari warga pada zaman Revolusi Industri 4.0 sangat memerlukan penguatan konektivitas  untuk berbagi sumber data-data. Upaya-upaya yang dilakukan oleh beberapa perpustakaan telah turut membuka arah maju yang lebih baru sehingga membuat perpustakaan dewasa ini menjadi “bergerak” jadi tidak  “tinggal berdiam” seperti sebelumnya.  

Komentar

Yang lain