Pusaka Viet Nam dan perkembangan yang berkesinambungan pada latar baru

(VOVWORLD) - Viet Nam sekarang ini punya 22 pusaka yang dimuliakan oleh UNESCO, meliputi pusaka alam, pusaka budaya bendawi, pusaka budaya nonbendawi, pusaka dokumen dan pusaka budaya campuran. Selama ini, Pemerintah Viet Nam sangat memperhatikan investasi bagi pekerjaan menjaga, memperbaiki dan memugar nilai-nilai global serta mengelola, menjaga dan mengembangkan nilai semua pusaka tersebut. Masalah mengkonservasikan dan mengembangkan pusaka-pusaka dunia dalam perkembangan Tanah Air dewasa ini sedang mendapat perhatian dari pemerintahan daerah dan instansi berbagai tingkat.
Pusaka Viet Nam dan perkembangan yang berkesinambungan pada latar baru - ảnh 1Satu pertunjukan lagu rakyat Bai Choi  (Foto: vov.vn) 

Acara penandatanganan permufakatan menggelarkan program pendidikan pusaka Benteng Kerajaan Kuno Thang Long, Situs Peninggalan Sejarah Co Loa di sekolah-sekolah di Kota Ha Noi baru saja berlangsung di Situs peninggalan sejarah Benteng Kerajaan Kuno Thang Long menjelang Hari Pusaka Viet Nam (23 November). Menurut isi permufakatan ini, semua sekolah di Kota Ha Noi akan membangun rencana  koordinasi dengan Pusat Konservasi Pusaka Thang Long-Ha Noi, membawa para pelajar datang untuk belajar dan menghayati situs peninggalan sejarah ini. Aktivitas ini bermaksud meningkatkan pengertian tentang pusaka-pusaka Viet Nam, bersamaan itu membangun kesedaran mengkonservasikan dan mengembangkan pusaka bagi warga Viet Nam ketika sedang belajar di sekolahan. Hal itu akan membantu pengkonservasian dan pengembangan pusaka secara berkesinambungan pada masa depan.

Sementara itu, dengan menyedari nilai unik dari seni lagu rakyat Bai Choi Viet Nam Tengah, Provinsi Quang Nam telah melakukan banyak proyek penelitian, memacu dan menciptakan syarat yang kondusif kepada semua aktivitas mengkonservasikan dan mengembangkan nilai budaya seni lagu rakyat Bai Choi dalam kehidupan kultural dan spirituil warga di daerah ini. Ini juga merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan nilai pusaka ini. Bapak Le Van Thanh, Wakil Ketua Komite Rakyat Provinsi Quang Nam memberitahukan: “Kami melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk memacu warga di semua daerah mengkonservasikan seni lagu rakyat Bai Choi, belajar untuk melakukan pertunjukan, generasi pendahulu mewariskannya kepada generasi di kemudian hari agar bagaimana kita mengkonservasikannya secara berjangka-panjang. Di samping itu, masalah memuliakan dan mengembangkan nilai seni lagu rakyat Bai Choi juga menciptakan syarat bagi pengembangan pariwisata dan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara untuk dapat menikmati pusaka nonbendawi seni lagu rakyat Bai Choi pada waktu mendatang”.

Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, banyak ilmuwan telah merekomendasikan supaya memperluas pola pemasyarakatan aktivitas pengkonservasian dan pemugaran pusaka budaya untuk mengerahkan sumber daya, mengaitkan tanggung-jawab dari pemerintahan daerah yang berwewenang dengan rakyat dan wisatawan dalam mengembangkan Situs Peninggalan Sejarah Ibu Kota Kuno Hue secara berkesinambungan. Bapak Tran Duc Cuong, Ketua Asosiasi Ilmu Sejarah Viet Nam mengatakan: “Masalah mengembangkan peranan dan tanggung-jawab pemerintahan daerah berbagai tingkat dan badan-badan pengelola dalam mengkonservasikan dan mengembangkan nilai pusaka-pusaka budaya adalah diperlukan dan punya arti praksis. Usaha menjaga dan mengembangkan nilai-nilai  budaya dan sejarah ada peranan dari pemerintahan daerah, tetapi harus berdasarkan pada warga dan menciptakan partisipasi warga dalam mengkonservasikan dan mengembangkan nilai ini, oleh karena itu, nilai budaya itu baru bisa hidup terus secara berjangka-panjang”.

Masalah menjaga dan mengembangkan pusaka-pusaka dunia di Viet Nam yang digelarkan oleh pemerintahan daerah, instansi berbagai tingkat dan daerah-daerah di Viet Nam dengan banyak langkah yang efektif dan kreatif seperti itu, karena Pemerintah Viet Nam telah melakukan kebijakan yang tepat dalam memperlakukan pusaha-pusaka budaya tersebut. Menurut Perdana Menteri Viet Nam, Nguyen Xuan Phuc, perlu menaati prinsip yaitu secara mutlak tidak boleh menghancurkan, merusak atau mengorbankan pusaka dengan segala alasan untuk mengabdi perkembangan. Di depan konferensi tentang penjagaan dan pengembangan nilai pusaka budaya Viet Nam demi perkembangan yang berkesinambungan yang diadakan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Viet Nam pada bulan Juli lalu, Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc menunjukkan: “Harus memberikan pendidikan tentang pusaka untuk menciptakan ilham, memelihara kebanggaan dan harga diri bangsa. Harus mengusahakan langkah-langkah sesuai seperti memutakhirkan kebijakan, undang-undang, melakukan desentralisasi pengelolaan, pendidikan kader, menghargai pakar untuk mengembangkan nilai pusaka, menciptakan brand pariwisata nasional, turut mengentas dari kelaparan dan kemiskinan untuk rakyat. Pusaka bukanlah pusaka mati, tapi harus memberikan sumbangan bagi perkembangan yang berkesinambungan. Dan dengan demikian, kita bertugas membuat pusaka selalu mengalami regenerasi, eksis dan bermanfaat”.

Dengan demikian, mengkonservasikan dan mengembangkan pusaka di Viet Nam tidak hanya tanggung-jawab Negara saja, tapi juga merupakan usaha  dari massa rakyat dan masyarakat. Negara menciptakan kerangka hukum, mekanisme dan kebijakan agar rakyat memainkan peranan kunci dalam membela, menjaga, mewariskan dan mengembangkan nilai pusaka. Sosialisasi dan pemasyarakatan dalam mengkonservasikan dan mengembangkan pusaka merupakan keniscayaan, perlu dan sedang digelarkan secara efektif oleh pemerintahan daerah  dan instansi berbagai tingkat di Viet Nam. 

Komentar

Yang lain