Adat membungkus kue Chung pada Hari Raya Tet dari orang Vietnam

(VOVWORLD) - Adat membungkus kue Chung pada Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (Hari Raya Tet) telah menjadi ciri budaya tradisional dari bangsa Vietnam, dilestarikan dari masa dulu sampai sekarang, memanifestasikan ciri indah dalam peradaban padi sawah. Setiap kali Musim Semi dan Hari Raya Tet tiba, keluarga-keluarga membungkus kue Chung untuk disajikan ke alter nenek moyang. 
Adat membungkus kue Chung pada Hari Raya Tet dari orang Vietnam - ảnh 1 Keluarga saudari Nguyen Thi Phuong di Kecamatan Liem Tuyen, Provinsi Ha Nam, sedang membungkus kue Chung (Foto: Ngoc Anh / VOV5)

Menurut legenda “Kue Chung, kue Giay”, pada zaman Raja Hung ke-6, pada Hari Cikal Bakal, Raja Hung memanggil para putranya dan mengatakan bahwa siapa yang bisa mencari benda sajian untuk dipersembahkan kepada nenek moyang yang sesuai dengan keinginan Raja, maka akan bisa mewarisi mahkota. Para putra raja naik ke gunung, turun ke laut untuk mencari batu mutiara dan produk-produk hasil alam yang bernilai untuk dipersembahkan kepada Raja. Putra ke-18 yang bernama Lang Lieu adalah orang yang paling miskin di antara para putra raja, tapi  sangat alim, bermoral dan berbakti terhadap orang tua. Tidak bisa mencari produk-produk hasil alam yang bernilai untuk dipersembahkan kepada Raja, dia telah menggunakan hasil-hasil pertanian biasa seperti ketan, kacang hijau, daging babi dan daun ganyong untuk membuat dua jenis kue ialah kue Chung dan kua Giay yang melambangkan langit dan bumi untuk dipersembahkan kepada Raja. Benda sajian dari Lang Lieu sangat sesuai dengan keinginan Raja dan Raja Hung telah mewariskan mahkota kepada Lang Lieu. Dari situ, kue Chung dan kue Giay menjadi benda sajian yang suci dalam ritual pemujaan nenek moyang, memanifestasikan perasaan “minum air harus ingat pada sumbernya” terhadap nenek moyang, merupakan masakan yang tidak bisa kurang bagi orang Vietnam pada Hari Raya Tet.

Kue Chung dibuat dari bahan-bahan yang sangat dekat dengan kehidupan kaum tani seperti ketan, daging babi, kacang hijau, bawang, lada, daun ganyong dan sebagainya. Kue berbentuk persegi, melambangkan bumi, warna hijau dari daun ganyong adalah tumbuhan, kacang hijau melambangkan buah-buahan; daging bagi mewakili hewan dan ketan merupakan peradaban padi sawah. Bagi orang Vietnam, kue Chung mempunyai posisi khusus dalam hati orang Vietnam. Saudari Dinh Thanh Tu, seorang warga Kota Hanoi mengatakan: “Setiap kali musim semi dan Hari Raya Tet tiba, anak-anak sangat bersemangat melihat orang merebus kue Chung. Ini juga merupakan kesempatan bagi para anggota keluarga untuk berkumpul. Setiap orang anak Vietnam ketika dewasa tidak bisa tidak mengingat akan citra membungkus kue Chung pada Hari Raya Tet. Kue Chung pada Hari Raya Tet juga digunakan sebagai oleh-oleh dan masakan khas untuk mengundang tamu pada Hari Raya Tet”.

Adat membungkus kue Chung pada Hari Raya Tet dari orang Vietnam - ảnh 2 Kue Chung (Foto: Internet)

Kue Chung unik, kreatif dan kental dengan jati diri bangsa juga dimanifestasikan di cara membungkus dan cara merebusnya. Dengan alasan itu, di Vietnam ada banyak desa kerajinan membungkus kue Chung. Saudari Nguyen Thi Phuong, Kecamatan Liem Tuyen, Provinsi Ha Nam, salah satu di antara desa-desa yang punya kerajinan kue Chung  terkenal di Vietnam memberitahukan: “Kue Chung supaya enak, harus memilih beras ketan, kacang hijau dan daging babi yang enak. Daun ganyong untuk membungkus kue Chung juga jangan terlalu muda atau terlalu tua agar warna kue kelihatan hijau. Waktu merebus kue Chung kira-kira 10 jam”.

Menurut konsep pandangan orang Vietnam, kue Chung dan kue Giay juga memanifestasikan kombinasi yang harmonis antara langit dan bumi, menyatakan impian semua orang dan semua keluarga untuk mendapat satu tahun yang sejahtera, damai dan berbahagia. Adat tradisi memuja dan menikmati kue Chung dari orang Vietnam pada Hari Raya Tet tidak hanya membawa ciri budaya keyakinan spirituil, melainkan juga merupakan intisari kuliner dan kearifan orang Vietnam. Pham Van Luan, warga di Desa Dam, Kecamatan Liem Tuyen, Kota Phu Ly, Provinsi Ha Nam mengatakan: “Harus ada kue Chung di altar pada Hari Raya Tet untuk memanifestasikan perasaan dan kehormatan kepada nenek moyang. Pada Hari Raya Tet, di setiap keluarga harus ada kue Chung. Di taalam makanan pada Hari Raya Tet, harus ada kue Chung, maka barulah ada suasana Hari Raya Tet”.

Kue Chung merupakan simbol yang tidak bisa kurang ada pada Hari Raya Tet. Adat membungkus kue Chung pada Hari Raya Tet merupakan ciri budaya yang indah, sudah hidup lama bersama dengan waktu, terukir secara mendalam dalam hati sanubari setiap warga Vietnam setiap kali Hari Raya Tet dan Musim Semi tiba. 

Komentar

Yang lain