Satu mangkuk mihun daging sapi dengan harga 1.000 dong Vietnam menghangatkan hati pekerja miskin

(VOVworld) – Pada hari Jumat pertama setiap bulan, warung mihun daging sapi kota Hue di jalan O Cho Dua, kabupaten kota Dong Da, kota Hanoi menyediakan 150 mangkuk mihun dengan harga 1.000 dong Vietnam untuk para pekerja miskin yang berpendapatan rendah. Tindakan ini memanifestasikan perhatian dan keberbagian dari pemilik warung tersebut terhadap para orang yang hidupnya sulit di kalangan masyarakat. 


Satu mangkuk mihun daging sapi dengan harga 1.000 dong Vietnam menghangatkan hati pekerja miskin - ảnh 1
Saudara Chau Ngoc Diep
(Foto: afamily.vn)

“Seribu dong Vietnam per mangkuk mihun daging sapi kota Hue? Sekarang ini, semuanya mahal, bagaimana bisa ada satu mangkuk mihun daging sapi dengan harga 1.000 dong Vietnam yang mencapai patokan tentang kesehatan? Saya mencurigainya. Mungkin tidak ada masalah itu”.

Demikian pendapat beberapa pekerja tentang satu mangkuk mihun daging sapi kota Hue yang harganya hanya 1.000 dong Vietnam. Sekarang ini, dengan 1.000 dong Vietnam mungkin hanya bisa membeli sedikit mihun, jadi belum bicara tentang berbagai jenis daging babi, uang untuk membeli bahan bakar, uang upah  memasak dan lain-lain akan tetapi ratusan mangkuk mihun daging sapi kota Hue seperti itu telah dijual kepada para pekerja miskin.

“Hari Jumat berbagi rasa” adalah nama program amal yang dibentuk oleh saudara Chau Ngoc Diep, peneliti ilmu pengetahuan dari Akademi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam dan sekaligus adalah pemilik warung mihun daging sapi kota Hue yang bernama O Chanh tersebut. Sejak masa kecil, saudara Diep telah melakukan pekerjaan amal bersama dengan keluarganya, maka dia selalu menyediakan perasaannya kepada kaum miskin dan orang-orang yang bernasib malang. Di atas perjalanan kembali ke rumah setelah waktu kerja, dia selalu menemui para pedagang kaki lima, pedagang rongsokan, para buruh pembangunan dan lain-lain yang bekerja secara susah-payah di tengah-tengah  panas teriknya sinar matahari.  Mereka tidak berani atau jarang masuk warung untuk makan satu mangkuk mihun atau Pho yang harganya beberapa puluh ribu dong Vietnam. Pemikiran itu mendesak dia untuk melakukan tindakan yang signifikan dan membantu usaha pencaharian nafkah mereka. Dia telah berbahas dengan keluarga dan memutuskan menggelarkan program “Hari Jumat berbagi rasa”. Pada hariJumat pertama setiap bulan, dia menyediakan beberapa juta dong Vietnam yang diambil dari keuntungan setiap bulan untuk menjual 150 mangkuk mihun daging sapi kota Hue dengan harga 1.000 dong Vietnam per mangkuk kepada orang-orang yang berpendapatan rendah. Saudara Chau Ngoc Diep memberitahukan: “Ketika menyelenggarakan program ini, saya menyediakan keuntungan selama 2 hari dalam sebulan untuk melakukan pekerjaan amal. Jumlah uang itu sama dengan gaji sebulan dari seorang pekerja, tapi saya berusaha melakukan bisnis untuk mendapat keuntungan guna melakukan program ini. Saya akan terus melakukan program seperti itu untuk  berbagi keuntungan saya kepada orang-orang yang berpendapatan rendah. Saya pikir bahwa pekerjaan ini akan makan waktu lama, jadi tidak hanya dalam waktu pendek saja”.

Agar supaya semua orang mengenal program ini, saudara Diep berinisiatif mengundang para pekerja yang dia temui di jalan-jalan untuk datang ke warungnya. “Saya membuat surat-surat selebaran dengan alamat yang jelas untuk disampaikan kepada orang-orang yang berpendapatan rendah. Pada permulaannya, harus sampai pukul 6.00, saya baru bisa menjual habisnya. Tapi pada hari ke-2, hanya sampai waktu lohor saja, 150 mangkuk  mihun daging sapi ini telah habis terjual”.

Di tengah-tengah arus orang yang bergegas-gegas di tengah-tengah ibu kota Hanoi, ibu Dang Thi Hoa, seorang pedagang rongsokan asal kabupaten Quang Xuong, provinsi Thanh Hoa (Vietnam Tengah) mengharapkan agar barangnya cepat selesai dijual  untuk bisa datang menikmati mihun daging sapi kota Hue di warung O Chanh tersebut. Untuk pertama kalinya makan satu mangkuk mihun daging sapi kota Hue dengan harga 1.000 dong Vietnam, maka dia merasa sangat terharu. Dia mengatakan: “Saya melihat ada banyak orang yang datang ke sini untuk makan,  maka saya juga datang ke sini. Saya melihat ada banyak pelanggang di sini yang pada pokoknya adalah orang-orang yang berpendapatan rendah, para pedagang kaki lima. Dengan 1.000 dong tidak bisa membeli apa-apa. Saya juga berterimakasih kepada warung ini karena telah berpkir dan membantu orang-orang seperti saya”.

Warung mihun daging sapi kota Hue tersebut tetap menetapkan harganya sebanyak 1.000 dong Vietnam per mangkuk mihun, jadi bukanlah gratis agar mangkuk mihun ini bersifat berbagi  dan para pelanggan tidak merasa sedang meminta. Ibu Tran Thi Hanh, seorang warga kecamatan kota O Cho Dua, kabupaten kota Dong Da memberitahukan: “Pada hari Jumat setiap pekan ada banyak pelanggan yang datang ke sini, khususnya, mereka adalah kaum miskin, para pedagang rongsokan. Program ini mempunyai arti keberbagian yang praktis dan signifikan terhadap kaum miskin. Saya mengharapkan akan banyak pola seperti ini untuk membantu orang-orang yang menjumpai kesulitan”.

Bersama dengan warung mihun yang dimiliki saudara Chau Ngoc Diep di kota Hanoi ini, di kota Ho Chi Minh dan banyak daerah lain juga muncul warung-warung nasi amal. Para pemilik warung-warung ini telah turut membantu kaum pekerja miskin mengurangi kesulitan dalam kehidupannya.  


Komentar

Yang lain