Datang mengunjungi Kabupaten Thanh Thuy untuk menikmati dan mencari tahu tentang pesta mengarak gajah Dao Xa

(VOVWORLD) - Tidak hanya terserap oleh pemandangan alam yang eksotis, Kabupaten Thanh Thuy, Provinsi Phu Tho, Vietnam Utara menarik para wisatawan karena pesta-pesta yang unik, membawa  ciri-ciri  dari kebudayaan padi sawah. Pada hari-hari awal musim semi ini, datanglah Anda ke Kecamatan Dao Xa untuk berbaur pada salah satu di antara pesta-pesta  terbesar di Kabupaten Thanh Thuy-satu pusaka budaya non-bendawi tingkat nasional yaitu pesta mengarak gajah Dao Xa
Datang mengunjungi Kabupaten Thanh Thuy untuk menikmati dan mencari tahu tentang  pesta mengarak gajah Dao Xa - ảnh 1 Pesta mengarak gajah Dao Xa

Pesta Dao Xa (atau disebut sebagai pesta mengarak gajah) diselenggarakan dari tanggal 27 sampai tanggal 29 bulan satu tahun imlek, di antaranya tanggal 28 adalah hari pesta resmi. Sejak pagi dini hari, ada banyak warga yang telah berada di kawasan keliling Balai Desa Dao Xa untuk mempersembahkan barang-barang sedekah. Empat talam sajian dan talam panca buah-buahan disiapkan secara sangat teliti dan diatur dengan bentuk menara 9 lantai yang tingginya 1 meter lebih dan dihias dengan bunga-bunga di sekitarnya. Talam  pemujaan yang terdiri dari nasi ketan, ayam jantan rebus, masakan kolak dan kue yang ditata  indah dipandang mata.

Bagian upacara diselenggarakan secara khidmat dan hormat oleh warga Desa Dao Xa  untuk mengenangkan  jasa dan moral Dewa  Desa yaitu  Hung Hai Cong. Konon,  Hung Hai Cong-adik laki-laki dari Raja Hung ke-18 yang menguasasi daerah Tam Giang yang meliputi daerah-daerah Dao Xa, Hung Hoa dan Tho Xuyen telah membantu warga melakukan irigasi dan dengan tenteram dan gembira bersawah. Dia menikah dengan Trang Hoa, kemudian melahirkan tiga orang anak yaitu Dat Cong Long Vuong, Man Cong Long Vuong dan Uyen Cong Long Vuong. Ketika Trang Hoa menjilma, Hung Hai Cong membesarkan anak-anaknya, kemudian dia menyerahkan daerah bumi kepada tiga orang anak untuk mereka kelola, sedangkan dia mengurus daerah sungai Nhi di Provinsi Hai Duong dewasa ini. Bapak Tran Van Sang, Pemimpin Upacara pada Pesta mengarak Gajah Dao Xa, warga Dukuh 14, Kecamatan Dao Xa memberitahukan: “Hung Hai Cong ketika pulang dari menindas kaum agresor telah dianugerahkan oleh Raja Hung dengan dua pasang gajah. Di kemudian hari, warga Kecamatan Dao Xa ingat akan jasa Hung Hai Cong  dan menobatkan dia menjadi Dewa Desa dan mengambil dua pasang gajah orang untuk mengadakan upacara arak-arakan pada hari pesta”.

Datang mengunjungi Kabupaten Thanh Thuy untuk menikmati dan mencari tahu tentang  pesta mengarak gajah Dao Xa - ảnh 2
Datang mengunjungi Kabupaten Thanh Thuy untuk menikmati dan mencari tahu tentang  pesta mengarak gajah Dao Xa - ảnh 3Mengarak gajah dan  tandu di pesta mengarak gajah Dao Xa 

Bagian upacara berakhir, acara mengarak gajah dimulai. Hadir pada rombongan acara arak-arakan ini, ada 120 orang yang di depan ada dua orang yang memainkan peranan sebagai dua pasang gajah besar, yang menyusul kemudian ialah band musik. Rombongan   tersebut mengarak dua tandu. Gajah orang  adalah aspek khas dan tipikal pada pesta ini dengan bentuk dan ukuran dan warna laksana gajah yang sebenarnya tampak sangat hidup-hidup. Nguyen Xuan Khoa, seorang pawang gajah orang pada pesta mengarak gajah Dao Xa memberitahukan bahwa ketika dua “gajah orang” bercanda dengan warga peserta pesta, maka rombongan orang yang memegang  bendera berlari di sekeliling dua tandu itu sekaligus mengumandangkan suara, sehingga menciptakan suasana ramai. Begitu seterusnya, rombongan orang tersebut akan mengarakkan gajah orang dari  Balai Desa ke Kuil dan kemudian dari Kuil ke Balai Desa. Bapak Nguyen Xuan Khoa memberitahukan: “Acara mengarak  gajah  dimulai, agar “gajah orang”  bisa bergerak, harus ada cukup orang, orang di dalam “gajah orang” mengemudikannya bagaimana “gajah orang” punya semangat dan penampilan. Setelah empat orang kakek selesai berdoa, maka “gajah orang” mulai bercanda  dengan warga, tapi  yang  penting ialah  bimbingan pawang  gajah orang”.

Ketika bagian upcara dengan ritual-ritual tradisional sudah berakhir, maka bagian pesta dengan permainan-permainan yang berkaitan dengan adat-adat dari warga setempat juga dimulai. Di antaranya ada lomba menanak nasi. Ini merupakan permainan yang paling menarik dan menyerap kedatangan banya pengujung. Lomba menanak nasi pada pesta Desa Dao Xa sangat unik karena para peserta lomba ini harus menumbuk padi, menampi gabah menjadi beras, kemudian baru melaksanakan tahap menanak nasi. Bapak Nguyen Trung Khoa, peserta lomba dukuh 14, Kecamatan Dao Xa memberitahukan: “Dukuh kami saban tahun juga ikut serta dalam lomba ini. Meski isi lomba  masih sama, tapi di tengah-tengah suasana yang antusias seperti itu, semua peserta lomba juga merasa gembira dan hatinya berdebar-debar”.

Pesta Balai Desa Dao Xa mencerminkan nilai-nilai sejarah, aktivitas kultural dan keyakinan pertanian sawah padi, keyakinan memuja Dewa Air dari warga bumi nenek moyang. Ini merupakan kesempatan bagi warga setempat untuk mengenangkan para pendahulu yang telah berjasa mendirikan negeri,mendirikan desa, memohon berkah dan kemujuran serta  memohon cuacanya yang baik, panenan yang berlimpah-limpah, rakyat-nya aman tenteram dan negerinya makmur.

Komentar

Yang lain