Muong Lo - Ayunan kebudayaan dari warga etnis minoritas Thai Den

(VOVworld) - Daerah pesawahan Muong Lo, kota madya Nghia Lo, provinsi Yen Bai, Vietnam Utara adalah satu daerah bumi yang subur di daerah Tay Bac (daerah Barat Laut)-tempat yang terkenal dengan jenis-jenis beras harum. Terletak di tengah-tengah barisan gunung-gemunung yang tinggi, tapi Muong Lo punya daerah pesawahan yang bertanah rata dan adalah tempat pemukiman warga etnis-etnis dengan berbagai adat istiadat yang kental dengan identitas. 


Muong Lo - Ayunan kebudayaan dari warga etnis minoritas Thai Den - ảnh 1
Lembah Muong Lo
(Foto: dulichsuoigiang.com).


Terletak kira-kira 80 Km dari kota Yen Bai sebelah Barat, daerah pesawahan Muong Lo  berlokasi di tengah-tengah jantungnya kota madya Nghia Lo dan kebupaten Van Chan. Muong Lo adalah daerah pesawahan yang besarnya nomor dua di daerah pegunungan di Vietnam Utara setelah Muong Thanh, di provinsi Dien Bien. Kalau menempuh jalan raya nomor 32, wisatawan ketika sampai ke daerah Muong Lo dengan keheran-heranan menyaksikan keindahan daerah pesawahan terasering berpadi masak yang bertanah landai ke arah gunung. Anak sungai Nam Thia yang menerobos lembah seperti sehelai kain sutra yang meliuk-liuk di tengah-tengah pesawahan padi kuning. Dari atas ketinggian kalau melihat ke bawah, lembah Muong Lo laksana daerah cekungan yang dikelilingi oleh barisan gunung-gemunung yang sepanjang tahun diliputi awan.

Daerah Muong Lo adalah tempat pemukiman dari 17 etnis, di antaranya ada warga etnis Thai Den yang paling lama tinggal  di sini punya populasi  paling besar. Menurut kisah sejarah warga etnis Thai, dahulu kala ada dua kakak beradik bernama Tao Xuong dan Tao Ngan yang mencari tempat untuk menegakkan usaha. Sang kakak bernama Tao Xuong telah berhenti di sini dan mendirikan dukuh di Muong Lo, menciptakan daerah bumi nenek moyang warga etnis Thai Den di seluruh daerah Tay Bac. Sedangkan  adiknya bernama Tao Ngan memilih pesawahan Muong Thanh di provinsi Dien Bien sebagai tempat tinggal. Nyonya Ha Thi Thu, warga etnis Thai di kecamatan Nghia An, kabupaten Van Chan memberitahukan: “Pesawahan Muong Lo luasnya kira-kira 3 000 Ha. Dalam waktu setahun kami menjalankan dua masa tanam padi. Karena daerah ini dimanjakan oleh alam, maka setiap tahun mendapat panenan berlimpah-limpah, semua orang cukup sandang, cukup pandang, kehidupan warga berangsur-angsur menjadi cukup baik. Pada beberapa tahun belakangan ini, setiap kali padi masak, jumlah wisata yang datang ke Muong Lo sangat banyak”.


Muong Lo - Ayunan kebudayaan dari warga etnis minoritas Thai Den - ảnh 2
Pada musim padi masak di lembah Muong Lo
(Foto: dulichsuoigiang.com).


Warga etnis Thai Den di Muong Lo tinggal di daerah bumi yang subur dan dimanjakan oleh alam dengan produk-produk alam yang beranekaragam, mereka selalu melestarikan budaya kuliner yang kaya raya dan atraktif. Ketika datang ke daerah Muong Lo, wisatawan dapat menikmati masakan-masakan Pa Mok (atau nasi ketan yang dimakan bersama dengan ikan) dibuat dari dua jenis ikan paling enak yaitu ikan Xinh dan ikan Khuy yang ditangkap di anak sungai. Masakan ini dimasak bersama dengan bunga pisang, bawang merah, jahe, bawah putih, serei, cabai dan berbagai sayuran harum dan bubuk beras ketan. Selain itu juga ada masakan-masakan seperti Nhua Xom  (atau lumpia masam), Nhua Giang (atau daging asap), Pinh Top (atau ikan mas panggang), Nhua Man (atau sate) dan lain-lain…Tapi yang paling khusus ialah masakan Khau Cam (atau nasi ketan panca warna) yang dibuat dari beras ketan putih, kemudian diwarnai dengan warna hijau, merah, ungu, kuning dari bermacam jenis pohon, dedaunan dan herbal lain seperti merah, hijau dan ungu. Menurut konsep warga etnis Thai di Muong Lo, talam sajian nasi ketan panca warna diciptakan seperti bunga Ban karena ini merupakan bunga sebagai simbol di daerah Tay Bac. Lima mahkota bunga dengan lima warna juga menjadi simbol konsep Yin-Yang lima unsur alam yaitu logam, kayu, air, api dan tanah. Artisan Dieu Thi Sieng, warga etnis Thai di dukuh Deu 2, kecamatan Nghia An, kota madya Nghia Lo memberitahukan: “Khau Cam Lanh adalah  nasi ketan yang berwarna merah yang menjadi simbol dari aspirasi. Khau Cam Lam adalah nasi ketan yang berwarna ungu menjadi simbol dari bola bumi yang subur. Khau Cam Huong adalah nasi ketan yang berwarna kuning menjadi simbol dari cukup sandang, cukup padang. Khau Khieu adalah nasi ketan yang berwana hijau menjadi simbol dari pegunungan hutan daerah Tay Bac. Khau Non adalah nasi ketan yang berwarna putih menjadi simbol dari rasa kasih sayang yang jernih dan setia. Dengan nasi ketan panca warna, warga etnis Thai mengharapkan akan kesempurnaan, cukup sandang, cukup pangan dan kebahagiaan”.

Ketika datang mengunjungi daerah Muong Lo, wisatawan dapat berbaur  dengan tarian Xoe, bersama-sama berjabatan tangan dan menari secara luwes di tengah-tengah suara bonang dan suara seruling Khen. Bagi warga etnis-etnis di daerah ini, tarian Xoe memanifestasikan aspirasi dari dua asyik-masyuk dan aspirasi menuju ke satu kehidupan tenteram, cukup sandang, cukup pangan dan berbahagia. Oleh karena itu, bagi warga etnis Thai, tartian Xoe merupakan satu santapan spiritual yant tidak bisa kurang dalam setiap temu pergaulan dan pesta.

Wisatawan yang setiap kali datang mengunjungi Muong Lo akan berbaur dengan pesta memohon panenan di tengah-tengah suara seruling Khen dan dengan antusias ikut pada tarian Xoe. Di samping dapur, para peserta pesta menikmati masakan-masakan yang khas dan sloki miras, wisatawan melupakan waktu dan masalah-masalah hidup agar ketika sudah  meninggalkan daerah ini, berharap akan ada waktu untuk  datang kembali lagi ke Muong Lo.


Komentar

Yang lain