Duta Besar Pham Sanh Chau, diplomat pusaka

(VOVWORLD) - Kalau ingin melakukan hal yang  fenomienal, harus ada hasrat yang fenominal. 

Demikianlah pemikiran Duta Besar, Pembantu Menteri Luar Negeri, Utusan Khusus Perdana Pemerintah Vietnam urusan masalah-masalah UNESCO, Pham Sanh Chau. Ide-ide membawa kebudayaan Vietnam ke dunia nampaknya belum pernah berhenti dalam hatinya.

Duta Besar Pham Sanh Chau, diplomat pusaka - ảnh 1Duta Besar Pham Sanh Chau   (Foto: vovworld.vn) 

 Sebagai seorang diplomat profesional, Duta Besar Pham Sanh Chau telah mendapat penataran secara profesional di Vietnam dan di banyak negara Eropa. Dia mampu menggunakan secara fasih banyak bahasa asing, terutama bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Dia dikenal sebagai orang yang berjasa membawa pusaka Vietnam ke dunia setelah hampir 18 tahun berkaitan dengan aktivitas-aktivitas kebudayaan, pusaka dan UNESCO. Di antaranya banyak pusaka Vietnam yang mendapat pengakuan dan pemuliaan dari UNESCO sebagai pusaka dunia, Sekretaris Jenderal Komite UNESCO Nasional Vietnam, Pham Sanh Chau telah berjasa memperkenalkan dan menggerakkan dengan sukses banyak pusaka. Oleh karena itu, dia dinamakan sebagai “Diplomat pusaka” papan atas di Vietnam. Duta Besar Pham Sanh Chau menyatakan bahwa semakin melakukan banyak kunjungan, semakin berkontak dengan banyak kebudayaan besar di dunia, maka dalam hatinya selalu ada hasrat membangkitkan potensi tentang pariwisatawa, kebudayaan dan alam sekitar Vietnam untuk diperkenalkan dan disosialisasikan kepada sahabat internasional. Dia mengatakan: “Suratan nasib telah mengaitkan saya  dengan kebudayaan pada tahun 1999. Pada waktu itu, mantan Deputi Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri Nguyen Manh Cam menyatakan bahwa saya pantas menerima satu masa bakti sebagai Duta Besar. Saya bisa berbahasa Inggris dan Perancis, sosok saya sosok budaya, saya juga mencintai kebudayaan, maka dia mengangkat saya menjadi Duta Besar Vietnam di samping UNESCO dan Francophonie. Sejak itu hingga sekarang, kehidupan saya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa budaya. Itulah suratan nasib yang sangat tidak disengaja dan saya berterimakasih kepada Deputi Perdana Menteri Nguyen Manh Cam”.

Dengan sudut pandang dari seorang diplomat, dia  menyadari bahwa justru kebudayaan membawa orang mendekati intisari setiap negara dan juga menjadi jembatan penghubung antar-bangsa di dunia. Oleh karena itu, dia selalu mencari arah-arah agar supaya pusaka Vietnam yang tak ternilaikan harganya  tidak tidur dalam kelupaan, tapi harus digugah untuk mendapat pengakuan dan pemuliaan dari dunia. Hanya dengan demikian, dunia baru  lebih banyak mengenal  dan mengerti tentang negeri Vietnam melalui pusaka-pusaka yang bernilai ini. Duta Besar Pham Sanh Chau melanjutkan: “Saya pikir bahwa sekarang ini di dunia, apa saja juga ada dan apa saja juga bisa dibuat, kecuali satu hal yang tidak bisa dibuat orang yaitu pusaka budaya dan alam sekitar. Karena ini adalah hal alami yang tidak bisa dibuat. Vietnam mujur memiliki banyak pusaka alam dan budaya yang ditinggalkan oleh para pendahulu maupun dimanjakan oleh Sang Pencipta. Di atas satu pertambangan pusaka seperti itu, bagaimana kita berbuat untuk mendorong kebanggaan nasional, bersamaan itu menyosialisasikan pariwisata agar para wisman datang ke Vietnam lebih banyak lagi dan memberikan sumbangan pada pengembangan sosial-ekonomi setiap daerah dan seluruh negeri. Sejajar artinya harus melestarikan pusaka itu secara utuh, jadi bukan memanfaatkannya secara membabi buta”.

Selama bertahun-tahun ini, diplomat Pham Sanh Chau bersama dengan banyak peneliti lain di dalam negeri telah datang ke semua penjuru Tanah Air untuk meneliti dan mencari tahu tentang intisari-intisari kebudayaan Vietnam guna diperkenalkan kepada sahabat-sahabat internasional. Duta Besar Pham Sanh Chau adalah seorang yang berjasa memberikan sumbangan dalam menggerakkan secara sukses banyak pusaka penting bagi Vietnam untuk memiliki 6 zona cadangan biosfer dunia yaitu Can Gio, Cat Ba, Cu Lao Cham, Pu Mat, Ca Mau, Kien Giang dan dua teluk  yang paling indah di dunia yaitu Nha Trang dan Lang Co. Duta Besar Pham Sanh Chau juga adalah seorang yang memberikan sumbangan besar dalam perjalanan membawa Phong Nha-Ke Bang menjadi pusaka alam dunia. Duta Besar Pham Sanh Chau selalu berpikir bahwa kalau masih ada kesempatan, dia akan terus memberikan sumbangannya agar Vietnam semakin punya banyak pusaka yang dimuliakan di arena internasional. “Saya sangat menyukai kecap ikan Phu Quoc dari Vietnam. Saya pikir bahwa kalau masih ada waktu, saya akan turut membantu kecap ikan Phu Quoc menjadi pusaka budaya nonbendawi yang mewakili umat manusia. Baru-baru ini, beberapa negara melakukan persekutuan untuk  menggerakkan pengakuan terhadap Hari Raya Tahun Baru  Tradisional (atau Hari Raya Tet) sebagai pusaka budaya nonbendawi. Hari Raya Tet Tradisional  Vietnam terlalu indah, terlalu kolosal dan pantas diakui sebagai pusaka budaya nonbendawi”.

Duta Besar Pham Sanh Chau adalah orang yang pernah memegang banyak jabatan dalam Kementeri Luar Negeri Vietnam, tapi tahun 2017 akan merupakan tahun yang mencatat banyak selar ketika dia menjadi diplomat Vietnam pertama yang berkompetisi untuk jabatan Direktur Jenderal UNESCO, satu badan yang penting dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam waktu 90 menit di Markas Besar UNESCO di Paris, Perancis pada 27 April lalu, dia telah memanifestasikan  secara menonjol banyak interviu. Menurut Organisasi UNESCO, pada persidangan ke-202 yang akan diadakan pada Oktober mendatang, Dewan Eksekutif UNESCO akan memberikan suarat secara tertutup untuk memilih  nominee satusatunya untuk resmi diesahkan dengan pemungutan suara tertutup pada Majelis Umum UNESCO ke-39 yang akan berlangsung pada November 2017.  

 

Komentar

Yang lain