Kolektor buku Vu Kim Dien-Orang yang menyalakan api kepada budaya baca

(VOVWORLD) - Selama 40 tahun ini, kolektor buku Vu Kim Dien selalu menjaga kebiasaan membaca buku untuk menambah pengetahuan bagi diri sendiri. Tidak hanya begitu saja, dia juga menyediakan waktu untuk memberikan nasehat kepada para pembaca supaya mudah mendekati buku untuk menyampaikan ilham, kegandrungan dan kebiasaan membaca buku kepada orang-orang di sekitarnya, turut mengembangkan budaya baca, dari situ berhasil mempertahankan nilai buku.
Kolektor buku Vu Kim Dien-Orang yang menyalakan api kepada budaya baca - ảnh 1Bapak Vu Kim Dien (pemegang buku)  (Foto: vovworld.vn) 

Di kalangan kolektor buku di kota Hanoi, semua orang mengenal Vu Kim Dien, kolektor buku bekas di kota Hanoi. Banyak orang memberi naman secara akrab  “Pak Dien buku bekas”.  Karena gandrung dengan buku, maka ketika mendapat berita dimana ada buku-buku yang baik, dia akan berupaya membacanya. Dia menceritakan bahwa pada usia 8 tahun, dia mulai gemar membaca buku. Pada permulaannya hanya membaca buku untuk sanak keluarga, dia berangsur-angsur menjadi kerajningan suka membaca buku  sejak kapan dia tidak tahu. Dari karya-karya sastra  Vietnam, Rusia, Perancis dan lain-lain, dia juga membaca buku-buku lain di banyak bidang, dari ilmu pengetahuan-teknik sampai ilmu sosial, seni panggung, artistik, seni lukis dan lain-lain untuk mencari tahu lagi tentang banyak pengetahuan. Bagi dia, setiap buku adalah setiap tema dan setiap bidang yang mencerminkan kehidupan yang berwarna-warni, itu juga merupakan khazanah pengetahuan yang raksasa untuk bisa memupuk pengetahuan. Mencintai buku, tergila-gila membaca buku, oleh karena itu, walaupun sudah berusia lebih dari 70 tahun, matanya sudah kabur, tapi hobinya dalam membaca buku tetap tidak berkurang. Dia mengatakan: “Dalam kehidupan ini, tidak ada hobi  yang  mulia dan luhur seperti hobi membaca buku. Kalau mendapat buku yang kita gemari akan tidak merasa letih dan  ingin membacanya kembali”.

Untuk memuaskan kegandrungan terhadap buku, sejak tahun 1960, Vu Kim Dien telah mulai mengoleksi buku dan membuka satu toko buku bekas di Jalan Thuy Khue, nomor 352, kota Hanoi. Di jalan yang ramai ini, toko buku bekas itu hanya menduduki satu areal tidak seberapa. Di dalamnya adalah lemari-lemari buku yang tingginya hampir sampai langit-langit rumah, di antara “gunung buku” ini hanya ada satu  jalan kecil. Ruangan yang kecil dan sempit itu telah menjadi alamat bagi kedatangan kalangan pecinta buku bekas kota Hanoi selama bertahun-tahun ini. Nguyen Van Ngoc, salah seorang pelanggan yang beken memberitahukan bahwa ketika datang ke toko buku  bapak Dien ini, dia tidak hanya bisa berbahas tentang buku-buku, tapi yang penting ialah dia mendapat ilham membaca buku dari pemilik toko buku ini. Nguyen Van Ngoc memberitahukan: “Di toko buku ini ada banyak buku tentang sejarah, geografi, saksi mata sejarah  dan berbagai jenis buku lain. Ada buku-buku yang sulit dicari dari toko-toko buku lain. Saya telah mencari buku bekas dari banyak tempat, tapi, ketika datang ke sini saya bisa merasa puas, saya sangat suka”.

Tidak hanya merawat khazanah buku bekas, Vu Kim Dien juga memberikan nasehat, memperkenalkan karya-karya yang bagus dan perlu dibaca untuk sesuai dengan taraf dan usia setiap pelanggan ketika datang ke toko buku ini. Khususnya, bagi kalangan muda, dia senantiasa memberikan saranan supaya membaca buku-buku sastra  Rusia dan Perancis. Karena menurut dia, dua ragam sastra ini sangat berperikemanusiaan. Setiap karya sastra mengandung banyak nasib, ketika membacanya akan berhasil menyedari perasaan manusia yang luhur. Vu Kim Dien mengatakan: “Kalau membaca, Anda baru mendapat pengetahuan yang sebenarnya. Saya juga menasehati para pemuda supaya  ketika masih muda supaya membaca novel, pada waktu itu, pola pikir kita masih baik akan bisa membacanya secara terus-menerus tanpa merasa lelah. Ketika sudah lanjut usia, supaya membawa cerita pendek dan sajak pendek. Kalau tidak  mengikuti budaya membaca, maka pengetahuan kita sangat tipis”.

Vu Kim Dien juga menyatakan bahwa pada zaman teknologi dan informasi yang berkembang cepat seperti dewasa ini, ada tidak sedikit orang sedang berangsung-angsur meninggalkan kebiasaan membaca buku cetak. Oleh karena itu, dia selalu menginginkan agar ada banyak orang yang menggemari buku, menghargai budaya baca, dari situ setiap orang bisa merasakan kehalusan-kehalusan dalam buku-buku. Dan bagi dia, buku adalah pintu untuk membawa jiwa orang “ke ranah yang baik dan indah”.  

Komentar

Yang lain