Mengunjungi desa Dai An untuk mencaritahu tentang kejuruan memelihara ulat sutera

(VOVworld) - Desa Dai An, kabupaten Nam Truc, propinsi Nam Dinh yang terletak di tepi sungai Hong sepanjang tahun mendapat lumpur sungai, sehingga lahan di daerah ini menjadi subur dan sesuai dengan penanaman berbagai jenis pohon pertanian, khusus-nya pohon kertau. Di mana ada pohon kertau, di sama ada peneliharan ulat sutera karena daun kertau merupakan pakan untuk ulat sutra. Di seluruh desa Sại An ada kira-kira 600 kepala keluarga yang memelihara ulat sutera. Berkat memelihara ulat sutera, maka kehidupan warga daerah tersebut semakin menjadi cukup baik. 

Mengunjungi desa Dai An untuk mencaritahu tentang kejuruan memelihara ulat sutera - ảnh 1
Memelihara ulat sutera. (Ilustrasi)
(Foto: Koran bergambar Etnis dan Pegunungan).

“Menanam pohon kertau dan memelihara ulat sutera mencapai produktivitas lebih baik dari pada menanam berbagai jenis pohon pertanian lain, seperti menanam padi, ubi, singkong dan beternak babi dan ayam. Pekerjaan ini  meskipun sibuk tapi ringan”.

Selama 30 tahun berkaitan dengan pekerjaan memelihara ulat sutera, Ibu Tran Thi Hoa di desa Dai An adalah salah seorang diantara para petani yang paling pandai melelihara ulat sutera di desanya. Rumah tiga lantai yang baru dibangun, di dalamnya lengkap dengan perkakas rumah tangga merupakan hasil yang dicapai keluarga dia dalam waktu menanam pohon kertau dan memelihara ulat sutera. Selain itu, keluarga Ibu Tran Thi Hoa juga membangun satu  rumah lain untuk khusus memelihara ulat sutera.

Menurut ibu Tran Thi Hoa, pekerjaan memelihara ulat sutera tidak berat, tapi juga harus menyediakan banyak waktu. Siklus hidup ulat sutera sejak menetas sampai melepaskan sutra dan menciptakan kepompong juga memakan waktu kira-kira 21-24 hari, dibagi menjadi 5 golongan usia, mengalami 4 kali tidur. Dalam 3 kali  tidur pertama, ulat sutera makan secara terus-menerus selama tiga hari siang malam . Sampaikali kali tidur terakhir, ulat sutera makan dalam waktu 6-7 hari terus-menerus  dan matang menjadi kepompong.

Keluarga ibu Tran Thi Hoa sekarang ini memiliki kira-kira 3.600 m2, mencukupi memberikan pakan  bagi ulat sutera sepanjang satu masa tanam selama 10 bulan, dari bukan dua sampai bulan sebelas tahun imlek setiap tahun. Karena memelihara ulat sutera, keluarga ibu Hoa dalam satu masa tanam bisa memaneni kira-kira 900 Kg kepompong dan mencapai pendapatan sebanyak kira-kira 100 juta dong Vietnam. Para pedagang datang di tempat untuk membeli kepompong keluarga ibu Hoa dan beberapa keluarga yang lain dengan harga rata-rata sebanyak dari 80.000 sampai 120.000 dong Vietnam per Kg.

Keluarga ibu Tran Thi Hoa adalah salah satu diantara sedikit keluarga di desa Đại An yang mengembangkan peternakan, mayoritas keluarga yang lain selain memelihara ulat sutera juga menanam padi dan berbagai jenis palawija yang lain. Menurut saudari Do Thi Men di desa Đại An, memelihara ulat sutera tidak hanya menghasilkan kepompong saja, pupuk ulat sutera juga digunakan untuk memanam berbagai jenis pohon lain. Saudari Do Thi Men memberitahukan: “Pupuk ulat sutera lebih baik dari pada pupuk anorganik. Ketika menyebarkan bibit padi, kami menggunakan pupuk ulat sutera, membantu bibit padi bernas dan tidak mati. Kami selalu memanfaatkan sumber pupuk dari ulat sutera untuk memupuk pohon”

Keluarga saudari Men telah mengakhiri masa pemeliharaan ulat suetra terakhir sepanjang tahun. Di lapangan tidak ada tampah jerami lagi, pangganti-nya yalah satu lapangan yang penuh dengan jagung. Dalam rumah, banyak tampah yang penuh dengan kepompong kuning telah siap untuk dipasarkan. Menurut perhitungan saudari Men, keluarga dia tahun ini bisa mencapai pendapatan sebanyak kira-kira 60 juta dong Vietnam. Satu masa pemeliharaan ulat sutera  dan masa tanam yang sukses  bagi keluarga saudari Men, ibu Hoa dan warga desa Dai An.


Komentar

Yang lain