Pada awal Musim Semi pergi ke Pesta kue Giay di desa Truc Phe

(VOVWORLD) - Bersama dengan kue Chung, kue Giay telah menjadi kue yang beken dan berkaitan dengan kehidupan spirituil setiap orang Vietnam. Desa Truc Phe, Kotamadya Hung Hoa, Kabupaten Tam Nong, Provinsi Phu Tho tetap menyimpan satu pesta tradisional yang berkaitan dengan kue Giay.
Pada awal Musim Semi pergi ke Pesta kue Giay di desa Truc Phe - ảnh 1Lomba membuat kue Giay di Provinsi Phu Tho  (Foto: baophutho.vn) 

Pesta kue Giay  ini bermaksud mengenangkan jasa hulubalang wanita Ho Thien Huong dan merupakan satu ciri budaya tradisional warga di daerah ini.

Konon, legenda menceritakan bahwa pada abad III sebelum Masehi, di Desa Truc Phe ada pasustri Ho Van Quang dan Phung Thi Ai melahirkan dua anak yaitu Ho Thien Huong dan adik laki-lakinya Ho Tong. Ho Thien Huong adalah perempuan yang banyak akal, gagah berani, pandai melawan musuh dan dia telah menjadi seorang hulubalang pandai dari Raja An Duong Vuong  negeri Au Lac. Dia telah menggerakan warga Desa Truc Phe memberikan bantuan dalam hal pangan, nasi, kue Giay dan lain-lain kepada pasukan milisia dari Dinh Cong Tuan untuk melawan musuh. Dengan bantuan dalam hal pangan dan akal dalam melawan musuh yang dia berikan, maka pasukan milisia dari Dinh Cong Tuan telah berhasil melepaskan kepungan musuh. Setelah dia meninggal, untuk mengenangkan jasanya dalam melawan musuh, pada Dinasti Le, Raja telah mengangkat dia menjadi hulubalang wanita Ho Thien Huong dan menugasi warga Desa Truc Phe untuk membangun kuil pemujaan dengan nama Kuil Ibunda. Sejak itu hingga sekarang, pada tanggal 7 bulan pertama kalender Imlek saban tahun, warga Desa Truc Phe tetap mengadakan pesta desa. Khususnya ialah dalam pesta ini ada lomba membuat kue Giay untuk mengenangkan jasa dia dalam memberikan bantuan pangan kepada pasukan milisia dari Dinh Cong Tuan dulu.

Sudah bertahun-tahun ikut serta dalam lomba membuat kue Giay di Desa Truc Phe, tapi bagia ibu Pham Thi Toan, setiap kali ikut sertanya merupakan satu kenangan yang sulit dilupakan. Menurut ibu Toan, untuk membuat kue Giay ada tida proses utama yaitu menanak nasi ketan, menumbuk nasi ketan dan kemudian membuatnya menjadi kue Giay. Karena pandai menanak nasi ketan, maka ibu Toan selalu ditugasi supaya mengurusi proses pertama yaitu memasak nasi ketan. Satu kue Giay yang digunakan pada hari pesta biasanya membutuhkan 2-4 kilogram beras. Kue Giay adalah jenis kue yang memerlukan jenis beras pilihan, maka untuk bisa membuat kue yang punya warna putih yang bersih, maka masalah memilih beras dan memasak nasi ketan harus teliti dan prigel. “Beras ketan haruslah beras ketan yang beraroma, bijinya harus rata, harus dibersihkan, direndam dalam waktu kira-kira 2 jam lalu baru dimasak menjadi nasi ketan. Pemasak nasi ketan ini harus menaruh perhatian agar nasi ketan masak tepat waktunya, kalau tidak akan sulit ditumbuk”.

Ketika nasi ketan sudah masak harus segera ditumbuk, dengan demikian kue barus halus, lembut dan pulen. Untuk berhasil menumbuk satu lumpang kue Giay harus  memakan banyak tenaga. Setiap lumpang membutuhkan 4 orang, di antaranya ada dua orang yang menumbuk, seorang mencegah kue jangan keluar dari lumpang dan seorang lain mengambil kue. Menumbuk kue Giay merupakan pekerjaan berat yang menuntut banyak tenaga dan teknik, oleh karena itu para penumbuk biasanya adalah orang laki-laki yang kuat. Semakin lama menumbuk, maka kue semakin pulen, enak dan ditahan lama.

Barang kali suasana yang paling bergelora dan ramai pada pesta kue Giay di Desa Truc Phe ialah ketika sampai pada proses menumbuk kue. Semua orang berdiri di sekitar tempat menumbuk kue untuk memberikan dorongan semangat. Kira-kira dari 15-20 menit ketika kue sudah  ditumbuk, orang mulai membuat kue. Proses ini juga harus dilakukan secara giat agar adonan tidak dingin, kalau tidak akan sulit dibuat menjadi kue.

Ketika kue Giay selesai dibuat  diletakkan di atas satu daun yang berbentuk bulat dan di atasnya direkat kertas yang berwarna merah. Kue yang paling indah akan dipilih untuk dimasukkan ke dalam Kuil Ibunda guna dipersembahkan kepada hulubalang wanita Ho Thien Huong. Jenis beras ketan inti  dari pesawahan telah diubah menjadi kue enak yang dipersembahkan oleh anak-cuku kepada dewa desa sebagai satu cara memanifestasikan terima kasih dan rasa hormat mereka.  

Komentar

Waluyo Ibn Dischman

Rasanya ingin mencicipi kue tradisional ini.

Yang lain