Rasa cinta terhadap Vietnam dari fotografer Perancis

(VOVWORLD) - Dengan sepeda motor, Rehahn Hoi An, nama seniman dari fotografer Perancis, Rehahn Croquevielle telah datang ke semua daerah untuk menguak tabir tentang keindahan negeri dan kehidupan manusia Vietnam. Jumlah provinsi dan kota yang dia lewati di Vietnam lebih banyak terbanding dengan jumlah provinsi dan kota di Perancis, kampung halamannya. Dalam waktu 10 tahun hidup di Vietnam, Rehahn Croquevielle telah membuat ratusan ribu foto tentang Vietnam.

 

Rasa cinta terhadap Vietnam dari fotografer Perancis - ảnh 1Sebuah foto ciptaan Rehahn Croquevielle    (Foto: vovworld.vn) 

 

Pernah gandrung terhadap seni fotografi dan wisata, Rehahn telah menguak tabir banyak daerah yang terkenal di dunia dan berhasil membuat banyak foto yang indah. Walaupun telah datang ke banyak negara di dunia, tapi Rehahn selalu memberikan perasaan istimewa kepada Vietnam. “Suratan nasib” dari Rehahn terhadap Vietnam dimulai dari kunjungan sukarela pada tahun 2007. Dan dalam kunjungan ini, Vietnam telah benar-benar mengesankan dan mempesona dia. Sampai tahun 2011, Rehahn memutuskan  pindah untuk tinggal di Kota Hoi An, Provinsi Quang Nam, Vietnam Tengah dan menganggap ini sebagai kampung halamannya yang kedua. Rehahn mengenangkan kembali: “Saya datang ke Vietnam untuk pertama kalinya pada tahun 2007 dengan maksud berwisata sambil membantu anak-anak miskin di Kota Hoi An. Ketika datang ke kota ini, saya  sangat menyukai daerah bumi ini dan berpikir bahwa saya bisa pindah untuk tinggal di kota ini. Pada tahun 2008, saya datang ke Sa Pa dengan tujuan berwisata dan memotret  pemandangan alam dan manusia Vietnam. Ketika datang ke daerah ini, saya menemui warga berbagai etnis minoritas Vietnam dan sangat bersimpati kepada mereka. Di kemudian hari, ketika melakukan penelitian secara lebih mendalam, saya melihat bahwa Vietnam punya 54 etnis dan hal itu mendorong saya melakukan perjalanan untuk mencari tahu tentang etnis-etnis Vietnam”.

Rasa cinta terhadap Vietnam menjadi tenaga pendorong bagi Rehahn untuk melaksanakan proyek memotret dan menyimpan foto-foto tentang manusia, pemandangan alam dan kebudayaan berbagai etnis Vietnam. Dari Mu Cang Chai sampai daerah tinggi batu Dong Van sampai sektor kota kuno Hoi An, Taman Nasional U Minh Ha dan lain-lain yaitu pemandangan-pemandangan alam yang terkenal di Vietnam berangsur-angsur muncul secara jujur dengan keindahan yang romantis, liar dan megah. Tentang foto setengah badan, Rehahn memiliki foto-foto yang khas, karena dia telah menemui warga 48 etnis di antara total 54 etnis Vietnam. Bagi setiap etnis, mereka memiliki ciri-ciri sendiri yang khas sehingga menciptakan identitas etnisnya, tapi yang umum ialah keindahan yang jernih, jiwa berkemanusiaan dan semangat optimisme. Perbedaan dalam foto-foto setengah badan ciptaannya ialah sifat alami yang dipotret secara spontan, maka foto-foto ciptaannya jujur, sederhana dan mengandung kisah-kisah yang mengharukan. Rehahn Croquevielle memberitahukan: “Untuk mengkonservasikan kebudayaan warga etnis minoritas, maka ketika  memotret, saya memberi semangat dan meyakinkan mereka mengenakan pakaian tradisional etnisnya secara lengkap. Lima puluh empat etnis punya 54 jenis pakaian yang berbeda-beda. Di Kota Hoi An, saya memiliki ruang pemajangan foto tentang pakaian tradisional berbagai etnis Vietnam dan ketika wisman datang berwisata, mereka merasa heran karena tidak bisa membayangkan mengapa di Vietnam punya banyak etnis seperti itu. Mereka ingin datang kembali berwisata di Vietnam untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang etnis-etnis Vietnam. Banyak koran yang terkenal di dunia seperti New York Times sangat memperhatikan proyek-proyek saya dan ingin dengan mata kepala sendiri menyaksikan kebudayaan Vietnam yang beranekaragam. Saya ingin turut membawa citra Vietnam ke dunia”.

Rehahn Croquevielle telah meluncurkan dua jilid buku tentang Vietnam dengan nama “Mosaic of Contrasts” yang disambut dan dijual di dalam negeri dan 29 negara di dunia. Banyak fotonya telah ikut serta dalam pameran-pameran internasional di Perancis, Kuba, Malaysia, India dan lain-lain.  Facebook-nya menyerap para netizen kira-kira 300.000 orang dari seluruh dunia. Saban hari, Rehahn melakukan uploading sedikit-dikit satu foto tentang Vietnam sehingga menarik ribuan penonton. Baru-baru ini, Rehahn memamerkan kumpulan foto dengan tema: “Pusaka yang tak ternilaikan harganya” di Museum Etnologi Vietnam di Ibu Kota Hanoi. Kumpulan foto ini merekonstruksikan secara hidup-hidup dan variatif kehidupan berbagai etnis Vietnam. Vo Quang Trong. Kepala Museum Etnologi Vietnam memberitahukan: “Museum kami memiliki banyak foto tentang busana etnis Vietnam, tapi, foto dari Rehahn adalah  keadaan khusus. Dia memiliki pakaian semua etnis Vietnam. Museum kami ingin mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan kerjasama dengan dia dan mengadakan pameran-pameran yang lebih besar lagi”.

Kunjungan-kunjungan yang jauh dan susah payah, tetapi tidak pernah meredakan semangat Rehahn Croquevielle. Semua sumbangan yang dia berikan  mendapat pencatatan yang layak. Bapak Briu Liec, warga etnis minoritas Co Tu, Sekretaris Komite Partai Komunis Vietnam, Kabupaten Tay Giang, Provinsi Quang Nam menceritakan: “Saya adalah orang yang menyambut Rehahn ke daerah pegunungan untuk berpotret. Saya telah menyaksikan dia hanya bisa membuat satu foto dalam waktu dua hari. Dia telah datang ke Laos untuk mengoleksi foto tentang orang etnis minoritas Co Tu di Lao. Setiap foto yang dipotret oleh Rehahan memakan banyak tenaga”.

Rehahn Croquevielle akan melaksanakan perjalanan menemui 54 etnis Vietnam. Pada waktu mendatang, masih  ada 6 etnis lagi akan dia pelajari dan akan menghimpun foto dan pakaian tradidional, identitas kebudayaan mereka. Rehahn Croquevielle sedang berencana membawa wakil 54 etnis Vietnam berkumpul di Kota Hoi An untuk melakukan temu pergaulan kebudayaan. Menurut dia, pesta itu bermaksud menyosialisasikan citra Vietnam ke dunia secara lebih  luas lagi.  

Komentar

Yang lain