Wirausaha muda mendorong hubungan perdagangan Viet Nam-Tiongkok

(VOVWORLD) - Melakukan usaha dari tangan hampa ketika baru menamatkan Sekolah Tinggi Keguruan Guilin, Provinsi Guangxi (Tiongkok), hanya dalam waktu kira-kira 6 tahun saja, Hoang Van Tuyen (lahir pada tahun 1981) telah memiliki jumlah aset yang diimpi-impikan oleh banyak orang. Selain dua bengkel perkayuan  yang besar di Nanning senilai ratusan miliar VND, dia juga membeli vila di Kota Nha Trang, Kota Ha Noi, Provinsi Quang Ninh dan lain-lain. Dia juga sedang melakukan investasi di banyak bidang seperti hasil pertanian, hasil perikanan, pepohonan hijau dan lain-lain, turut mendorong pertukaran perdagangan antara Viet Nam dan Tiongkok.
Wirausaha muda mendorong hubungan perdagangan Viet Nam-Tiongkok - ảnh 1Keluarga saudara Hoang Van Tuyen  (Foto: vov.vn) 

Pada tahun 2006, Hoang Van Tuyen, asal Kota Ha Noi belajar di Sekolah Tinggi Keguruan Guilin, Provinsi Guangxi (Tiongkok). Setelah menamatkan sekolah tinggi ini pada akhir tahun 2011,  pada awal tahun 2012, di memutuskan datang ke Kota Nanning (Tiongkok) untuk terjun di dunia  usaha. Harta yang dia miliki pada waktu itu hanya cukup membeli satu sepeda bertenaga listrik. Dia bercerita: “Pada permulaannya, saya belum berkenalan dengan siapapun dan belum bisa menetapkan apa yang akan saya dilakukan. Saya naik sepeda listrik ke seluruh Kota Nanning untuk melakukan pengamatan, Pada sesuatu hari, saya tanpa sengaja melewati pasar buah-buahan ketika semua orang sedang berpindah ke pasar baru. Saya mengikuti mereka ke pasar yang baru itu dan dengan mendadak berpikir, mengapa tidak membawa buah-buahan Viet Nam ke sini untuk dipasarkan”.

Kemudian, dia memutuskan meminjam modal untuk membeli semangka dari Viet Nam untuk dipasarkan di Tiongkok. Tetapi, ketika panenan semangka habis, dia harus berhenti cukup lama, barang kali selama beberapa bulan untuk menunggu panenan baru. Dengan demikian, Hoang Van Tuyen berpikir harus ada opsi baru untuk  waktu senggang itu. Dia telah datang ke Provinsi Long An dan Provinsi Tien Giang (Viet Nam) untuk mencari tahu tentang buah naga dan mencari partner untuk mengangkut buah naga ke Tiongkok.

Pada permulaannya, karena belum ada banyak partner, maka dia merugi cukup berat.  Satu kontener barang dari Viet Nam yang terdiri dari ribuan tong buah naga, tapi setiap hari hanya bisa memasarkan lebih dari  sepuluh tong, pernah harus memakan waktu sebulan. Buah-buahan tidak bisa tahan lama, maka pernah separo kontener buah-buahan rusak. Akan tetapi, setelah itu, dia telah memiliki sejumlah pelanggan yang cukup banyak. Beberapa mitra percaya pada dia dan memberikan pinjaman uang untuk melakukan usaha, maka pekerjaannya menjadi lebih kondusif. Hoang Van Tuyen memberitahukan: “Di Tiongkok, pada musim dingin ada sedikit buah-buahan, sedangkan buah-buahan Viet Nam  sangat kaya raya, maka membawa buah-buahan ke Tiongkok adalah sangat sesuai”.

Sekali ketika makan bersama dengan beberapa mitra Tiongkok, mereka memuji barang-barang dari kayu Viet Nam sangat indah dan mereka menginginkan agar Hoang Van Tuyen membawa mereka datang ke Viet Nam untuk membeli berapa barang dari kayu. Ide melakukan bisnis barang dari kayu muncul. Dia meminjam lagi uang dari para pelanggan dan  berpindah ke bisnis barang dari kayu. Dia datang ke Desa Dong Ky, Provinsi Bac Ninh untuk memesan barang dari para keluarga produsen barang dari kayu di desa dengan banyak desail, kemudian dibawa ke Tiongkok, menyewa tukang untuk melakukan prosessing agar sesuai dengan selera orang Tiongkok. Barang dari kayu buatan Desa Dong Ky digemari oleh orang Tiongkok, karena pada pokoknya dibuat secara manual dan tidak sama dengan komoditas barang yang diproduksi secara serentetan di daerah ini, maka bengkel produksi barang dari kayu saudara Hoang Van Tuyen meningkat dari tahun ke tahun.

Tidak hanya berhenti di bisnis barang dari kayu dan buah-buahan, saudara Hoang Van Tuyen memberitahukan bahwa pada waktu mendatang, dia akan melakukan investasi untuk membawa hasil perikanan Viet Nam, terutama ikan Ba Sa ke Tiongkok. “Pasar Tiongkok cukup luas, maka ada banyak keunggulan untuk memasukkan barang-barang Viet Nam. Setelah melakukan pasar hasil perikanan, saya melihat bahwa ikan Ba Sa merupakan satu komoditas yang potensial dan bisa dipasarkan secara baik di pasar Tiongkok. Khususnya pada musim dingin, orang Tiongkok sangat menyukai jenis ikan ini”.

Tenaga pendorong bagi pemuda asal Kota Ha Noi ini tidak bisa  tidak bicara tentang istrinya, Cao Xiwen, orang Tiongkok. Walaupun hidup di Tiongkok, tetapi rumah keluarganya tetap kental dengan tradsi Viet Nam. Cao Xiwen berusaha membuat masakan-masakan Viet Nam yang digemari suaminya, belajar bahasa Viet Nam bersama dengan dua anaknya untuk mengerti suami dan kampung halaman suaminya lebih lanjut lagi. Dia memberitahukan bahwa keluarga suaminya mencintai dia dan dia merasa tidak ada kesenjangan walaupun  masih ada perselisihan bahasa. “Dulu, saya belum pernah berpikir akan bersuamikan orang Vietnam. Tetapi, sekarang ini, rasa cinta terhadap suami akan membantu saya mengatasi semua kesulitan.  

Komentar

Yang lain