Bertemu dengan Siriwong Hongsawan – doctor Vietnamologi dari Universitas Ubon Ratchathani

(VOVworld) - “Saya berlajar bahasa Vietnam pertama-tama untuk bisa melakukan penelitian dan mencari tahu tentang bahan-bahan dokumen mengenai Presiden Ho Chi Minh, mengenai sejarah, kebudayaan, sosial dan adat istiadat dari orang Vietnam”. Begitulah alasan mengapa Doktor Siriwong Hongsawan, dosen fakultas Humaniora dari Universitas Ubon Ratchathani belajar bahasa Vietnam

Bertemu dengan Siriwong Hongsawan – doctor Vietnamologi dari Universitas Ubon Ratchathani - ảnh 1
Siriwong Hongsawan berbicara di depan acara wisuda doktor
(Foto: vov.vn)

Kami bertemu kembali dengan Doktor Siriwong Hongsawan di Radio Suara Vietnam (VOV) sehubungan dengan kehadirannya di lokakarya tentang metode pengajaran bahasa Vietnam yang berlangsung di kota Hanoi. Dengan rambutnya yang menginjak pundak, sosoknya tinggi agak kurus,  raut mukanya tidak gemuk dan sinar matarnya linca, maka Siriwong Hongsawan dengan gembira berbincang-bincang dengan setiap personel dalam program siaran bahasa Thailand dari VOV - tempat dimana dia  pernah membantu mengkoreksi, membaca  berita dan artikel dalam waktu dari 2005-2008 ketika dia kuliah di fakultas linguistik, Institut Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora dari Universitas Nasional Hanoi. Bagi  Siriwong Hongsawan, bahasa Vietnam tampaknya  seperti sudah  menjadi suratan karena dia menyukainya  sejak masa kanak-kanak. Dia memberitahukan: “Pada masa kanak-kanak, saya sangat suka membaca buku tentang Presiden Ho Chi Minh dan merasa kagum tentang Beliau karena  Beliau merupakan pemimpin yang terhormat dari bangsa Vietnam, membawa Vietnam lepas dari belenggu perbudakan kolonialis Perancis untuk menjadi sebuah negara yang merdeka pada tahun 1945. Lebih-lebih lagi, saya sangat mengagumi kemampuan Beliau tentang bahasa asing, khususnya Beliau bisa menggunakan dan mengetahui banyak bahasa asing di dunia. Hal ini telah mendorong saya belajar bahasa Vietnam seperti yang telah Beliau katakan: Belajar bahasa  asing seperti kunci untuk mengerti  dunia untuk membantu  kita  mencari tahu tentang negeri dan manusia negara itu”.

Suratan terhadap bahasa Vietnam mulai dilaksanakan ketika Siriwong Hongsawan menerima  beasiswa dari Pemerintah Thailan untuk belajar bahasa dan kebudayaan Vietnam  di Universitas  Can Tho pada tahun 2000.  Dan pada tahun 2004, dia terus meminta beasiswa  dari Pemerintah Thailand untuk menempuh program doktoral di Vietnam selama 5,5 tahun. Ini merupakan kesempatan bagi dia untuk berbaur pada lingkungan belajar bahasa Vietnam. Dia tinggal di Vietnam, merayakan  Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (atau Hari Raya Tet) dan menghadiri upacara pernikahan Vietnam serta bersama–sama dengan para teman Vietnam mengunjungi berbagai pemandangan alam dan situs peninggalan sejarah Vietnam. Dia memberitahukan: “Ketika mengajar bahasa Vietnam,  saya sering mengajar pengalaman-pengalaman saya ketika tinggal di Vietnam. Saya  mengajar cara berfikir dan cara mengatasi kesulitan dari orang Vietnam kepada para siswa. Saya memberitahukan kepada mereka bahwa dulu bus di Vietnam sangat sedikit, saya pernah berdiri di bawah hujan selama 1,5 jam untuk menunggu-nya. Pada permulaannya, saya bertanya kepada diri sendiri mengapa saya bersusah-payah seperti itu, tapi ketika melihat orang-orang Vietnam di samping saya juga begitu, tanpa ada keluhan. Oleh karena itu saya  harus bertindak sabar seperti mereka. Hal ini membuat para mahasiswa sangat  terharu. Selain itu, saya membiarkan mereka melihat clip video tentang kehidupan saya di kota Hanoi, keakraban saya terhadap keluarga Vietnam-tempat dimana saya tinggal. Hal ini membantu mereka mengerti bahwa mengapa saya mencintai orang Vietnam dan mau datang kembali ke Vietnam seperti  begitu”.

Setelah 15 tahun berkaitan dengan bahasa Vietnam, Siriwong Hongsawan bisa mendengarkan dan  mengertinya seperti orang Vietnam asli. Kecintaannya terhadap bahasa Vietnam tidak hanya  membantu dia menyelesaikan secara baik tema-tema penelitian, melainkan juga membantu dia mencapai sukses dalam banyak bidang. Dia telah mendapat undangan untuk mengadakan ceramah, memberi kuliah dan menjadi penterjemah. Yang patut diperhatikan ialah dia pernah menjadi  penterjemah bapak Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prayuth Chan-ocha dan Perdana Menteri  Vietnam, Nguyen Tan Dung yang datang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-5 tentang  Kerjasama  Ekonomi  di sub-kawasan sungai Mekong  pada Desember 2014 di Bangkok, Thailand.  Dan yang terkini pada 20 Maret ini, dia juga menjadi penterjemah Deputi Perdana Menteri, merangkap Menteri Luar Negeri Thailand, Jenderal Thanasak Patimaprakorn dalam kunjungan di Vietnam dengan peranan sebagai Ketua bersama Sidang ke-2 Komite Gabungan tentang Kerjasama  Bilateral Thailand-Vietnam.

Dari sukses ke sukses, Siriwong Hongsawan memberitahukan bahwa pilihan-nya untuk belajar bahasa Vietnam sangat tepat karena bisa memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat Thailand dan Vietnam. Sekarang di Thailand, kebutuhan belajar bahasa Vietnam sedang meningkat, tapi baru ada 4 Universitas  yang mengajar bahasa Vietnam sebagai bahasa asing pertama. Oleh karena itu, hal yang paling diharapkan oleh Doktor Siriwong Hongsawan sekarang ialah Pemerintah Thailand  akan memberikan  beasiswa  kepada para mahasiswa dan guru Thailand semakin lebih banyak untuk kuliah di Vietnam di tingkat sarjana dan pasca sarjana agar ketika pulang ke Tanah Air, mereka akan menjadi tenaga untuk mengajar bahasa Vietnam./. 


Komentar

Yang lain