Sayembara “Mencari tahu tentang kebudayaan Laos”-Jembatan penghubung antara mahasiswa dua negara Vietnam dan Laos

(VOVworld) – Sayembara pertama dengan tema “Mencari tahu tentang kebudayaan Laos” telah diadakan oleh Kelub Kebudayaan Laos dari Akademi Diplomatik Vietnam pada awal April ini. Ini adalah lapangan main baru untuk para mahasiswa Vietnam dan mahasiswa internasional Laos yang sedang kuliah di Kota Hanoi. Pada kesempatan ini, para mahasiswa berkesempatan melakukan temu pergaulan, belajar dan mencari tahu tentang tarian dan adat istiadat dari negeri Laos yang indah, turut meningkatkan pengertian dan solidaritas antara generasi muda dua negara. 

Sayembara “Mencari tahu tentang kebudayaan Laos”-Jembatan penghubung antara mahasiswa dua negara Vietnam dan Laos - ảnh 1

Para peserta malam final sayembara
(Foto: vovworld.vn)


“Bagi orang Vietnam, ritual mengikat serat benang di pergelangan tangan masih cukup baru, tapi bagi orang Lao, ritual ini punya makna sangat penting. Ketika berbicara tentang Hari Raya Bunpimay dari Laos, sesungguhnya akan kurang kalau tidak bicara tentang ritual ini. Ini merupakan ritual yang kental dengan kebudayaan dan sangat bermakna bagi warga negara dari negeri Jutaan Gajah ini”.

Aula Akademi Diplomatik yang luasnya kira-kira 500 meter per segi telah dipadati dengan 150 mahasiswa yang datang dari Akademi Diplomatik dan beberapa perguruan tinggi yang lain di Kota Hanoi. Di panggung, 5 tim yang lolos masuk bapak final sayembara “Mencari tahu tentang kebudayaan Laos” sedang berkompetisi secara sangat bergelora. Saudari Nguyen Minh Thuy, mahasiswi tahun ketiga dari Akademi Diplomatik, anggota tim Royal  dalam  rok berwarna kuning tradisional dari Laos sedang memegang setiap serat benang yang berwarna putih untuk diikatkan di pergelangan tangan dua anggota timnya. Duong Ngan Ha dan Xayyavong juga memakai busana tradisional Laos lemah lembut dalam pakaian untuk menerima serat. benang pada pergelangan tangan. Mereka sedang merekonstruksikan ritual mengikat benang pada pergelangan tangan-satu ritual yang tidak bisa kurang dalam Hari Raya Bunpimay dari Laos (sama dengan pesta Songkran dari Thailand, Chol Cham Thmay dari Kamboja dan Idul Fitri dari Indonesia). Untuk bisa lolos masuk malam final ini, saudari Nguyen Minh Thuy dan para temannya telah harus memakan waktu sebulan untuk mempersiapkan pakaian, membuat ide dan mencari dokumen-dokumen untuk sayembara ini. Saudari Nguyen Minh Thuy, Kepala Tim Royal memberitahukan: “Kami harus mencari dokumen-dokumen untuk babak final ini melalui internet, buku, koran dan belajar dari sahabat-sahabat Laos. Mereka telah memperbaiki dan menambah informasi-informasi yang masih kurang sehingga membantu laporan kami menjadi lebih lengkap dan hidup-hidup. Ini adalah kemenangan tidak bagi kami saja, tapi juga bagi sahabat-sahabat Laos, orang-orang yang telah memberikan banyak bantuan kepada kami”.

Acara tersebut telah menciptakan kesan istimewa sehingga membuat para mahasiswa Laos sangat terharu.

Sekarang ini, di panggung muncul kira-kira sepuluh tempayan yang dibuat dari kertas  berwarna coklat. Di sampingnya ialah  2 sampai 3 pola kerangka tulang belulang yang berwarna putih. Lampu di panggung dipadamkan mendadak. Di bawah cahaya yang remang-remang, acara pagelaran yang dilakukan oleh Tim LGT menjadi misterius.

“Daerah dataran tempayan adalah satu situs peninggalan sejarah yang misterius dan sudah ada sejak ribuan tahun ini. Daerah dataran tempayan adalah satu alamat yang terkenal  di negeri Jutaan Gajah, ada 2.000 tempayan dari batu yang terletak secara terpencar di Xieng Khouang, dekat dengan provinsi Nghe An dari Vietnam”.

Saudara Nguyen Thanh Nam, salah seorang di antara 3 anggota Tim LGT menjelaskan alasan mengapa mereka memilih tema ini sebagai berikut: “Ketika memilih tema untuk ikut serta dalam sayembar aini, kami segera berpikir tentang daerah dataran tempayan, karena situs peninggalan sejarah ini berkaitan dengan hubungan antara dua negara Vietnam dan Laos. Daerah ini telah menyaksikan pertempuran-pertempuran dimana Tentara Rakyat Vietnam telah bahu-membahu dengan rakyat Laos untuk menentang Imperialis Amerika Serikat. Melalui acara ini, kami ingin menyampaikan pesan kepada kaum pemuda dua negeri yaitu harus tahu menghormati nilai-nilai sejarah yang ditinggalkan oleh para pendahulu, berusaha mencari tahu untuk menyosialisasikan citra dua negeri kepada sahabat-sahabat internasional”.

Saudara Tran Tuan Anh dan banyak penonton yang hadir dalam sayembara ini merasa sangat senang terhadap acara ini. Dia mengatakan: “Ketika bicara tentang Laos, kami segera berpikir tentang satu negeri yang misterius dan kemisteriusannya ialah daerah dataran tempayan. Hingga sekarang ini, orang masih belum tahu bahwa tempayan-tempayan ini ini digunakan untuk maksud apa”.

Doktor jurusan Ilmu Kebudayaan Phadon Insaveng, salah seorang di antara tiga anggota Dewan Juri merasa sangat puas atas acara-acara sayembara pada malam final ini. Dia mengatakan: “Sayembara ini sangat bermakna. Orasi-orasi dalam sayembara ini turut menyosialisasikan kebudayaan, adat istiadat, negeri dan manusia Laos kepada sahabat-sahabat Vietnam pada khususnya dan dunia pada umumnya. Sayembara ini juga berhasil memanifestasikan perhatian dari kalangan muda terhadap masalah mengkonservasikan kebudayaan tradisional. Ini juga merupakan aktivitas praksis untuk menyambut Hari Raya Bunpimay (Hari Tahun Baru) dari Laos, peringatan ulang tahun ke-55 penggalangan hubungan diplomatik antara dua negara dan peringatan ulang tahun ke-40 penandatanganan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama Laos-Vietnam”.

Pada pukul 21.00, setelah lebih dari 2 jam berkompetisi, sayembara “Mencari tahu tentang kebudayaan Laos” berakhir. Di antara lima tim  finalis ini, Tim Royal telah menggondol hadiah pertama dengan acara “Pesta mengikat serat benang di pergelangan tangan”. Acara “Daerah dataran tempayan” dari Tim LGT memperoleh hadiah kedua. Hadiah ketiga dicapai oleh Tim Trang dan dua hadiah hiburan diberikan kepada Tim MFC dan Casipeia. Bunga-bunga diberikan, senyumman-senyuman tersungging  di bibir dan jabatan-jabatan tangan memanifestasikan solidaritas dan menjanjikan adanya sayembara kedua dengan tema “Mencari tahu tentang kebudayaan Laos” yang sukses.


Komentar

Yang lain