CP TPP-tenaga pendorong bagi perdagangan global

(VOVWORLD) - Versi baru Perjanjian Kemitraan  Trans Pasifik (TPP)  merupakan  Perjanjian Kemitraan  Progresif dan Komprehensif  Trans Pasifik (CP TPP) yang  resmi ditandatangani oleh 11 negara anggota  pada Kamis (8 Maret)  di Cile. Permufakatan baru ini yang dinantikan akan memberikan peluang-peluang besar dalam satu kawasan liberalisasi perdagangan yang membentang luas dari Amerika ke Asia yang merupakan tenaga pendorong perdagangan global. 
CP TPP-tenaga pendorong  bagi perdagangan global - ảnh 1 CP TPP-tenaga pendorong  bagi perdagangan global (Foto ilustrasi : internet)

Mengalami  banyak rintangan, CP TPP (atau disebut  TPP 11) telah disepakati oleh 11 negara anggota di kota Da Nang, Vietnam Tengah di sela-sela  Konferensi Tingkat Tinggi APEC pada bulan November tahun 2017. Pada sidang 11 kepala delegasi perunding di Tokyo (Jepang) pada bulan Januari lalu, semua pihak sekali lagi menyepakati masalah-masalah yang masih menyisa, melakukan pemeriksaan  hukum maupun menyempurnakan prosedur-prosedur internal untuk resmi menandatangani Perjanjian ini pada Kamis (8 Maret).

Lahirnya CP TPP merupakan titik balik bersejarah dalam perdagangan dunia, memanifestasikan upaya yang melompat dari semua negara anggota, dengan Jepang sebagai pelopor, setelah Amerika Serikat menyatakan menarik diri dari permufakatan ini.

Keunggulan Perjanjian dagang generasi baru.

Permufakatan baru akan menghapuskan lebih dari 98% tarif perdagangan di zona perdagangan dengan GDP sebanyak 13 triliun USD, menduduki 13,5% skala perekonomian global. Pada tahun 2017 lalu,  pertukaran  dagang antara 11 negara anggota  CP TPP  ialah  kira-kira  360 miliar USD.

Isi  pokok CP TPP tetap mempertahankan  secara mantap  isi-isi yang paling  mendasar dari TPP yang terdiri dari liberalisasi investasi, perlindungan terhadap investor, perbelanjaan Pemerintah, kepemilikan intelektual dan lain-lain. Menurut itu, semua negara harus melakukan buka pintu bagi perusahaan-perusahaan dan investor-investor dari negara-negara anggota CP TPP. Obyek-obyek ini  bisa  beraktivitas  sama seperti para produsen dan pemasok jasa internal. Selain itu  menurut kerangka CP TPP, badan-badan usaha  asing mendapat perlakuan setara di bidang belanja pemerintah, badan-badan usaha  milik Negara dan badan-badan usaha swasta mendapat kepentingan dan prioritas yang sama, menciptakan persaingan yang sehat antara badan-badan usaha di dalam dan luar negeri. CP TPP juga mempunyai butir-butir  yang memperluas  peluang lapangan kerja  bagi kaum pekerja, para kepala keluarga, para petani, para pedagang dan para konsumen.

Bagi negara-negara  sedang berkembang seperti Malaysia, Vietnam, Singapura, Peru, Cile,  yang paling menyerap perhatian dari CP TPP  ialah  bisa memperluas  pasar-pasar ekspor. Sebagai penggantinya, bidang-bidang seperti belanja pemerintah, kepemilikan intelektual adalah hal-hal yang menarik  bagi negara-negara maju.

Di segi lain, satu butir yang penting dan progresif dari CP TPP ialah melakukan buka pintu bagi  negara-negara anggota  yang baru masuk, termasuk negara-negara di luar kawasan Asia-Pasifik. Artinya ialah CP TPP tidak hanya terbatas dalam 11 negara anggota, melainkan juga diperluas ke luar kawasan, kalau ada negara yang merasa mendapat kepentingan.  Dan hal yang lebih pantas dibicarakan ialah CP TPP  tetap selalu diperluas menyambut Amerika Serikat, memacu Amerika Serikat mempertimbangkan untung-ruginya ketika  melepaskan peranan  sebagai sebuah negara adi kuasa  dalam perjanjian dagang progresif yang pertama  pada abad XXI.

Keniscayaan dari perdagangan multilateral .

Setelah ditandatangani,  CP TPP  akan dengan resmi berlaku  pada paro pertama tahun 2019 ketika sedikitnya ada 6 negara anggota  yang  menyelesaikan semua prosedur  dalam negeri.  Penandatanganan resmi  CP TPP  merupakan satu langkah langkah positif.  CP TPP  tidak hanya dianggap sebagai regenerasi spektakular  dari target  TPP, melainkan juga menunjukkan tekad dari semua perekonomian Asia-Pasifik  dalam memperhebat kerjasama dan integrasi. CP TPP membuktikan satu hal bahwa kecenderungan perdagangan multilateral dan bebas adalah satu keniscayaan dan tidak bisa dijungkirbalikkan. Lahirnya CP TPP juga bertujuan untuk melawan kampanye  membangun  permufakatan-permufakatan dagang bebas bilateral  (FTA) menurut pedoman “Negara Amerika Serikat pertama-tama” yang diajukan oleh  pemerintah pimpinan Presiden Donald Trump. Dengan demikian, jelaslah  bahwa  CP TPP menjadi pelopor dalam  memundurkan  proteksionisme perdagangan yang sedang  ada kecenderungan muncul kembali di dunia.

Di samping kepentingan-kepentingan ekonomi yang diberikan oleh perjanjian CP TPP, yang lebih penting ialah CP TPP  dengan patokan-patokan yang tinggi  bisa menjadi model bagi banyak permufakatan dagang multilateral lain, misalnya  Perjanjian Kemitraan Ekonomi Regional yang Komprehensif (RCEP) yang dipelopori ASEAN. Dengan struktur terbuka, menyambut perhatian dari semua negara-negara lain,  CP TPP  diprakirakan  tidak berhenti di 11 negara anggota saja. Sekarang, Republik Korea, Taiwan (Tiongkok), Thailand, Indonesia dan Filipina telah menunjukkan keinginan berpartisipasi pada perjanjian dagang ini. Perluasan negara-negara anggota bisa mengakibatkan perkembangan rantai-rantai suplai baru di seluruh Asia, membantu meningkatkan  kepentingan ekonomi yang berarti kepada semua pihak yang bersangkutan.

Komentar

Yang lain