Dampak hasil pemilih di Jerman terhadap Uni Eropa

(VOVWORLD) - Partai Uni Demokratik Kristen Jerman (CDU) pimpinan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Uni Sosial Kristen (CSU) telah mencapai kemenangan  dalam pemilu Parlemen Jerman pada Minggu (24 September) dengan 33% jumlah suara. Hal ini berarti, Angela Merkel terus memegang jabatan sebagai Kanselir Jerman untuk masa bakti ke-4. Hasil ini tidak hanya  penting bagi Jerman saja, tapi juga berarti Uni Eropa akan lebih terkait di segi ekonomi dan politik.
Dampak hasil pemilih di Jerman terhadap Uni Eropa - ảnh 1Kanselir Jerman, Angela Merkel   (foto: AFP-VNA) 

Jerman adalah negara yang punya jumlah penduduk paling banyak, punya perekonomian paling besar di kalangan Uni Eropa dan punya pengaruh besar terhadap keputusan perkembangan seluruh blok. Hal yang menguntungkan Uni Eropa ialah ide poros yang dijalankan oleh Pemimpin Jerman, Angela Merkel ialah mendukung keterkaitan Uni Eropa.

 

Peranan Jerman  semakin penting dalam Uni Eropa

Dalam waktu dua dekade ini, peranan Jerman dalam Uni Eropa semakin lebih jelas. Jerman muncul sebagai satu subyek sentral dengan mempertahankan kestabilan. Kekuatan ekonomi, kemampuan militer dan cara perilaku diplomatik yang berhati-hati dan bertanggung-jawab yang dilakukan oleh Jerman sedang memberikan kepercayaan kepada negara-negara anggota Uni Eropa.

Di Eropa, Jerman memanifestasikan peranan politik melalui “mekanisme” koordinasi Jerman-Perancis. Mekanisme ini merupakan syarat yang penting untuk mendorong kerjasama di Eropa dalam waktu panjang.

Tentang ekonomi, Jerman memainkan peranan kunci dalam membantu Uni Eropa mengusahakan jalan keluar dari krisis keuangan. Pengaruh Jerman tidak hanya terbatas pada masalah-masalah ekonomi dan keuangan atau reformasi politik, tapi juga diperluas ke kebijakan keamanan dan diplomatik. Karena menangani masalah pengungsi secara hati-hati,  Angela Merkel dan Uni Eropa sedang berangsur-angsur mengontrol secara lebih baik masalah migran, satu tantangan yang menonjol dari  Uni Eropa selama ini.

Menurut penilaian tahunan yang dilaksanakan oleh Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa (ECFR), Jerman memelopori daftar negara-negara yang punya pengaruh terhadap kebijakan hubungan luar negeri Uni Eropa untuk dua tahun 2015 dan 2016 terus-menerus. Juga menurut hasil jajak pendapat yang dilaksanakan oleh ECFR dengan pertanyaan negara anggota mana yang melakukan pendekatan pertama dan paling banyak dalam menghadapi masalah-masalah Uni Eropa, data yang diperoleh menunjukkan yang berdiri di depan tetaplah Jerman.

 

Angela Merkel menang dalam pemilu: Faktor yang mempertahankan kestabilan Uni Eropa

Dengan ide poros ialah mendukung migran, mendukung keterkaitan Uni Eropa, harus ditegaskan bahwa kemenangan yang dicapai oleh Angela Merkel adalah faktor yang positif terhadap Uni Eropa.

Dengan peranan sebagai  lokomotif di Uni Eropa dan semakin melakukan intervensi aktif dalam banyak masalah internasional dan regional, Jerman dan Perancis sedang mengusahakan cara memperkokoh dan membarui Uni Eropa dalam menghadapi bahaya keberantakan atau krisis ekonomi-moneter, dimana masalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), krisis utang publik di Yunani, masalah liberalisasi perdagangan atau hubungan dengan Pemerintah Amerika Serikat merupakan tantangan-tantangan di depan mata  yang harus diatasi. Prioritas yang diberikan oleh Angela Merkel ialah Eropa perlu lebih independen di segi keuangan. Pada awal tahun ini, Presiden Perancis, Emmanuel Macron dan Angela Merkel telah menyetujui secara prinsip pembentukan Parlemen Eurozone, anggaran keuangan bersama Eurozone, memperkuat investasi publik di kawasan serta melakukan koordinasi yang lebih erat dalam upaya reformasi. Rekomendasi tentang pembentukan Dana Moneter Eropa (EMF) juga disetujui oleh Kanselir Jerman untuk  menciptakan kemampuan kepada Eurozon dalam menghadapi krisis tanpa bergantung pada Dana Moneter Internasional (IMF) yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat.

Tidak membiarkan Eropa kembali ke nasionalisme dan populisme, ibu Angela Merkel menginginkan  Eropa harus kuat dan aman. Dia pernah menegaskan baha “tahapan di mana Uni Eropa bisa percaya pada negara-negara  lain nampaknya sudah lewat” dan “negara-negara Eropa perlu harus memikul tanggung-jawab pertahanannya sendiri”. Buku  Putih Pertahanan Jerman tahun 2016 juga menegaskan kecenderungan Jerman akan memainkan peranan sebagai “satu agen sentral di Eropa”.

Dengan faktor-faktor di atas, menurut kalangan analis, Eropa sedang berangsur-angsur membangun satu persekutuan yang independen terhadap negara-negara adi kuasa, di antaranya, faktor lokomotifnya ialah pasangan Perancis-Jerman.

 

Rintangan

Secara umum, hasil pemilu di Jerman memberikan dampak  positif terhadap Uni Eropa. Akan tetapi, bukan berarti semua hal sudah  kondusif. Hasil pemilu di Jerman menunjukkan banyak perpecahan yang mencemaskan di segi masyarakat yang bisa menimbulkan pengaruh jangka-panjang. Yang paling jelas ialah pembentukan satu pemerintah koalisi baru akan lebih rumit. Sekarang ini, Partai Sosial Demokrat (SPD) menyatakan tidak mau ikut  dalam koalisi dengan CDU-CSU untuk membentuk pemerintah. Sementara itu, ibu Merkel menegaskan akan mengusahakan dialog dengan Partai Liberal Demokrat (FDP), Partai Hijau-partai sayap kiri tradisional. Akan tetapi, ini akan merupakan satu koalisi yang rumit, karena antara CDU-CSU dengan dua partai tersebut terjadi banyak perselisihan yang bersangkutan dengan  kebijakan ekonomi atau masalah reformasi Uni Eropa. Partai FDP menentang rekomendasi-rekomendasi reformasi yang dikeluarkan oleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron, sementara itu, semua rekomendasi ini nampaknya sedang didukung oleh Angela Merkel. Banyak pemimpin Uni Eropa yang lain juga  merasa segan-segan terhadap pandangan keras  FDP mengenai anggaran keuangan dan menentang kebijakan menerima pengungsi. Oleh karena itu, dalam keadaan, di mana FDP bisa masuk persekutuan dengan CDU-CSU, maka pastilah pandangan dan cara pendekatan dari pemerintah baru di Jerman tentang masalah-masalah Eropa akan mengalami perubahan. Dan ini bukanlah syarat yang ideal bagi rencana reformasi Eropa yang dijalankan oleh Perancis dan Jerman.

Terpilihnya Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk masa bakti ke-4 punya arti penting bagi hari depan Eropa. Akan tetapi, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi, selaku lokomotif dari satu persekutuan yang meliputi 27 negara, Jerman akan merupakan mata rantai yang penting dalam membantu Uni Eropa lebih terkait di segi ekonomi dan politik.  

Komentar

Yang lain