Kemajuan-kemajuan baru dalam proses Brexit

(VOVWORLD) - Setelah hampir dua setengah tahun sejak saat berlangsung referendum bersejarah di Inggris tentang keluar atau tetap tinggal di Uni Eropa (23/6/2016) dan lebih dari setahun melakukan perundingan yang penuh dengan kesulitan seolah-olah seperti mengalami kemacetan, Inggris dan Uni Eropa akhirnya mendapat kesepakatan teknis tentang satu rancangan permufakatan Brexit. Ini dianggap sebagai satu titik balik penting dalam proses perundingan yang sulit dan berlarut-larut antara London dan Brussels.

Kemacetan terbesar antara Inggris dan Uni Eropa dalam perundingan Brexit selama ini adalah “perbatasan keras” di darat antara daerah Irlandia Utara dari Inggris dan Republik Irlandia. Akan tetapi, perselisihan-perselisihan ini telah diatasi setelah perundingan ulang-alik dan menegangkan antara dua fihak pada beberapa hari ini.

Sementara dan mendadak

Isi kongkrit dari permufakatan sementara tentang Brexit yang dicapai antara Inggris dan Uni Eropa harus menunggu sedikitnya sampai sidang Pemerintah Inggris pada Rabu sore (14/11). Akan tetapi, menurut Kantor Kabinet Inggris, dua fihak telah menyepakati semua rincian yang bersifat teknis, di antaranya meliputi masalah yang paling sulit pada hari terakhir ini, yaitu rincian tentang perbatasan dua bagian Irlandia dan kawasan pembagian beacukai.

Dua fihak telah mencapai kesepakatan tentang cara tidak membentuk garis perbatasan keras antara daerah wilayah Irlandia Utara dari Inggris dan Republik Irlandia sebagai akibat dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Bisa dikatakan bahwa Pernyataan Kantor Kabinet Inggris tentang masalah dua fihak mencapai permufakatan sementara tentang Brexit adalah sangat mendadak karena dalam sidang paling belakangan ini antara Inggris dan Uni Eropa, semua bisa dikatakan tentang Brexit hanyalah kemacetan. Hanya sehari sebelum permufakatan ini diesahkan, pejabat dua fihak tidak seorangpung yang menegaskan 100% akan mencapai permufakatan ini. Bahkan, pada hari Kabient Inggris memberitahukan telah mencapai permufakatan sementara, Komisi Eropa (EC) telah mengumumkan informasi terinci tentang pekerjaan persiapan berjaga-jaga untuk skenario bagi kasus yang tidak mencapai permufakatan dalam perundingan Brexit.

Menurut itu, menunjukkan sejumlah terbatas tindakan-tindakan kongkrit di bidang prioritas, mengesahkan dua usulan legislatif tentang amandemen Undang-Undang yang sekarang sedang berlaku yang diajukan Uni Eropa di bidang-bidang visa untuk mempersiapkan Brexit, memberikan informasi secara luas tentang perubahan-perubahan yang bisa terjadi seperti mengontrol perbatasan, memeriksa beacukai, surat izin mengemudi dan lain-lain.

Pada saat Kabinet Inggris mengeluarkan informasi mencapai rancangan sementara tentang Brexit, fihak Uni Eropa belum mengajukan pernyataan apapun untuk menegaskan atau menolak sumber berita dari Inggris.

Tekanan di depan sangat besar

Permufakatan sementara ini tidak mudah dicapai setelah kira-kira 2 tahun melakukan perundingan secara sulit, memakan banyak kertas dari media dan menimbulkan perdebatan dalam opini umum Inggirs. Akan tetapi, tantangan terhadap Perdana Menteri Inggris, Theresa May belum berhenti di sini. Permufakatan harus diesahkan Kabinet Inggris (pada sidang Kabinet Rabu sore 14/11), langkah selanjutnya akan menjadi lebih rumit ketika nasakah ini disampaikan untuk diesahkannya di Parlemen Inggris.

Kesulitan memang benar-benar nyata ketika karena Brexit, maka gelanggang politik Inggris mengalami perpecahan yang mendalam. Hanya sehari sebelum Inggris dan Uni Eropa mencapai permufakatan sementara (Senin 12/11), PM Inggris, Theresa May telah harus membatalkan satu sidang kabinet darurat untuk menyepakati isi permufakatan antara Inggris dengan Uni Eropa tentang persyaratan Brexit. Sebelumnya, Deputi Menteri Perhubungan Inggris, Jo Johnson telah meletakkan jabatan untuk menentang rencara Brexit dari Theresa May, menganggap ini sebagai “kesalahan besar”. Ini merupakan pejabat ke-14 dalam kabinet Inggris yang meletakkan jabatan sejak November tahun lalu.

Setelah informasi tentang tercapainya permufakatan sementara diumumkan dari Pemerintah Inggris, pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn menyatakan akan meninjau secara teliti rincian permufakatan Brexit bersamaan itu menunjukkan bahwa permufakatan ini banyak kemungkinan tidak menguntungkan Kerjaan Inggris. 

Sedangkan, mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson mencela pemerintah Inggris dan menyatakan bahwa permufakatan ini telah melenceng terlalu banyak, meski mengakui belum membaca rancangan permufakatan secara teliti.   

Semua perkembangan ini berlangsung tanpa memperdulikan masalah PM Theresa May berkali-kali menegaskan akan tidak menerima satu permufakatan dengan Uni Eropa dengan segala harga.  

Hanya tinggal 5 bulan lagi sampai saatnya Brexit berlaku. Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29/3/2019. Kesepakatan teknis tentang rancangan permufakatan Brexit adalah langkah penting dalam proses untuk menyelesaikan “Permufakatan bercerai” dan mengajukan pernyataan tentang satu hubungan dagang pasca Brexit. Akan tetapi, apakah proses ini bisa selesai seperti keinginan Inggris dan Uni Eropa atau tidak, tergantung pada Kabinet, Parlemen Inggris dan para pemimpin Uni Eropa.   

Komentar

Yang lain