Memperkuat kerjasama antara Vietnam dengan Komunitas Francophonie

(VOVworld) – Presiden Vietnam, Tran Dai Quang, Jumat (25/11), mengepalai delegasi Vietnam menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 Negara-Negara Francophonie yang diadakan di Antananarivo, Madagaskar dari 26-27/11. Kehadiran delegasi Vietnam pada konferensi ini akan terus memperkokoh dan memperkuat hubungan kerjasama antara Vietnam dengan Komunitas Francophonie. 


Memperkuat kerjasama antara Vietnam dengan Komunitas Francophonie - ảnh 1
PM Madagaskar, Olivier Solonadrasana menyambut
Presiden Tran Dai Quang di bandara
(Foto: baotintuc.vn)

Pada 2/1986, menurut gagasan almarhum Presiden Perancis, Francois Mitterrand, KTT Pertama Negara-Negara Francophonie telah diadakan di Paris, Perancis dengan partisipasi dari hampir 40 pemimpin Negara dan Pemerintah negara-negara Francophonie. Hal ini menandai lahirnya secara resmi Komunitas Francophonie. Dari situ hingga sekarang, Komunitas Francophonie telah mengadakan 15 KTT.


Satu komunitas yang beranekaragam

Sekarang ini, Komunitas Francophonie mempunyai total 80 anggota dan pengamat di 5 benua dengan kira-kira 220 juta orang yang berbahasa Perancis diantara total 890 juta  penduduk dalam komunitas. Menjaga keanekaragaman budaya dan bahasa selalu merupakan target yang konsekuen dari komunitas dan dikaitkan dengan masalah mendorong bahasa Perancis di semua forum internasional. Komunitas Francophonie aktif menggerakkan keanekaragaman bahasa di semua forum internasional dengan mendorong pengesahan Konvensi Internasional tentang Keanekaragaman Budaya di UNESCO pada tahun 2005. Komunitas Francophonie telah memberikan sumbangan pada upaya-upaya bersama dari komunitas internasional untuk mendorong perdamaian dan keamanan di dunia, menyediakan banyak sumber daya untuk mengusahakan solusi yang berjangka-panjang bagi berbagai krisis dan bentrokan, membantu proses pelaksanaan demokrasi dan membangun negara hukum di beberapa negara anggota di Afrika.

Komunitas Francophonie selama beberapa tahun ini, memperhatikan pendorongan kerjasama ekonomi, memperhatikan soal mencitpakan  lapangan kerja untuk kaum wanita dan kaum pemuda. Pada 11/2014, untuk pertama kalinya naskah KTT Francophonie untuk pertama kalinya telah menyatakan kecemasan kuat tentang situasi Laut Timur dan mengimbau kepada semua pihak yang bersangkutan supaya mengekang diri secara maksimal, memecahkan sengketa melalui langkah damai, di atas dasar hukum internasional, diantaranya ada Konvensi Perserikatan Banga-Bangsa tentang Hukum Laut 1982, menyambut baik semua upaya keras untuk menjaga perdamaian, keamanan, kestabilan, kebebasan dan keselamatan maritim serta penerbangan di kawasan.


Vietnam- Anggota yang aktif dalam komunitas

Hubungan antara Vietnam dengan Komunitas Francophonie semakin berkembang. Sebagian besar negara Francophonie aktif mendukung perjuangan merebut kemerdekaan nasional Vietnam pada abad  XX dan menganggap Vietnam sebagai simbol perjuangan pembebasan nasional. Selama lebih dari 30 tahun ini, Vietnam telah mengusahakan banyak bantuan yang bernilai dari Komunitas Francophonie dalam hal sumber modal, intelektualitas dan teknik. Bersamaan itu, Komunitas Francophonie juga merupakan forum bagi Vietnam untuk menggelarkan kebijakan hubungan luar negeri, merupakan kanal untuk merebut dan memperkuat hubungan bilateral dengan beberapa negara anggota maju dan dengan negara-negara sahabat tradisional di Afrika. Hubungan yang baik antara Vietnam dengan Komunitas Francophonie ditandai dengan kehadiran-kehadiran yang dilakukan oleh pimpinan senior Vietnam dalam KTT Francophonie. Komunitas Francophonie memanifestasikan penghargaan dan secara permanen  mengirim delegasi tingkat tinggi mengunjungi Vietnam.

Dengan penyelenggaraan yang sukses KTT ke-7 di Kota Hanoi pada tahun 1997,Vietnam telah memberikan sumbangan penting dalam menginstitusikan aktivitas politik, menjunjung tinggi kerjasama di samping bidang-bidang politik, kebudayaan, bahasa, pendidikan dan pelatihan. Karena ikut serta secara lengkap dan substantif dalam hampir semua masalah prioritas dari Komunitas Francophonie, dari menetapkan strategi kerjasama, mendorong reformasi administrasi, keuangan sampai menderegulasikan sumber daya di bidang-bidang pendidikan dan perkembangan, maka Vietnam dianggap tergolong kelompok sedang berkembang poros, mempunyai suara dalam menentukan dan menggelarkan strategi kerjasama dari Francophonie. Vietnam berulang kali mendapat kepercayaan dari Komunitas Francophonie untuk dipilih menduduki posisi-posisi penting, misalnya Ketua Dewan Permanen Francophonie (CPF), Ketua Konferensi Menteri Francophonie (CMF), Ketua KTT masa bakti 1992-1998, Wakil Ketua Persekutuan Parlemen Francophonie (APF) untuk tiga masa bakti.

Organisasi Francophonie dan badan-badan pelaksana telah berkoordinasi dengan beberapa negara anggota Francophonie melaksanakan banyak proyek di Vietnam, diantaranya ada proyek membantu Vietnam tentang pengajaran bahasa Perancis  dengan bahasa Perancis di  tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi maupun tentang penelitian ilmu pengetahuan di beberapa bidang andalan seperti teknologi, ekonomi, perdagangan, farmasi, ilmu pengetahuan dasar, hukum dan lain-lain. Badan Perguruan Tinggi Francophonie (AUF) telah membentuk Ruang Bahasa Perancis dan teknik digital di tiga kota besar di Vietnam. Organisasi Francophonie juga melaksanakan berbagai proyek yang berskala kecil tentang informatika, hukum, energi, lingkungan hidup, pengurangan kemiskian, memberikan pendidikan guru dan bantuan untuk basis materiil sekolahan di daerah-daerah miskin dan daerah yang menjumpai kesulitan. Semua proyek yang dilaksanakan oleh Francophonie di Vietnam, pada umumnya dinilai mencapai hasil-guna.

Kehadiran Presiden Tran Dai Quang pada  KTT ke-16 Francophonie di Madagaskar merupakan peristiwa politik penting, turut mendorong kerjasama antara Vietnam dengan Komunitas Francophonie, menegaskan Vietnam sebagai satu mitra yang tepercaya dan penting bagi banyak negara anggota Komunitas Francophonie.  


Komentar

Yang lain