Perintah sanksi memundurkan proses pemulihan hubungan Rusia- Amerika Serikat”.

(VOVWORLD) - DPR Amerika Serikat (AS), pada Rabu (26/7/2017), mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) mengenai Pengenaan Sanksi-Sanksi yang baru terhadap Rusia dengan hasilnya yalah sedikitnya  419 suara pro dan  3 suara kontra. 

Perintah sanksi memundurkan proses pemulihan hubungan Rusia- Amerika Serikat”. - ảnh 1Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) dan Presiden AS, Donald Trump. (Foto:  internet)

Gerak-gerik ini membuat proses pemulihan hubungan bilateral AS - Rusia yang baru saja diawali oleh  Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin menjadi berlipat ganda sulitnya.

Para legislator AS memutuskan akan memperketat sanksi terhadap Rusia, karena menganggap bahwa negara ini telah melakukan intervensi terhadap pilpres AS pada tahun 2016 dan ada masalah-masalah yang bersangkutan dengan Ukraina dan Suriah. Pukulan sanksi baru khusus dikenakan terhadap semua proyek permigasan yang dimiliki Rusia dengan berbagai Perusahaan di AS, Jerman dan beberapa negara yang lain. Dengan RUU ini, Pemerintah AS perlu menerima kesepakatan dari Kongres kalau mau menggelarkan langkah-langgkah baru untuk melonggarkan sanksi.

 

Kontradiksi-kontradiksi  yang sengit

Hubungan Rusia-AS menjadi lebih serius ketika semenanjung Krimea digabungkan dengan Federasi Rusia pada Maret 2014. AS dan Uni Eropa telah mengenakan berbagai sanksi terhadap Rusia, memundurkan hubungan antara dua negara adikuasa turun ke tarap yang paling buruk sejak masa Perang Dingin. terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS telah dianggap akan membuka banyak kemungkinan untuk mendorong hubungan Rusia-AS. Dalam proses pilpres AS, Donald Trump pernah menyatakan bahwa setelah resmi menjadi pemimpin negeri AS, dia bersedia meninjau kembali masalah mengakui Krimea sebagai satu kawasan yang dimiliki Rusia dan menghapuskan sanksi terhadap Rusia kalau bisa mencapai permufakatan mengenai pemangkasan senjata nuklir dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan kalau Moskwa membantu Washington dalam perang anti-terorisme dan mencapai target-target penting yang lain. Donald Trump telah berkomitmen akan membina hubungan yang lebih baik dengan Rusia, Presiden Vladimir Putin juga menyatakan kesediaan untuk membentuk dialog dengan AS.

Perintah sanksi memundurkan proses pemulihan hubungan Rusia- Amerika Serikat”. - ảnh 2 Ilustrasi (Foto: internet)

Akan tetapi, hubungan Rusia-AS telah terjebak pada situasi “turun bebas tanpa rem”, bahkan pernah ada saat seperti di tepi jurang konfrontasi. Itu merupakan serentetan tuduhan  terhadap Rusia mengintervensi pilpres AS pada tahun 2016 dan perihal Moskwa memperpanjang perintah larangan impor ke Rusia beberapa jenis hasil pertanian, bahan mentah dan bahan makanan  eks AS sampai 31/12/2018.

Belum berhenti di situ, di tempat panas Suriah, perselisihan  antara dua negara ini menjadi lebih sengit setelah pasukan koalisi internasional yang dikepalai oleh AS menembak jatuh pesawat terbang tentara Suriah dan Rusia mengajukan reaksi yang “keras” yaitu memutuskan hubungan hotline untuk menurunkan bentrokan dan menghentikan mekanisme mencegah benturan di udara dengan AS. Semua gerak-gerik ini meningkatkan bahaya terjadinya risiko bentrokan antara dua pasukan militer yang paling kuat di dunia di Suriah. Seiring dengang itu, semua faktor mendadak seperti uji coba rudal yang dilakukan Republik Demokrasi Rakyat Korea pada 4/7 ini juga “menyelubungkan bayangan hitam” kepada hubungan Rusia-AS.  Ibu belum bicara selama ini, Rusia dan AS selalu menyatakan berselisih karena Rusia menentang AS yang menggelarkan Sisten pertahanan rudal jarak tinggi tahap terakhir (THAAD) di Republik Korea.

Untuk mencari solusi “mencairkan baku” dalam hubungan, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok G-20 di Hamburg, Jerman, pada 8/7, Presiden Donald Trump dan timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin telah melakukan pertemuan langsung pertama. Semua pernyataan dari kalangan pejabat Rusia-AS setelah pertemuan penting yang ditunggu-tunggu sejak lama dan menyerap perhatian dari opini umum memanifestasikan kepuasaan tentang hasil yang telah dicapai. Pertemuan puncak Rusia-AS juga menanifestaskan bahwa tanpa memperdulikan perselisihan yang belum dipecahkan, dua fihak masih membuka pintu dialog.

 

Target yang masih jauh

Akan tetapi, keinginan tentang hubungan Rusia dan AS akan menjadi lebih hangat ketika Donlad Trump terpilih sebagai Presiden AS adalah sangat sulit menjadi kenyataan karena keinginan Presiden AS, Donald Trump dalam memulihkan dialog, memperkuat hubungan dengan Rusia telah dirintangi oleh mekanisme “pengawasan dan keseimbangan” dalam sistem politik AS. Presiden AS, Donald Trump tidak bertentangan dengan program politik dari Partai Republik, yang langsung mendukung sanksi terhadap Rusia dan ada banyak kemungkinan yang akan harus menandatangani pemberlakuan sanksi yang baru terhadap Rusia pada waktu mendatang.

Kalangan pejabat Rusia dan beberapa negara di Eropa memperingatkan hubungan antara Washington dengan Moskwa dan negara-negara sekutu akan menjadi buruk kalau Donald Trump menandatangani pemberlakuan RUU ini. Khususnya, para legislator Rusia menyatakan bahwa RUU akan tambah memperumit hubungan Rusia-AS yang sedang berada di taraf paling rendah sekarang ini. Ketua Komisi urusan masalah-masalah intrnasional Duma Negara Rusia, Leonid Slutsky menegaskan bahwa RUU ini menghapuskan kemungkinan pemulihan hubungan bilateral dan membuat hubungan ini menjadi lebih rumit pada masa depan.

Jelaslah bahwa pengenaan sanksi AS terhadap Ruisa membuat hubungan Rusia-AS berkembang secara negatif dan sulit diperbaiki. Kontradiksi diplomatik antara dua negara ini bisakah ditanganai menurut arah yang positif, demi kepentingan dua negara, demi keamanan dan stabilitas global atau tidak?

Komentar

Yang lain