Semua perjanjian perdagangan menciptakan tenaga pendorong bagi perkembangan semua perekonomian

(VOVWORLD) - Dialog APEC tentang semua Perjanjian Perdagangan Regional dan Perjanjian Perdagangan Bebas (RTAs/FTAs) di kawasan Asia-Pasifik berakhir pada Minggu (27/8) di kota Ho Chi Minh, Vietnam Selatan. Pada dialog ini, perekonomian-perekonomian anggota APEC menetapkan akan memperhebat konektivitas regional secara ekstensif dan intensif, terus menjadi titik berat kerjasama APEC, di antaranya ada isi mendorong Perjanjian Perdagangan Regional, Perjanjian Perdagangan Bebas serta mengarah ke pembentukan satu Zona Perdagangan Bebas kawasan  (FTAAP).

Semua perjanjian perdagangan menciptakan tenaga pendorong bagi perkembangan semua perekonomian - ảnh 1 Deputi Menlu Vietnam, Bui Thanh Son (tengah) berpidato dalam upacara pembukaan pertemuan. (Foto: vnplus)

Selama hampir 30 tahun ini, perjanjian-perjanjian perdagangan regional dan perjanjian perdagangan bebas di kawasan APEC  tempat berhimpunnya  kira-kira separo dari seluruh perjanjian perdagangan di dunia telah berkembang kuat baik di segi kuantitas  maupun di segi skala dan sifat. Sekarang, para anggota APEC ikut pada totalnya 165 FTA/RTA, di antaranya ada 62 Perjanjian yang ditandatangani oleh para anggota APEC. Semakin ada banyak perjanjian perdagangan bebas generasi baru yang diundingkan dan ditandatangani di kawasan, berfokus pada masalah-masalah perdagangan dan investasi, masalah-masalah pasca perbatasan dan rintangan-rintangan bersifat non-tarif.

Pengaruh positif dari Perjanjian perdagangan bebas terhadap perkembangan ekonomi

Pada latar belakang ekonomi, perdagangan dunia dan kawasan menunjukkan ada  indikasi  pemulihan yang positif, maka perihal mengusahakan secara optimal kepentingan-kepentingan dari semua RTA dan FTA mempunyai makna sangat penting, untuk menciptakan tenaga pendorong baru bagi pertumbuhan ekonomi, perdagangan dan investasi. Semua perjanjian perdagangan bebas memberikan banyak keuntungan besar dalam hal pertumbuhan ekonomi, pendekatan pasar, penyerapan investasi asing, dampak terhadap reformasi institusi dan perundang-undangan di dalam negeri. Berkat adanya dampak dari perjanjian-perjanjian perdagangan bebas, pertukaran perdagangan intrakawasan APEC mencapai pertumbuhan sebanyak 274%, dari 2,3 triliun USD naik menjadi  6,3 triliun USD dari tahun 2000 sampai tahun 2016. Profesor Jeff Schott, Institut Ekonomi Internasional Peterson (Amerika Serikat) memberitahukan: “Saya fikir bahwa RTAs dan FTAs yang diikutsertai negara-negara anggota APEC cukup komprehensif. Banyak segi tentang kebijakan ekonomi  domestik  telah dibahas dan hal ini penting karena ini adalah fundasi bagi perkembangan satu perekonomian. Ketika negara-negara APEC saling berbahas, akan bisa mengajukan kebijakan-kebijakan dan reformasi sesuai dengan perekonomian untuk berkembang.”

Ibu Marie Sherylyn Aquia, Ketua Komite Perdagangan dan Investasi APEC mengatakan: “Negara-negara APEC telah dan sedang menjadi sebagian penting dalam FTAs dan RTAs. Mereka menerapkan dan melakukan perundingan tentang perjanjian-perjanjian FTA,  khususnya dialog tentang kebijakan. Saya lihat bahwa Vietnam telah mengajukan rencana berjangka panjang dan sangat berupaya melakukan integrasi dan kerjasama dengan berbagai perekonomian yang lain”.

Vietnam terus mendorong perundingan, menandatangani dan melaksanakan semua FTA/RTA

FTA memberikan keuntungan  yang besar bagi pertumbuhan ekonomi, pendekatan pasar, penyerapan investasi asing (FDI) dan  reformasi institusi di dalam negeri. Tapi, pada latar belakang ekonomi global dan regional sekarang ini, dengan dampak Revolusi Industri ke-empat, tujuan APEC yalah bagaimana bisa memanfaatkan secara optimal semua keuntungan sosial-ekonomi yang diberikan  FTA, bersamaan itu, meminimalkan semua dampak yang tidak menguntungkan yang muncul dari biaya penyesuaian dan ketidakseteraan yang meningkat.

Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Vietnam, Bui Thanh Sơn memberitahukan bahwa Vietnam melakukan perundingan dengan negara-negara mengenai perjanjian perdagangan. Kesulitan yang dijumpai Vietnam yalah sedang berada pada tarap perkembangan negara berpendapatan menengah-rendah, maka dalam perundingan, Vietnam mengeluarkan prinsip-prinsip, seperti memberikan perlakuan khusus dan berbeda terhadap negara-negara yang ekonomi-nya masih sedang buka pintu  tergeser dan mendekati pasar.Deputi Menlu Vietnam, Bui Thanh Sơn mengatakan

“Semua prinsip Vietnam ini dalam melakukan perundingan tentang semua FTA telah dimaklumi oleh perekonomian-perekonomian yang lebih berkembang. Oleh karena itu, dalam semua FTA yang dilakukan Vietnam ada peta jalan dan waktu bagi semua badan usaha dan daerah untuk menyesuaikan diri dan berpartisipasi secara lebih berhasil-guna”.

         Robert Holleyman, anggota rombongan Amerika Serikat (AS) menilai bahwa bagi Vietnam, semua perjanjian yang sudah ditandatangani dan menjadi efektif pada waktu lalu telah membantu badan-badan usaha ekspor Vietnam melakukan hubungan perdagangan internasional  lebih kondusif dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi kaum pekerja dan menyerap keatangan para investor asing di Vietnam. Robert Holleyman, anggota rombongan AS memberitahukan: “Peluang dan tantangan bagi Vietnam ketika berpartisipasi dalam semua perjanjian perdagangan yalah Vietnam mempunyai satu perekonomian buka pintu untuk bisa berpartisipasi dalam semua perjanjian ini. Ada peluang untuk lapangan kerja, menyerap investasi, mengembangkan ekonomi dan bisa menjadi satu perekonomian yang berkembang papan atas”.

Memperhebat integrasi ekonomi regional secara intensif dan ekstensif merupakan satu titik berat kerjasama dari APEC, di antaranya tidak bisa kurang ada peranan semua FTA/RTA. Pelaksanaan secara berhasil-guna pola integrasi ekonomi ini selangkah demi selangkah merealisasikan Target  Bogor (yang diesahkan pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-2 APEC pada tahun 1994)  mengenai liberalisasi,  kemudahan komersial dan investasi pada tahun 2020 dan menetapkan satu prospek APEC mengenai pembentukan Zona Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP)./.

Komentar

Yang lain