Terus menerus mendorong hubungan Vietnam-Sri Lanka

(VOVworld) - Seperti yang telah kami beritakan, Ketua Parlemen Sri Lanka, Chamal Rajapaksa  memulai kunjungan resmi selama 6 hari di Vietnam (dari 15 - 20 Juli), atas undangan Ketua Majelis Nasional Vietnam, Nguyen Sinh Hung. Kunjungan Ketua  Parlemen Sri Lanka tersebut tidak hanya untuk memperkuat kerjasama antara badan legislatif dua negara saja, melainkan juga membuka kesempatan-kesempatan kerjasama baru di banyak bidang lain antara Vietnam dan Sri Lanka. 

Terus menerus mendorong hubungan Vietnam-Sri Lanka - ảnh 1
Ketua Parlemen Srilanka Chamal Rajapaksa.
(Foto: dangcongsan.vn)

Hubungan Vietnam-Sri Lanka mempunyai kekhususan-kekhususan. Sedikit orang yang tahu bahwa Presiden Vietnam Ho Chi Minh  pernah tiga kali datang di Sri Lanka pada tahun-tahun 1911, 1928 dan 1946. Di ibu kota Colombo masih ada hotel yang bernama: “New Colonial Hotel”- tempat dimana Presiden Ho Chi Minh pernah menginap di perjalanan ke luar negeri untuk mencari jalan menyelamatkan Tanah Air. Rakyat dua negeri sudah sejak lama bersimpati dan saling mendukung dalam semua perjuangan pembebasan bangsa di masing-masinng negara. Generasi pemimpin Sri Lanka sekarang hampir semua-nya pernah turun ke jalan untuk berpartisipasi pada demonstrasi melawan perang di Vietnam. Dari gerakan itu, Asosiasi Solidaritas Sri Lanka - Vietnam  dibentuk pada 1966. Sampai sekarang, Asosiasi itu tetap menjalankan secara aktif dalam mendorong hubungan antara dua negara. Walaupun dunia mengalami banyak perubahan, akan tetapi hubungan solidaritas Vietnam- Sri Lanka tetap tidak berubah. Persahabatan dan solidaritas setia dan murni itu justru merupakan fundasi yang  mantap bagi hubungan antara dua negara untuk berkembang secara berkesinambungan pada tahun-tahun ini.

Dengan  pembukaan Kedutaan Besar Vietnam di ibu kota Colombo pada April 2011 dan kunjungan kenegaraan pertama yang dilakukan oleh Presiden Vietnam, Truong Tan Sang pada Oktober 2011 telah mendatangkan arus angin baru, membawa hubungan antara dua negara ke satu ketinggian baru. Pada beberapa tahun belakangan ini, hubungan kerjasama antara dua fihak mengalami perkembangan - perkembangan di banyak bidang, misalnya politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan… Dua fihak melakukan koordinasi erat dalam Gerakan Nonblok dan di semua forum internasional yang lain.  Sebagai salah satu diantara para anggota pendiri Konvensi PBB tentang Hukum Laut, Sri Lanka  selalu mendukung semua prinsip tentang penjaminan  keamanan dan kebebasan maritim, menangangi semua sengketa di laut dengan langkah damai, di atas dasar  menghargai hukum internasional. Sri Lanka bekerjasama erat dengan Vietnam di semua forum regional dan internasional, mendukung Vietnam mencalonkan diri pada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa masa bakti 2014- 2016.

Akan tetapi, hubungan ekonomi antara Vietnam dan Sri Lanka masih belum seberapa, pada pokoknya terpengaruh  oleh adanya bentrokan di Sri Lanka yang memakan waktu kira- kira 30 tahun ini, sampai Mei 2009 baru berakhir. Tetapi sekarang, ketenteraman  telah benar - benar kembali di Sri Lanka, membuka kesempatan- kesempatan  untuk hubungan kerjasama di semua bidang, khususnya bidang ekonomi antara Vietnam dengan pulau yang indah dan potensial ini. Selama dua tahun  terus-menerus pasca perang, ekonomi Sri Lanka mencapai pertumbuhan dengan laju sebanyak lebih dari 8%, membawa GDP  mencapai lebih dari USD 59 miliar. Sri Lanka mempunyai jumlah penduduk sebanyak 20 juta jiwa, akan tetapi dengan pendapatan perkapita  sebanyak kira - kira USD 3 000, maka daya serap pasar komoditas Sri Lanka amat besar.  Ditambah lagi, bisa menganggap Sri Lanka sebagai pintu gerbang bagi barang Vietnam untuk masuk ke kawasan Asia Selatan, melalui memanfaatkan semua Perjanjian Perdagangan Bebas yang ditandatangani oleh Sri Lanka dengan India dan Pakistan, untuk merebut pasar dengan jumlah penduduk lebih dari 1,5 miliar orang, diantaranya  ada kira-kira 500 juta penduduk kelas menengah di kawasan ini. Sri Lanka juga sedang menggelarkan satu program rekonstruksi dan pengembangan ekonomi yang kuat pasca perang. Dalam kebijakan pengembangan ekonominya, Sri Lanka dengan khusus menghargai hubungan ekonomi dengan Vietnam, menginginkan supaya badan-badan usaha Vietnam melakukan investasi kuat pada bidang - bidang, seperti permigasan, telekomunikasi, maufaktur permesinan dan perikanan. Sebaliknya, Sri Lanka juga berharap memperluas investasi di Vietnam, melalui itu bisa membuka kesempatan mendekati pasar ASEAN yang luas. Dari 2010 sampai sekarang, telah ada dua rombongan badan usaha besar Sri Lanka yang  datang mencari tahu pasar, melakukan promosi kesempatan kerjasama  ekonomi dan bisnis dengan Vietnam. Setelah dua kunjungan itu, telah ada banyak proyek kerjasama kongkrit yang ditandatangani di bidang-bidang, misalnya farmasi, kesehatan, perikanan, produksi teh, mesin pertanian, teknologi informasi dan sebagainya. Dua negara  sedang berusaha mencapai nilai perdagangan bilateral  lebih dari USD 1 miliar pada tahun-tahun mendatang. Dengan serentetan dokumen, permufakatan kerjasama yang sudah ditandatangani, misalnya Perjanjian tentang perangsangan dan proteksi, pencegahan dan pemberantasan kriminalitas, kebudayaan, pertanian, perikanan, naskah MoU tentang Konsultasi politik bilateral antara dua Kementerian Luar Negeri, naskah MoU tentang kerjasama manufaktur, naskah MoU tentang kerjasama promosi investasi bilateral; Perjanjian tentang kerjasama pendidikan 2011-2015…, Vietnam dan Sri Lanka sedang menghadapi kesempatan besar untuk memperluas, memperkuat kerjasama di semua bidang, demi kesejahteraan di masing - masing negara.

Hubungan politik yang baik,  persahabatan tradisional antara dua negara dan satu negara  Sri Lanka yang damai, stabil dan sedang lepas landas di pasca perang menjadi syarat - syarat yang kondusif bagi semua kementerian, instansi dan badan usaha dua negara untuk menggunakan dan memanfaatkannya. Oleh karena itu, kunjungan resmi  yang dilakukan Ketua  Parlemen Srilanka Cnhamal Rajapaksa di Vietnam kali ini  tentunya akan membuka kesempatan-kesempatan kerjasama yang lebih besar lagi. Tidak hanya ada pembicaraan – pembicaraan yang intensif dan ekstensif  dengan Ketua Majelis Nasional Vietnam,  Nguyen Sinh Hung saja, Ketua Parlemen Sri Lanka juga melakukan pertemuan dengan para pemimpin Negara dan Pemerintah Vietnam, mengunjungi dan melakukan temu kerja di banyak propinsi dan kota di Vietnam. Sudah tentunya, dengan tekat kedua fihak, hubungan Vietnam-Sri Lanka  akan mengalami perkembangan penting pada waktu mendatang./.

Komentar

Yang lain