Adat istiadat merayakan HUT sebagai balas budi terhadap kaum lansia dari warga etnis minoritas Nung di provinsi Thai Nguyen

(VOVWORLD) - Warga etnis minoritas Nung di Kabupaten Dong Hy, Provinsi Thai Nguyen, Vietnam Utara sampai sekarang ini tetap mempertahankan ritual : “Het khoan” (arti-nya HUT orang lansia) dalam adat istiadat mengucapkan selamat HUT kaum lansia dalam keluarga atau marga. Ini merupakan ciri yang indah dalam kebudayaan tradisional dari orang Nung, memanifestasikan penghormatan dan kasih sayang dari anak - cucu terhadap nenek, kakek dan orang tua, memanifestasikan aspirasi akan kehidupan yang berbahagia dari warga etnis minoritas tersebut. Ini juga merupakan produk spiritualitas yang diwarisi dari generasi ke generasi, mempunyai makna besar dalam menjaga  jati diri budaya yang khas dari orang Nung. 
Adat istiadat merayakan HUT sebagai balas budi terhadap kaum lansia dari warga etnis minoritas Nung di provinsi Thai Nguyen - ảnh 1 Adat istiadat merayakan HUT sebagai balas budi terhadap kaum lansia dari warga etnis minoritas Nung di provinsi Thai Nguyen

Dalam adat istiadat orang Nung, semua orang yang berusia dari 60 tahun ke atas akan dimasukkan ke dalam daftar  kaum  tertuta yang akan dirayakan HUT-nya. Menurut konsep dari orang Nung, ritual HUT untuk mengucapkan panjang umur merupakan salah satu di antara ritual-ritual yang diadakan dalam kehidupan setiap orang, tidak hanya memeberikan perawatan fisik saja, melainkan juga faktor spiritualitas agar kaum lansia gembira dan sehat.

Nenek yang bernama Hoang Thi Xuan, seorang etnis Nung di Dukuh La Doa, Kecamatan Minh Lap, Kabupaten Dong Hy- 85 tahun, tepat pada hari HUT-nya, anak cucu dia merayakan upacara HUT dengan mengucapkan selamat kepada beliau menurut adat-istiadat tradisional. HUT ini menjadi kesempatan bagi anak - cucu-nya untuk bisa berkumpul, memanifestsikan penghormatan dan menyatakan rasa balas budi terhadap orang-orang yang telah melahirkan dan membesarkan mereka. Oleh karena itu, seperti di upacara HUT nenek Xuan tersebut, ketika berkumpul untuk merayakan HUT, anak-cucu-nya datang membawa bermacam-macam cindramata, misalnya kue Day, telur rebus, ayam rebus, babi panggang dan lain-lain....Bapak Vuong Van Toan, seorang warga di Dukuh La Doan, Kecamatan Minh Lap, Kabupaten Dong Hy memberitahukan: “Adat-istiaat kami yalah setiap tahun, kami menyelenggarakan HUT kaum lansia untuk memohon agar mereka selalu sehat walafiat. Harus memilih tahun yang cocok dengan usia nenek dan kakek untuk memutuskan  harus menyelenggarakan atau tidak”.

Ketika orang  sudah lanjut usia, mulai muncul mulai  bermacam-macam kendala, misal-nya sakit, mata menjadi rabun atau menjumpai hari na'as dan lain-lain. Artinya saat itu, beras dalam guci sudah hampir habis, pohon menjadi tua, pohon jiwa menjadi rusak dan lain-lain....Maka, orang Nung menyelenggarakan HUT untuk menebus bahan pangan agar guci beras itu bisa penuh kembali, memanam pohon jiwa yang segar dan hijau, membuat lagi jembatan jiwa yang mantap. Guci beras jiwa yang telah dipenuhi kembali anak cucu itu akan diletakkan di atas altar pemujaan. Ibu Hoang Thi Hue, seorang Dukuh di Kabupaten Cao Loc, Provinsi Lang Son memberitahukan: “Tiga hari setelah upacara sedekah, orang Nung bisa makan beras dalam guci ini, tidak boleh membuang beras ini. Anak-cucu dalam keluarga harus makan beras ini sampai habis, tidak boleh memberikan-nya kepada babi atau ayam. Makna adat-istiadat ini yalah beras dalam guci telah habis, anak-cucu harus menebus kembali bahan pangan untuk nenek dan kakek agar memohon kesehatan yang baik bagi mereka”.

Upacara HUT dari orang Nung sangat sederhana dan  sudah sejak lama menjadi ciri yang indah dalam kehidupan spiritualitras orang Nung. Tidak hanya memanifestasikan fikiran yang sederhana tentang kejiwaan, rasa hormat dan rasa balas  budi terhadap nenek, kakek dan orang tua saja, melainkan juga membuat anak-cucu melihat diri sendiri  apa yang mereka lakukan  nenek, kakek dan orang tua merasa bangga dan membantu mereka hidup lama dan hidup sehat bersama dengan anak-cucu.

Komentar

Yang lain