Etnis minoritas Pa Ko

(VOVWORLD) - Warga Pa Ko adalah etnis minoritas yang hidup di barisan pegunungan Truong Son, kebanyakan bermukim di dua propinsi Quang Tri dan Thua Thien-Hue (Vietnam Tengah). Kehidupan mereka berkaitan dengan alam yang masih liar dengan cici-ciri khas dalam hal adat-istiadat dan semua aktivitas budaya sehari-hari.
Etnis minoritas  Pa Ko - ảnh 1Pesta  Arieu Ping (pesta Pemuatan kuburan) dari warga etnis Pa Ko. (Foto:vi.wikipedia.org)

Etnis Pa Ko sekarang ini dengan jumlah penduduk sebanyak 50.000 jiwa, pada pokok-nya bermukim di berbagai kabupaten daerah pegunungan A Luoi (propinsi Thua Thien-Hue) dan berbagai kabupaten yang lain, seperti Huong Hoa dan Dakrong (propinsi Quang Tri). Dalam sejarah berkembangnya, warga etnis Pako hidup secara berselang-seling dengan warga etnis-etnis minoritas Co Tu, Ta Oi, Van Kieu, oleh karena itu, mereka mempunyai banyak ciri khas yang cukup sama mengenai metode cocok tanam dan busana-nya juga hampir sama dengan busana dari warga etnis-etnis tetangga.. Tapi, bahasa warga etnis Pa Ko merupakan bahasa sendiri. Etnis Pa Ko mempunyai sejarah berkembang-nya yang sudah ada sejak lama dan membawa ciri-ciri sendiri. Bapak Ho Van Hanh, seorang sesepuh dukuh etnis Pa Ko di kecamatan Hong Trung, kabupaten A Luoi, propinsi Thua Thien-Hue memberitahukan:“Menurut legenda, warga etnis Pako sudah sejak jaman dulu tidak hidup di barisan pegunungan Truong Son seperti sekarang ini, mereka hidup di daerah dataran rendah dari propinsi Thua Thien-Hue sekarang ini. Konon, warga etnis Pa Ko jujur, maka telah kalah dalam perlombaan pembangunan benteng, oleh karena itu, mereka harus meninggalkan daerah dataran rendah untuk pergi bermukim di daerah pegunungan”.

Dari generasi ke generasi, warga etnis Pa Ko (arti-nya warga di daerah pegunungan) bermukim di dukuh. Dulu, setiap dukuh biasa-nya mempunyai dari 5-10 buah rumah panggung panjang yang dibuat dari kayu, bambu dan buluh, atap-nya dibuat dari daun-daun hutan. Rumah tradisional ini mempunyai banyak dinding, meliputi banyak dapur dari banyak kepala keluarga yang tinggal bersama. Di barisan-barisan rumah yang ditegakkan secara terpusat di sekitar satu lapangan yang besar. Di tengah-tengah lapangan, ada satu tiang  besar. Pada hari-hari pesta, tiang ini dihiasi sebagai pohon tradisional Neu. Ini merupakan pusat dari seluruh dukuh, tempat dimana berlangsung aktivitas-aktivitas kebudayaan dan keyakinan, pesta dari seluruh komunitas. Ruang lapangan ini cukup luas untuk menyelenggarakan lomba gajah, melaksanakan berbagai ritual untuk memuja gajah menurut tradisi warga etnis Pa Ko. Menurut tradisi, warga etnis Pa Ko selalu menganggap gajah sebagai satu jenis binatang yang paling bernilai, memanifestasikan kekayaan dari setiap keluarga dan marga di dukuh. Sesepuh dukuh, Ho Van Hanh memberitahukan lagi: “Dulu, semua dukuh etnis Pa Ko membudidayakan gajah. Warga etnis Pa Ko selalu memilih daerah yang tinggi, ada lereng besar untuk mendirikan rumah. Ini juga merupakan syarat untuk membudidayakan gajah. Dalam perang perlawanan menentang Imperialis Amerika Serikat dan menyelamatkan Tanah Air, warga etnis Pa Ko mendukung revolusi dengan cara ikut mengangkut barang-barang dengan tenaga gajah. Semua kawanan gajah dari warga etnis Pa Ko mengangkut senjata, bahan pangan, bahan makanan secara berhasil-guna, melayani secara efektif perang perlawanan tersebut”.

Dalam kehidupan kulturil dan spirituil, warga etnis Pa Ko mempunyai banyak pesta yang bercorak keyakinan, seperti Pul Aboh (pesta penggalian huma), Ada (pesta Panenan) dan Arieu Ping (pesta pemuatan kuburan). Setiap 5 atau 7 tahun sekali, warga etnis Pa Ko mengadakan pesta Arieu Ping untuk membangun dan memperbaiki kuburan nenek moyang dan semua marga. Warga Pa Ko menganggap ini sebagai pekerjaan bersama dan sekaligus merupakan pesta dari seluruh dukuh. Arieu Pingjuga merupakan ritual tipikal, membawa ciri-ciri khas dari warga etnis Pa Ko.

Disamping semua pesta, warga etnis Pa Ko juga mempunyai satu khasanah budaya yang kaya dengan lagu-lagu  rakyat dan tari-tarian yang istimewa, seperti Cha Chap, A Den, Ka Loi, Oat dan Ta Oi. Warga etnis Pa Ko juga membuat dan mengkoleksi banyak jenis instrumen musik khas untuk melakukan pertunjukan bersama dengan lagu-lagu rakyat dari etnisnya.

Dewasa ini, meskipun kehidupan warga etnis Pa Ko mengalami banyak perubahan, tapi warga etnis Pa Ko masih tetap dikenal sebagai satu komunitas etnis minoritas yang mempunyai identitas budaya bendawi dan non-bendawi yang beranekagaram. Warga etnis Pa Ko sekarang ini masih melestarikan banyak adat-istiadat dan pesta yang memanifestasikan keterkaitan di komunitas penduduk, di antara-nya ada yang paling menonjol yalah semangat bersatu dan berpadu tenaga untuk membangun dukuh menjadi dukuh yang cukup sandang-cukup pangan.

Komentar

Yang lain