Kakek tua batu putih- Bungkahan batu keramat dari warga etnis minoritas Ha Nhi di daerah perbatasan

(VOVWORLD) - Di tengah-tengah  hutan  yang berlapis-lapis di Provinsi Lai Chau (Vietnam Utara) ada satu bungkahan batu kuarsa alami yang terletak di atas satu puncak satu gunung tanah di Dukuh Pa Thang, Kecamatan Thu Lum, Kabupaten Muong Te, dilihat sebagai satu tonggak perbatasan yang mencegat perbatasan  di kaki langit daerah Tay Bac (atau daerah  Barat Laut). Menurut konsep warga etnis minoritas Ha Nhi di Kecamatan Thu Lum, Kabupaten Muong Te, Provinsi Lai Chau, bungkahan batu itu  merupakan “A po u phu”- seorang  laki-laki tua batu putih yang dikirim oleh Giang (artinya Yang maha kuasa) ke bumi untuk membantu orang Ha Nhi menjaga perbatasan. 
Kakek tua batu putih- Bungkahan batu keramat dari warga etnis minoritas Ha Nhi di daerah perbatasan - ảnh 1Batu keramat dari warga etnis minoritas Ha Nhi. (Foto: vov4) 

Di atas satu bukit yang masih liar, terletak di tengah-tengah  barisan hutan  rimba belantara Pa Thang, muncul satu bungkahan batu kuarsa yang berwarna putih, tinggi-nya kira-kira 1,7 meter, kaki batu lebar yang sama dengan satu meja besar dan mantap. Kalau dilihat dekat, bungkahan batu kuarsa ini tidak merata, kalau dilihat dari jauh, ia seperti seorang kakek tua, duduk diam-diam dan mukanya sedih, wajah-nya  menatap ke anak sungai yang mengalir secara tenang di kaki bukit.

Batu kuarsa ini dianggap sebagai satu tonggak alami di daerah perbatasan, jauhnya kira-kira 20 meter  dari garis patroli  pasukan perbatasan dan jauhnya kira-kira satu Km saja dari perbatasan  Vietnam-Tiongkok. Orang Ha Nhi  memberikan nama yang lebih akrab kepada batu kuarsa yang putih ini yalah si tua berambut putih.

Upacara sedekah kepada Dewa Batu Putih ini selalu diselenggarakan pada bulan Desember Masehi saban tahun. Dalam benda sedekah kepada Dewa Batu Putih tidak bisa kurang satu ekor babi hitam, dua ekor ayam, semuanya harrus  masih hidup dan tiga telur yang dicelup warna merah, tiga mangkok beras, tiga mangkok teh hijau. Altar pemujaan dibuat cabang pohon yang terus terang dan kuat, masih ada daun-nya, ditancapkan ke tanah, ada tiga lantai yang dibuat dari bambu. Dupa, botol miras, tembakau, rokok, uang kertas, semuanya diletakkan di mana saja di atas bungkahan batu itu. Dalam benda sedekah kepada Dewa Batu Putih itu, wajib harus ada satu bungkus tembakau. Bapak Chu Xe Lu, warga di Kecamatan Thu Lum menjelaskan: “Tembakau merupakan satu benda yang tidak bisa kurang, karena dulu, kami tidak membakar hio, hanya membakar tembakau saja yang ditanam oleh orang Ha Nhi sendiri. Sekarang, kami juga mempersembahkan kue dan gula-gula bagi dewa. Dulu, nenek moyang selalu menggunakan tembakau, maka kami sekarang juga mempersembahkan bungkusan tembakau”.

Dalam benda sedekah juga harus ada sedikit benang. Bapak Chu Go Po di Kecamatan Thu Lum memberitahukan bahwa harus ada benang atau benang kain, maka filsafat tentang benda sajian terhadap Dewa Batu Putih baru menjadi sempurna. Setelah menyiapkan benda sedekah yang cukup dan cermat, semua keluarga mengirim peserta masing-masing untuk menghadiri upacara sedekah ini. Hanya kaum laki-ki yang baru bisa menghadiri upacara ini saja, wanita dan tamu tidak boleh mengadiri upacara ini. Bapak Chu Go Po di Kecamatan Thu Lum memberitahukan: “Harus ada benang baru cukup unsur dalam benda sajian, artinya cukup “sandang-cukup pangan”. Karena ketika ada benang, kami baru bisa menenun  pakaian”

Pada setiap tahun, setelah Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (atau Hari Raya Tet), orang Ha Nhi naik ke gunung untuk menyelenggarakan upacara sedekah kepada Dewa Batu Putih, memohon tanaman baik, panenan baik juga, memohon supaya pasangan pemuda-pemudi  hidup bersama secara berbahagia. Pada upacara-upacara sedekah itu, hanya laki-laki baru bisa membakar tembakau untuk memohon rezeki .

Apakah karena mendapatkan perlindungan Dewa Batu Putih atau karena kerajinan orang Ha Nhi atau tidak, maka kehidupan warga di sekitar-nya selalu cukup sandang-cukup pangan. Orang Ha Nhi menceritakan kisah bahwa kalau jatuh sakit lama, mereka akan datang  ke Kakek tua Batu Putih untuk memohon perlindungan, maka akan cepat sembuh dan sehat. Menurut penjelasan para sesepuh dukuh, ada alasan-nya tentang hal ini, karena bungkahan batu ini merupakan batu kuarsa putih. Sifat batu kuarsa yalah punya energi positif yang sangat kuat, karena mengalami jutaan tahun terbentuk dan berkembang, maka, batu kuarsa menyerap energi positif yang kuat, bisa memberikan kemujruan dalam kehidupan dan pekerjaan, menanggulangi pengaruh dari energi negatif.

Komentar

Yang lain