Nyanyian Eirei dari warga etnis minoritas Ede - Omong-omong dengan musik

(VOVWORLD) - Ketika bicara tentang lagu rakyat dari warga etnis minoritas Ede, orang selalu berbicara tentang nyanyian K’ut dan Eirei. Kalau nyanyian K'ut bersifat luas, tidak terfokus, iramanya tidak jelas dan bersifat narasi, maka Eirei merupakan nyanyian dengan irama yang gembira, bergelora dan merupakan omong-omong dengan menggunakan musik yang hidup-hidup.
Nyanyian Eirei dari warga etnis minoritas Ede - Omong-omong dengan musik - ảnh 1Satu acara nyanyian Eirei dari warga etnis minoritas Ede. (Foto:vov4) 

Sudah sejak lama, nyanyian Eirei telah menjadi ciri-ciri aktivitas budaya dari komunitas warga etnis Ede di daerah tinggi Tay Nguyen. Nyanyian Eirei mempunyai irama yang gembira, santai, selalu dinyanyikan dalam kerumunan orang. Nyanian Eirei dimanifestasikan secara hidup-hidup melalui lirik-nya (atau disebut klei due), sehingga tercipta menjadi irama yang meliputi sajak dan musik.

Sebagian besar lirik-lirik dalam nyanyian Eirei adalah nyanyian dendang sayang. Ada tiga jenis nyanyian denang sayang etnis ini, misal-nya nyanyian dendang sayang, nyanyian dendang sayang memuji keindahan dalam kehidupan yang berisi nasehat kepada anak cucu, ketiga yalah nyanyian yang berbentuk teka-teki.

Ciri-ciri khas  dalam nyanyian Eirei yalah tidak hanya ada nyanyian dendang sayang di kalangan pemuda-pemudi saja, tapi bisa bernyanyi dendang sayang dengan pemuda atau pemudi bernyanyi densang sayang antara pemuda atau antara pemudi. Menurut artisan Aduon Nhuan, warga di Kecamatan Ea Tul, Kabupaten Cu Mgar, Propinsi Dak Lak, menyanyikan Eirei sangat sulit, khususnya menyanyikan Eirei dendang sayang, tidak semua orang bisa menyanyikan jenis Eirei ini. Mereka harus menguasai irama dan hafal  banyak sajak, kaya dengan imaji baru bisa  bereaksi cepat. Artisan Aduon Nhuan, warga di Kecamatan Ea Tul, Kabupaten Cu Mgar, Propinsi Dak Lak memberitahukan: “Di dukuh kami, kalau aca upacara selamatan kerbau dalam upacara pemakaman, orang lanjut usia menyanyikan lagu K’ut, sedangkan pasangan pemuda-pemudi bersama-sama minum miras Can tradisional, ketika sudah agak sedikit mabuk, mereka akan meniup seruling dan menyanyikan lagu  Eirei. Juga ada pasangan muda-mudi menjadi suami-istri melalui acara-acara seperti ini”

Nyanyian dendang sayang Eirei juga bisa dipertunjukkan sendiri. Pada saat itu, Eirei berfifat narasi, penyanyi bisa memanifestasikan fikiran, kerinduan, kegembiraan, pujian akan perasaan keluarga, persaudaraan, perasaan atas kampung halaman atau pesan dari pendahulu kepada anak cucu dan lain-lain….

Dewasa ini, karena kebutuhan demi layanan wisata dan integrasi, maka para warga bisa menyanyikan lagu Eirei di mana saja dan kapan saja. Dengan irama yang gembira dan bergelora, nyanyian Eirei dengan cepat dinyanyikan dalam semua upacara meminang, upacara pernikahan dan pesta-pesta di dukuh…Irama dan lirik yang istimewa dari nyanyian Eirei merupakan bahan yang bisa digunakan para nis untuk menulis lagu-lagu yang terkenal mengenai propinsi Dak Lak dan daerah tinggi Tay Nguyen, misal-nya “ Marilah datang di Buon Ma Thuot kalau masih mencintai”; “H’zen pergi ke huma” dan lain-lain.. Tapi, nyanyian Eirei dari warga etnis Ede sedang menghadapi kepunahan, karena kurang ada penerus. Menurut komponis, peneliti kebudayaan rakyat, Linh Nga Nie Kdam, pekerjaan mengkonservasikan, mengajar dan mewarisi nyanyian Eirei menjumpai kesukaran, karena kurang ada lingkungan pertunjukan, jumlah artisan rakyat menjadi semakin sedikit, jumlah orang yang cenderung menyukai nyanyian Eirei juga sedikit. Komponis Linh Nga Nie Kdam memberitahukan: “Dulu, di dalam dukuh ada denda menurut hukum adat melalui sajak. Selain memberikan denda, orang saling bertemu untuk saling berbincang-bicang melalui nyanyian K’ut dan nyanyian Eirei…Aktivitas-aktivitas tidak dilestarikan sampai sekarang ini. Harus ada pesta, pertemuan untuk bernyanyi dendang sayang dan berlomba dan lain-lain…Tapi sekarang ini, tidak ada lingkungan untuk melakukan pertunjukan, tidak ada pengajar lagi… bahaya kepunahan nyanyian Eirei  sangat tinggi”.

Kehidupan modern yang diiringi dengan banyak masalah hidup, maka sangat memerlukan dialog-dialog bermusik untuk menganeka-ragamkan dan memperindah kehidupan spirituil warga etnis Ede. Kisah-kisah melalui musik dan nyanyian Eirei diteruskan atau tidak, bergantung pada komunitas warga etnis Ede - tuan rumah nyanyian sajak yang mengasyikkan hati manusia.

Komentar

Yang lain